Sabtu, 21 September 2019

Doa Kesejahteraan

اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْئَلُكَ سَلَامَةًفِى الدِّيْنِ، وَعَافِيَةًفِى الْجَسَدِوَزِيَادَةًفِى الْعِلْمِ وَبَرَكَةًفِى الرِّزْقِ وَتَوْبَةًقَبْلَ الْمَوْتِ وَرَحْمَةًعِنْدَالْمَوْتِ وَمَغْفِرَةًبَعْدَالْمَوْتِ،اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا فِيْ سَكَرَاتِ الْمَوْتِ، وَنَجَاةًمِنَ النَّارِوَالْعَفْوَعِنْدَالْحِسَابِ


Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada engkau akan keselamatan Agama dan sehat badan, dan tambahnya ilmu pengetahuan, dan keberkahan dalam rizki dan diampuni sebelum mati, dan mendapat rahmat waktu mati dan mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkan bagi kami waktu (sekarat) menghadapi mati, dan selamatkan dari siksa neraka, dan pengampunan waktu hisab.

Penjelasan Singkat, terdapat beberapa poin-point penting dari doa diatas:
1. Salamatan fid din (Keselamatan dalam Agama) Apalah artinya kita mempunyai agama islam, tapi kita merasa tidak pernah selamat dalam agama kita, seperti akhlak dan moral kita rusak.

2. Afiyat fi jasadi ( Sehat Jasad / Jasmani) Kita semua tentunya ingin jasmani atau jasad kita sehat, sehingga kita bisa melakukan aktifitas dan ibadah sehari-hari, serta bisa menikmati ciptaan Allah.

3. Ziyadatan fi ilmi (Tambahnya Ilmu) Artinya agar kita diberikan ilmu atau kecerdasan, Setiap orang yang sukses tentunya karena mempunyai banyak ilmu, dan untuk melakukan ibadah pun butuh ilmu.

4. Barokatan fir rizqi (Rejeki yang barokah) Artinya agar kita diberikan rejeki yang barokah, baik itu berupa harta,keluarga, dll. Apalah artinya kita mempunyai banyak rejeki tapi tidak barokah.

5. Taubatan qablal maut (Taubat Sebelum Mati) Tidak semua orang sempat bertaubat sebelum mati, adakalanya manusia lagi bermaksiat kemudian meninggal, tentunya kita tidak ingin seperti itu bukan.

6. Warahmatan ‘Indal Maut (Mendapat Rahmat Ketika Meninggal) Kita pastinya ingin kematian kita tidak sia-sia, dalam artian kita mempunyai amal yang dapat memberikan rahmat ketika meninggal.

7. Wamaghfirotan Ba’dal Maut (Ampunan Setelah Meninggal) Dosa kita tentunya sangatlah tidak terhitung, kita semua pasti ingin mendapatkan ampunan ketika telah meninggal.

8. Hawwin ‘Alaina Fisakaratil Maut (Kemudahan dalam sakaratul maut (ajal menjelang)) Sungguh sangat sakit sekali apa yang namanya sakarataul maut itu, seperti menarik duri yang ada dalam daging, tidak semua orang dapat melewati sakaratul maut dengan mudah, dan tentunya dengan do’a diatas kita dimudahkan dalam menghadapi sakaratul maut.

9. Wannajaata Minannar (Di jauhkan dari api neraka) Semoga kita dihindarkan dari api neraka yang panasnya tidak dapat diperkirakan.

10. Wal Afwa ‘indal Hisab (Pengampunan waktu hisab) Pada waktu hisab adalah penentuan manusia akan dimasukkan neraka atau surga, dengan pengampunan di waktu hisab setidaknya akan mengurangi beban dosa kita.

Jumat, 13 September 2019

Makan Buah Saat Perut Kosong

TIPS MAKAN BUAH yang TEPAT

Hindarilah makan buah setelah makan nasi dan lauk. Cara ini sangat dilarang atau 'haram,' jikalau Anda ingin bebas dari serangan kanker dan penyakit mematikan lainnya.

Jika Anda makan buah saat perut kosong, maka detoksifikasi sistem tubuh Anda meningkat berkali-kali lipat. Problem kelebihan berat badan dan penyakit mematikan lainnya teratasi.

DAHSYATnya BUAH-BUAHAN

Jika Anda makan nasi, lalu menyusul buah, maka buah dicegah oleh nasi sebelum menuju usus. Nasi dan buah membusuk, berfermentasi, dan berubah menjadi asam. Tubuh yang sangat asam penyebab kanker dan penyakit mematikan lainnya.

Saat buah bersentuhan dengan nasi di usus, maka seluruh massa nasi perlahan rusak. Jadi, silakan makan buah saat perut kosong atau sebelum makan nasi dan lauk.

EFEK SALAH MAKAN BUAH

Mungkin Anda pernah mendengar keluhan yakni setiap kali makan semangka, ada orang menderita sendawa, ketika makan durian perutnya kembung, ketika makan pisang rasanya segera ke toilet, dan lainnya. Kondisi ini tidak bakal terjadi, jikalau Anda makan buah apa saja saat perut kosong. Karena buah-buahnya bercampur dengan pembusukan makanan lain, sehingga menghasilkan gas dalam usus.

Rambut uban, rambut rontok, botak, gugup, dan lingkaran hitam di bawah mata tidak akan terjadi, jikalau Anda makan buah saat perut kosong.

"Jeruk dan lemon bersifat asam, tetapi menjadi alkalin (basa) di dalam tubuh, jikalau dimakan saat perut kosong," ulas dokter HERBERT SHELTON yang melakukan riset khusus tentang asam basa tubuh.

BUAH UMUR PANJANG dan SEHAT

Jika Anda menguasai cara makan buah yang benar, maka Anda memiliki rahasia keindahan tubuh, umur panjang, kesehatan, vitalitas, kebahagiaan, dan berat badan ideal.

BAHAYA BUAH yang DIPANASKAN atau DIMASAK

Saat Anda minum jus buah, minumlah jus buah segar, bukan dari kemasan kaleng, bungkusan, atau botol.

Jangan minum jus yang dipanaskan. Jangan makan buah yang dimasak, karena semua nutrisi sudah hilang. Anda hanya mendapatkan rasanya saja. Memasak buah-buahan akan menghancurkan semua vitamin yang ada dalam buah. Makan buah utuh lebih baik dari pada minum jus.

Jika pun Anda minum jus buah segar, minumlah dengan perlahan, karena Anda harus membiarkannya bercampur dengan air liur (ensim di mulut) sebelum menelannya.

TERAPI BUAH TIGA HARI BERTURUT-TURUT tanpa NASI dan LAUK

Silahkan Anda coba mengkonsumsi buah selama 3 hari berturut-turut untuk membersihkan semua racun (detoksifikasi) di tubuhnya---hanya makan buah dan minum jus buah segar selama 3 hari berturut-turut tanpa makan nasi dan lauk. Teman-teman Anda akan melihat Anda lebih segar, cantik, dan enerjik.

BAHAYA MINUM AIR DINGIN setelah MAKAN: PEMICU KANKER

Jika Anda sering minum air dingin (air es) setelah makan, maka tamatlah hidup Anda. Karena semua jenis kanker siap menghancurkan tubuh Anda.

Minum air es setelah makan sangatlah nikmat, tetapi sangatlah membawa sengsara. Air es mengentalkan semua makanan berminyak yang baru saja Anda makan. Akibatnya proses pencernaan menjadi sangat lambat. Usus akan sangat cepat rusak, karena memaksa kerjanya.

Lebih dari itu, makanan berlemak dan telah membeku akan melapisi dinding usus Anda, sehingga perlahan memicu kanker usus.

Tentu saja Anda akan semakin gemuk dan sekaligus perlahan menginap kanker ganas. Karena itu, minumlah sup hangat atau air hangat setelah makan.

Semakin Anda tahu, semakin besar peluang Anda untuk bertahan hidup, sehat, dan umur panjang tanpa biaya mahal.

Kajian Ilmiah Annaba_2

FAEDAH -- ASHBAH

JELANG JUMAT

Berikut ini beberapa amalan istimewa di hari Jum'at

1. Membaca surat al-Kahfi pada malam Jum'at. "Dibolehkan membacanya Di siang hari bila tidak sempat membacanya di malam hari. (HR. Ad-Darimi, An-Nasa'i, Al Hakim).

2. Membaca surat As-Sajdah dan surat Al-Insan dengan sempurna pada dua rakaat shalat Shubuh. (HR. Bukhari dan Muslim dan yang lainnya)

3. Memperbanyak shalawat kepada Nabi ﷺ. (HR. Abu Dawud).

4. Laki-laki wajib melaksanakan shalat Jum'at. (Lihat: Syarh al-Mumti': 5/7-24)

5. Dianjurkan mandi besar. (HR. Muslim)

6. Memakai wewangian, bersiwak atau menggosok gigi, serta mengenakan pakaian yang paling baik. (HR. Ahmad)

7. Berangkat lebih awal menuju masjid. (HR. Muttafaqun 'alaih)

8. Saat menunggu kedatangan khotib/imam, dianjurkan untuk menyibukkan diri dengan shalat, shalawat, dzikir maupun membaca Al-Qur'an.

9. Dianjurkan mendekat kearah khatib untuk mendengarkan khutbah. (HR. Abu Dawud)

10. Dianjurkan juga menghadapkan wajah ke arah khotib saat khutbah sedang berlangsung. (HR. Abdurrazzaq dan Al-Baihaqi)

11. Wajib mendengarkan khutbah dengan seksama. Bagi siapa yang sibuk sendiri dengan bermain kerikil, Gadget, HP atau berbicara dengan orang lain pada saat khutbah sedang berlangsung, maka jum'atnya sia-sia. (Muttafaqun 'Alaih)

12. Saat masuk masjid disunnahkan mengerjakan shalat dua rakaat terlebih dahulu sebelum duduk mendengarkan khutbah. Hal ini berlaku sekalipun khutbah sedang berlangsung. (HR. Muslim)

13. Setelah menunaikan sholat jum'at disunnahkan mengerjakan shalat sunnah dua rakaat atau empat rakaat dengan dua kali salam. (HR. Muslim)

14. Berdo'a di penghujung hari Jum'at. (Muttafaqun 'Alaih)

Demikian Semoga bermanfaat.

Sumber : @Telegram.me/STaushiyyah

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

DUA PENYAKIT HATI TERBURUK YANG PERTAMA KALI DIMILIKI IBLIS YANG WAJIB KITA WASPADAI
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Ibnu Taimiyyah rahimahullah menandaskan:

والكبر والحسد هما داءان أهلكا الأولين والآخرين، وهما أعظم الذنوب التي بها عصى الله أولاً، فإن إبليس استكبر وحسد آدم، وكذلك ابن آدم الذي قتل أخاه حسد أخاه.

“Sombong dan hasad/dengki adalah dua penyakit yang telah membinasakan generasi terdahulu maupun generasi akhir. Kedua penyakit ini merupakan sebesar-besarnya dosa yang dengannya (dengan sombong dan hasad) Allah Ta’ala pertama kali di maksiati, sesungguhnya dahulu iblis bersikap sombong dan menyimpan dengki terhadap Nabi Adam alaihis shalatu wa sallam dan demikian pula anak Adam (dalam kisah Qabil dan Habil -pent) membunuh saudaranya juga karena dengki." (Jaami’ur Rasaa’il Ibnu Taimiyyah rahimahullah, tahqiq Muhammad Rasyaad Rafiiq Saalim, hal. 233)

Ana Berik Said mengatakan:
Ya Allah, betapa banyak kami yang telah dihinggapi sifat sombong dan hasad ini.

Kami merasa menjadi orang hebat, orang terkenal, dan bahkan kalau ada orang yang kami lihat melebihi kemampuan kami, hati kami seakan panas terbakar.

Habis hari-hari kami untuk selalu mencari-cari kelemahan siapapun yang kami pandang akan bisa mengalahkan posisi dan kedudukan kami. Padahal, Wallahi, hampir dalam semua masalah kami ini ya Allah kurang memiliki ilmu syar’i yang shahih.

Tajwid belum kami kuasai, bahasa Arab apalagi, muqaranatul madzahib (ilmu perbandingan madzhab) selembarpun kami belum tau, manhaj apalagi terkait dengan firqah-firqah nyaris kami buta sama sekali.

Bahkan kitab-kitab hadits induk, seperti Shahih Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan sebagainya, covernya pun hampir kami belum pernah melihatnya. Tapi terkadang hati ini Ya Allah selalu saja dirusak oleh kesombongan dan kedengkian.

Kami merasa hebat, berilmu, unggul hampir dalam seluruh perkara, dan nyaris tak ada yang mampu mengungguli kami.

Maafkan kami Ya Allah …
Kami sebenarnya teramat lemah dalam segala urusan. Redam hati kami dari sifat sombong dengan tawadhu, dan hancurkan sifat dengki kami dengan kelembutan hati dan rasa kasih sayang. Jauhkan kami dari kobaran murka dan gejolak emosi yang seakan tak bertepi.

Maafkan kami Ya Allah …
Jadikan kami makhluk-Mu yang tau diri. Aamiin.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalaminn, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin …

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/06/dua-penyakit-hati-terburuk-yang-pertama-kali-dimiliki-iblis-yang-wajib-kita-waspadai.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

EVALUASI DIRI

Salah satu bentuk evaluasi diri yang paling berguna adalah menyendiri untuk melakukan muhasabah dan mengoreksi berbagai amalan yang telah dilakukan.

Diriwayatkan dari Umar bin al-Khaththab, beliau mengatakan,

حَاسِبُوا أَنْفُسَكُمْ قَبْلَ أَنْ تُحَاسَبُوا، وَتَزَيَّنُوا لِلْعَرْضِ الأَكْبَرِ

“Koreksilah diri kalian sebelum kalian dihisab dan berhiaslah (dengan amal shalih) untuk pagelaran agung (pada hari kiamat kelak).” [HR. Tirmidzi]

Diriwayatkan dari Maimun bin Mihran, beliau berkata,

لَا يَكُونُ العَبْدُ تَقِيًّا حَتَّى يُحَاسِبَ نَفْسَهُ كَمَا يُحَاسِبُ شَرِيكَهُ

“Hamba tidak dikatakan bertakwa hingga dia mengoreksi dirinya sebagaimana dia mengoreksi rekannya.” [HR. Tirmidzi]

Jika hal ini dilakukan, niscaya orang yang melaksanakannya akan beruntung. Bukanlah sebuah aib untuk rujuk kepada kebenaran, karena musibah sebenarnya adalah ketika terus-menerus melakukan kebatilan.

SELFIE terbaik adalah MUHASABAH DIRI.

Sumber tulisan MuslimOrId.
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

SEDANG SHALAT SUNNAH, IQAMAT DIKUMANDANGKAN.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا أُقِيمَتِ الصَّلاَةُ فَلاَ صَلاَةَ إِلاَّ الْمَكْتُوبَةُ

“Jika iqamat sudah dikumandangkan (shalat berjama'ah dimulai) maka tak ada shalat apapun selain shalat wajib". [HSR. Muslim no.710 dan lain-lain].

Atas dasar ini maka Ulama menetapkan:

1) Jika dia masuk masjid untuk shalat berjama'ah, dan dia belum memulai shalat sunnah, sementara shalat berjama'ah sudah mulai ditegakkan, maka dia tak boleh shalat sunnah dan harus ikut shalat berjama'ah bersama imam tersebut.

Dalil masalah ini disamping hadits di atas, juga didukung oleh hadits berikut, dari ‘Abdullah bin Sirjis radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

دَخَلَ رَجُلٌ الْمَسْجِدَ وَرَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِيْ صَلاَةِ الْغَدَاةِ، فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ فِيْ جَانِبِ الْمَسْجِدِ، ثُمَّ دَخَلَ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَلَمَّا سَلَّمَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَا فُلاَنُ بِأَيِّ الصَّلاَتَيْنِ اعْتَدَدْتَ؟ أَبِصَلاَتِكَ وَحْدَكَ أَمْ بِصَلاَتِكَ مَعَنَا؟

"Suatu ketika datang seorang laki-laki masuk ke dalam masjid, sementara Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tengah mengerjakan shalat shubuh (berjama'ah). Lalu lelaki tadi, ia shalat (sunnah) dua raka'at di samping (serambi) masjid. Ia ikut bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika selesai mengerjakan shalat (shubuh berjama’ah tersebut), Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda: “Hai Fulan, sebenarnya shalat apa yang kamu inginkan. Shalat sendirian atau shalat bersama kami (berjama'ah)". [HR. Muslim no.712]

Ketetapan ini juga merupakan kesepakatan pendapat dari empat Mazhab Hanafi (Al Bahrur Raa’iq I:267), Maliki (Mawaahibul Jalil II:406), Syafi'i (Al Mamu’ IV:212), dan Hambali (Al Mughni I:329).

2) Jika ditengah-tengah dia sedang shalat sunnah, lantas tiba-tiba iqamat didengungkan dan shalat berjama'ah siap ditegakkan, maka apa yang harus dilakukan?

Maka ada rincian jawaban:

Rincian pertama, jika orang yang shalat sunnah ini masih dalam raka'at pertama sementara iqamat didengungkan, atau baru masuk raka'at kedua atau dalam posisi tanggung yang diperkirakan kalau dia menyelesaikan shalat sunnahnya dia tak akan bisa mendapatkan raka'at pertama bersama imam dalam shalat berjama'ah itu, maka dia hendaklah membatalkan shalat sunnahnya dan segera bergabung untuk bersama-sama shalat berjama'ah.

Dalil hal ini adalah hadits dari Ibnu Buhainah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

أُقِيْمَتْ صَلاَةُ الصُّبْحِ، فَرَأَى رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلاً يُصَلِّي وَالْمُؤَذِّنُ يُقِيْمُ، فَقَالَ: أَتُصَلِّي الصُّبْحَ أَرْبَعًا

"Iqamat shalat shubuh telah dikumandangkan. Lantas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang lelaki yang masih mengerjakan shalat (sunnah) sementara mu'adzin telah mengumandangkan iqamat. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apakah kamu ini hendak mengerjakan shalat shubuh empat raka'at?“. [HR. Bukhari no.663 dan Muslim no.711. Dan ini adalah redaksi Muslim].

Hal ini merupakan pendapat dari Mazhab Maliki (Al Mudaawanatul Kubra I:188).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/sedang-shalat-sunnah-iqamat-dikumandangkan.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH
﷽.

BERKAHNYA ILMU
Ustadz Fikri Abul Hasan حفظه الله تعالى

Al-Imam Al-Barbahari (329 H):

أن العلم ليس بكثرة الرواية والكتب وإنما العالم من اتبع العلم والسنن وإن كان قليل العلم والكتب، ومن خالف الكتاب والسنة فهو صاحب بدعة وإن كان كثير العلم والكتب

"Sesungguhnya keberkahan ilmu tidaklah ditunjukkan oleh banyaknya riwayat dan menulis kitab. Hanyalah orang yang berilmu itu adalah yang mengikuti ilmu dan mengamalkan sunnah meski ilmu dan kitabnya sedikit. Dan barangsiapa yang menyelisihi Al-Qur'an was Sunnah (dengan hawa nafsunya) maka dia adalah ahli bid'ah meski ilmu dan kitabnya banyak."

Syaikh Al-'Allamah Sholih Al-Fawzan menjelaskan, "Ilmu hanyalah dengan fiqh (pemahaman), mengikuti sunnah dan mengamalkannya meski sedikit. Namun sedikitnya ilmu yang disertai amalan sholih dan pemahaman yang benar terhadap agama Allah pada hakikatnya banyak. Adapun ilmu yang banyak tetapi tidak diamalkan, tidak mengikuti sunnah maka tidaklah ada faidah." (It-haful Qori bit Ta'liqot 'ala Syarhissunah lil Imam Al-Barbahari 2/41).

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

SETETES HIDAYAH YANG AGUNG
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzahullah

Satu penggalan ayat yang membuat terkesima dan jiwa menangis gembira serta luapan kegembiraan yang hanya dirasakan kaum yang beriman, atas semua anugerah Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah menunjuki kita sebagai hamba-hamba Nya.

و لو شئنا لأتينا كل نفس هداها...

"Dan sekiranya Kami (Allah) kehendaki, tentulah Kami datangkan (berikan) pada setiap jiwa petunjuknya..." (QS. As-Sajdah: 13)

Berkata Syaikh Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah as-Sady rahimahullah:

و كل هذا بقضاء الله و قدره ، حيث خلى بينهم و بين الكفر و المعاصي.

"Dan semua ini terjadi (dalam hal memberi petunjuk atau tidak) berdasarkan atas keputusan qadha dan qadar (taqdir) Nya".

Dimana Dia membiarkan (untuk sementara) mereka melakukan berbagai kekufuran dan berbagi kemaksiatan.

فلهذا قال: و لو شئنا لأتينا كل نفس هداها.

Maka dari itu, Dia berfirman: "Dan sekiranya Kami kehendaki, tentulah Kami datangkan (berikan) pada setiap jiwa petunjuknya..."

اي ، لهدينا الناس كلهم و جمعناهم على الهدى ، فمشيئتنا صالحة لذلك ، و لكن الحكمة تأبى أن يكونوا كلهم على الهدى.

Yakni, niscaya Kami memberi hidayah kepada manusia seluruhnya dan mengumpulkan mereka di atas petunjuk (hidayah), sebab Masyiah (Kehendak) Kami (sebenarnya) baik/layak untuk itu. Namun, dengan adanya hikmah (yang besar) tidak menghendaki untuk mereka semua mendapat petunjuk." (Lihat lengkapnya dalam tafsir karimir rahman fi tafsir kalami manan surah 32 As-sajdah 13. cetakan Darul ilmiyah hal 693.)

Wahai saudaraku, lihatlah nikmat yang besar ini, dimana sebagian besar manusia di dunia, tenggelam dalam kesyirikan dan mengibadati Selain Allah Ta'ala.

Bahkan merendahkan diri mereka untuk menyembah batu, kayu, salib, kera, tikus, atau apapun selain Allah, yang tidak mendatangkan manfaat dan menolak mudharat, tidak mendatangkan rejeki, tidak menghidupkan dan mematikan serta tidak pula membangkitkan.

Sedang anda termasuk hamba yang di pilih untuk mendapatkan hidayah-Nya. Maka patut bagi kita semua bersyukur dan memohon istiqamah di atas hidayah.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/setetes-hidayah-yang-agung.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

SABAR MENGHINDARI FITNAH YANG LEBIH BESAR

Syaikh Al-'Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i:

فأنصح كل سني بأن يصبر على الفقر وعلى الأذى حتى من الحكومات ، وإياك أن تحدثك نفسك وتقول: سنقوم بثورة وانقلاب

"Aku nasihatkan kepada setiap orang yang mengikuti sunnah Nabi ﷺ agar bersabar dengan kefaqiran, bersabar terhadap gangguan meski dari pemerintahnya.

Berhati-hatilah jangan engkau turuti bisikan jiwamu lalu berkata, “Kita akan melakukan pemberontakan dan kudeta!”

تسفك دماء المسلمين ، ورب العزة يقول في كتابه الكريم: وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِنًا مُّتَعَمِّدًا فَجَزَاؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِدًا فِيهَا وَغَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَابًا عَظِيمًا

Apakah engkau ingin menumpahkan darah kaum Muslimin? Sungguh Allah telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia, “Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya adalah jahannam dan dia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan untuknya azab yang besar.” (Tuhfatul Mujib 1/284)

Ustadz Fikri Abul Hasan حفظه الله تعالى

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

ANJURAN MENGHIBUR SAHABAT YANG SEDANG BERSEDIH

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan :

"Seorang itu jika melihat sahabatnya sedang bersedih, dia dianjurkan mengajaknya berbicara, yang dengannya akan bisa menghilangkan kesedihannya dan menjadi terhibur jiwanya."

Fath Al-Baari 9/363

‏قال ابن حجر رحمه الله :
‏المرء إذا رأى صاحبه مهموماً استحب له‏أن يحدثه بما يزيل همه ويطيب نفسه.
‏فتح الباري٣٦٣/٩.

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

FAEDAH LAILAAN

HUKUM WANITA HAID ATAU JUNUB MEMOTONG RAMBUT DAN KUKUNYA
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Ada anggapan pada banyak orang bahwa tatkala wanita sedang haid maka dilarang memotong rambut baik rambut kepala atau rambut lainnya dan kukunya. Demikian pula yang dalam posisi junub. Maka diantara mereka sampai ada yang tak mau menyisir rambutnya saat haid/saat belum mandi junub karena takut rambutnya terputus akibat bersisir. Bahkan sampai ada yang saat mandi dari haid mengumpulkan rambut yang terjatuh dan dicuci dahulu. Apakah ini benar?

Jawabannya, ini adalah anggapan yang bathil.

Berikut beberapa alasan yang menunjukkan bathilnya pendapat ini.

Pertama, saat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha melakukan umrah dan ia mengalami haid, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

انْقُضِي رَأْسَكِ وَامْتَشِطِي وَأَهِلِّي بِالْحَجِّ وَدَعِي الْعُمْرَةَ

“Tinggalkan umrahmu, lepas ikatan rambutmu bersisirlah”. [HSR. Bukhari no.1556 dan Muslim no. 1211]

Di sini jelas ada, bahkan, pembolehan seorang wanita yang haid untuk bersisir.

Jelas saat bersisir akan ada rambut yang akan terjatuh. Namun Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberikan pesan misal dengan “Awas kumpulkan rambutmu lalu cucilah“, dan yang semakna dengan itu. Karena memang sama sekali tak ada masalah dengan perkara ini.

Kedua, telah diketahui orang yang baru masuk Islam diperintahkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencukur rambut kemaluannya dan berkhitan dan mandi besar.

Sebagaimana perkataan kepada orang yang baru masuk Islam dalam hadits berikut:

أَلْقِ عَنْكَ شَعْرَ الْكُفْرِ وَاخْتَتِنْ

“Buanglah darimu bulu (rambut) kekufuran dan berkhitanlah“. [HR. Abu Dawud no. 356. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Abi Dawud [356]: “Hasan“]

Kita tahu orang yang kafir itu pasti masih dalam kondisi junub. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tak memerintahkannya mandi dulu, tapi langsung menyuruhnya mencukur (maaf) rambut kemaluannya, baru setelah itu diperintahkan mandi besar.

Andai rambut orang junub itu tak boleh dipotong tentu beliau tak akan memerintahkan orang muallaf tadi mencukur bulu kemaluan dulu, tetapi akan menyuruhnya mandi dahulu. Tetapi keadaannya tak seperti itu. Maka ini menunjukkan mencukur rambut baik rambut kepala dan lainnya dalam posisi junub atau haid tak masalah.

Fatwa Ulama Terkait Masalah Ini.

Dalam Kitab Madzhab Syafi’i Tuhfatul Muhtaaj Fi Syarhil Minhaaj disebutkan:

النص على أن الحائض تأخذها

"Menurut nash (dari kalangan Ulama Syafi’iyyah -pent) bahwa orang yang haid boleh mengambilnya. Maksud mengambilnya itu adalah boleh memotong kuku, mencukur bulu ketiak maupun kemaluan". (Tuhfatul Muhtaaj karya Al Haitsami rahimahullah IV:56)

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/06/hukum-wanita-haid-atau-junub-memotong-rambut-dan-kukunya.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

SAYYIDUL ISTIGHFAR

Dari Syaddad bin Aus rodhiyallahu 'anhu, dari Nabi ﷺ bersabda, "Sayyidul istighfar adalah seorang hamba mengucapkan:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ

"Alloohumma anta robbi laa ilaaha illa anta, kholaqtani wa ana 'abduk wa ana 'ala 'ahdika wa wa'dika mastatho'tu, a'uudzubika min syarri maa shona'tu, abuu'u laka bi ni'matika 'alayya wa abuu'u bidzanbi, faghfirli fa innahu laa yaghfirudzdzunuuba illa anta."

(Ya Allah, Engkau adalah Robbku, tak ada sesembahan yang benar selain Engkau. Engkau yang menciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari jeleknya perbuatanku, aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku kepada-Mu maka ampunilah aku, karena tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain Engkau).

Barangsiapa membacanya di siang hari dengan yakin sepenuh hati lalu meninggal pada hari itu sebelum petang maka dia termasuk penghuni surga. Dan barangsiapa membacanya di malam hari dengan yakin sepenuh hati lalu meninggal sebelum pagi maka dia termasuk penghuni surga." (HR. Al-Bukhori 6306)

Para Ulama menjelaskan kalimat ini disebut "sayyidul istighfar" (junjungan istighfar) karena di dalamnya terkandung makna taubat yang menyeluruh, pengakuan atas keagungan Allah dalam perkara rububiyyah-Nya, uluhiyyah-Nya dan al-asma' was shifat serta pengakuan sebagai hamba yang menyadari banyak kelemahan seraya memohon pengampunan dan curahan rahmat dari Allah atas segala dosa dan kekurangan.

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


HUKUM SHALAT ISTIKHARAH UNTUK MENONTON FILM RELIGI DI BIOSKOP?

Bismillah walhamdulillah wash shalatu wasallamu ‘ala rasulillah wa ‘ala aalihi wa shahbihi wa man waalahu, amma ba’du:

1. Shalat istikharah disunnahkan pada hal yang mubah, dan tidak disyariatkan pada hal yang wajib, sunnah, makruh dan haram.
2. Adapun hukum menonton film di bioskop HARAM baik film religi atau tidak, baik film religi versi liberal atau film religi versi pergerakan Islam. hal ini berdasarkan hal-hal berikut:

• Karena di dalam bioskop di dalamnya dapat dikhawatirkan menghantarkan kepada perbuatan zina, seperti perbuatan ciuman, pelukan dsm. Dan zina diharamkan untuk didekati dalam syari'at Islam, lihat QS. Al Isra:32, QS. Al An’am 151, dan yang menjauhi sebab-sebab perbuatan zina diganjar surga lihat QS. An Najm: 32.

• Di dalam bioskop terjadi ikhtilath (campur baur laki-laki dan perempuan yang bukan mahram tanpa hijab) apalagi di tempat remang-remang/gelap. Di zaman Rasulullah ﷺ terjadi ikhtilath di depan masjid di siang hari, dan beliau ﷺ melarangnya dengan sabdanya:

( اسْتَأْخِرْنَ ، فَإِنَّهُ لَيْسَ لَكُنَّ أَنْ تَحْقُقْنَ الطَّرِيقَ ، عَلَيْكُنَّ بِحَافَّاتِ الطَّرِيقِ ) فَكَانَتْ الْمَرْأَةُ تَلْتَصِقُ بِالْجِدَارِ حَتَّى إِنَّ ثَوْبَهَا لَيَتَعَلَّقُ بِالْجِدَارِ مِنْ لُصُوقِهَا بِهِ . رواه أبو داود (رقم/5272)،

Artinya: “Minggirlah kalian wahai para perempuan, karena sesungguhnya tidak berhak kalian berada di tengah-tengah jalan, hendaknya kalian di samping-samping jalan”, maka akhirnya wanita menempel di dinding sampai-sampai pakaiannya benar-benar tersangkut dengan dinding karena saking menempelnya ia dengan dinding.” (HR. Abu Daud)

KALAU DI TENGAH JALAN, DI SIANG HARI, BISA SALING MELIHAT SAJA DIHARAMKAN IKHTILATH, MAKA APALAGI DI TEMPAT REMANG-REMANG/ GELAP.

• Diharamkan bagi para lelaki untuk memasuki tempat berkumpulnya para perempuan, dalilnya, Rasulullah ﷺ bersabda:

" إِيَّاكُمْ وَالدُّخُولَ عَلَى النِّسَاءِ ". فَقَالَ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ : يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَفَرَأَيْتَ الْحَمْوَ . قَالَ : " الْحَمْوُ الْمَوْتُ ".

Artinya: “Jauhi oleh kalian masuk ke tempat para wanita”, lalu ada seorang lelaki dari kaum Anshar bertanya: “Ya Rasulullah, Apa pendapatmu jika (yang masuk) adalah Al hamwu (kerabat suami)?”, beliau bersabda: “Al Hamwu adalah (mendatangkan) kebinasaan.” (HR. Muslim)

• Di dalam bioskop bisa melihat perempuan yang bukan mahram baik di dunia nyatanya atau di dalam filmnya, dan perempuan tersebut dilengkapi dengan segala macam kecantikan yang membuatnya sangat menggoda bagi laki-laki siapapun laki-laki tersebut, baik ustadz atau murid, baik hafal quran atau tidak hafal quran, begitu juga untuk perempuan dalam melihat laki-lakinya, dalilnya lihat QS. An Nur: 30-31.

• Para lelaki yang membiarkan anggota keluarga perempuannya baik istri, anak perempuan, kakak dan adik perempuan, bibi dan lain-lainnya dari anggota keluarga perempuannya bercampur dengan para lelaki yang bukan mahramnya, bahkan belum diketauhi para lelaki tersebut shalih atau tidak, maka para lelaki yang membiarkan seperti ini adalah LAKI-LAKI DAYYUTS, apalagi sampai mengajak kelurga perempuannya ke bioskop, benar-benar LAKI-LAKI DAYYUTS. Dan sikap dayyuts diharamkan dalam Islam dan diancam diharamkan dari surga, dalilnya:

" ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَنَّةَ : مُدْمِنُ الْخَمْرِ، وَالْعَاقُّ، وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخُبْثَ ".

Artinya: “Tiga orang yang benar-benar telah Allah Ta'ala haramkan atas mereka surga; Pecandu minuman keras, seorang yang durhaka, lelaki dayyuts yang membiarkan kekejian di tengah keluarganya.” (HR. Ahmad)

INTINYA: HANYA LELAKI DAYYUTS YANG MENGAJAK KELUARGANYA MENONTON FILM DI BIOSKOP.

• Menonton film baik di bioskop atau tidak, baik religi atau tidak berarti menonton kedustaan, penipuan dan pelanggaran Islam lainnya;

- Menamakan pemainnya dengan nama yang lain.
- Memainkan sosok lain yang bukan jati dirinya. Misalnya sebagai hakim, penjual, pemabuk, atau lainnya.
- Ungkapan-ungkapan yang diketahui kebohongan dan khayalannya.
- Memperlihatkan diri sebagai penderita cacat, orang dungu atau lainnya, padahal tidak demikian.
- Memerankan sebagai tokoh yang sangat shalih, misalnya sebagai seorang kyai atau ustadz. Bisa juga memerankan tokoh jahat, yang selalu berbuat kerusakan atau kezhaliman, dan sebagainya.
- ADANYA PERAN SEBAGAI ORANG KAFIR, MELAFAZHKAN UNGKAPAN BERMUATAN KEKUFURAN, MENCACI-MAKI AGAMA DAN ORANG-ORANG SHALIH, dan ini termasuk ke dalam kebisaan kaum munafik:

وَلَئِن سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (QS. At Taubah: 65)

• Menonton film baik di bioskop atau tidak, pasti mendengar musik dan nyanyian, sedangkan mendengarnya diharamkan dalam Islam, dalilnya lihat: QS. Luqman: 6, QS. Al Isra: 64, QS. Al Furqan: 72.

JADI, JAWABAN ATAS PERTANYAAN DI ATAS:
Tidak disyariatkan shalat Istikharah untuk perkara yang diharamkan dalam Islam.

Adapun mengenai syubhat:
- Kan filmnya religi?
- Kan filmnya mendidik?
- Kan filmnya mengenai perjuangan Islam?

Maka nantikan jawabannya, kalaupun tidak dijawab tidak mengapa, karena ia hanyalah syubhat.
Wallahu a’lam bish showab.
🌏 @ahmadzainuddinalbanjary

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

BENARKAH DIANJURKAN MELEPASKAN ALAS KAKI SAAT AKAN MEMASUKI PEKUBURAN?
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Benar, sayangnya ini termasuk sunnah yang sudah banyak dilalaikan atau disepelekan orang. Padahal hal ini mestinya mendapat perhatian dari kita. Apalagi saat sunnah ini nyaris terkikis dan amat sedikit sekali yang mengamalkannya. Menghidupkan sunnah teristimewa sunnah yang nyaris punah termasuk sunnahnya melepaskan sandal/sepatu saat akan memasuki pekuburan, In syaa Allah akan meraih pahala yang agung, sebagaimana disabdakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ أَحْيَا سُنَّةً مِنْ سُنَّتِى فَعَمِلَ بِهَا النَّاسُ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ مَنْ عَمِلَ بِهَا لاَ يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْئًا

"Barangsiapa yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan (diikuti) oleh manusia lainnya, maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun“. [HR. Ibnu Majah 209, kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Ibn Majah 174: “Shahih karena adanya jalur pendukungnya"]

Nah, sekarang kami ingin tampilkan hadits masalah disunnahkannya melepaskan sandal/sepatu saat akan memasuki pekuburan dalam sub judul berikut,

Dalil Yang Menunjukkan Disyari'atkannya Melepas Sandal/Sepatu Saat Akan Memasuki Pekuburan

Basyir bin Ma’bad -yang lebih dikenal dengan Basyir Ibnu Khoshosiyah- radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

بينما هوَ يمشي إذا حانَت منهُ نظرةٌ فإذا هو برجُلٍ يمشي بينَ القبورِ عليهِ نعلانِ فقالَ : يا صاحبَ السِّبتيَّتينِ ويحَكَ ألقِ سبتيَّتيكَ . فنظرَ فلمَّا عرفَ الرَّجلُ رسولَ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ خلعَ نعليهِ فرمى بِهِما .

“Pada suatu waktu saya berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau melihat orang yang berjalan di area pemakaman dalam keadaan mengenakan sandalnya, maka (segera beliau menegurnya) dengan berkata: Wahai orang yang mengenakan sandal celaka engkau. Lepaskan sandalmu. Orang tersebut lantas menengok (untuk mengetahui siapa yang berbicara tersebut) dan ketika ia tahu bahwa yang menegur adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia segerah mencopot sendalnya “. [HR. Abu Dawud 3230, Nasa’i 2048, Ibnu Majah 1568, Ahmad 20.787 dan Bukhari dalam Aadabul Mufrod 775 ]

Derajat Hadits Tersebut

Menurut Imam Ahmad rahimahullah sebagaimana terdapat dalam Tanqiihu at Tahqiq [II:158] hadits ini bagus. Kata Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam Tahdzib as Sunan [IX:49]: “jayyid/bagus". Kata Imam Nawawi rahimahullah dalam al Khulaashoh [II:1070] dan dalam al Majmu’ [V:312]: “hasan". Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Aadabul Mufrod [596]: “shahih". Kata Syaikh Muqbil rahimahullh dalam as Shahihul Musand [188]: “shahih“.

Pendapat dan Penjelasan Para Ulama Mengenai Masalah Ini

Pertama, berkata Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah, Abu Dawud rahimahullah dalam al Masaa’il-nya mengisahkan:

رأيت أحمدَ إذا تبع الجنازة فقرُب من المقابر خلع نعليه

"Aku melihat Imam Ahmad rahimahullah jika mengantar jenazah lalu mulai mendekat area pekuburan, beliau melepaskan kedua sandalnya." (al Masaa’il, hal 158)

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/03/benarkah-termasuk-sunnah-sesekali-berjalan-kaki-tanpa-alas-kaki.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

KEKAFIRAN DAN KEBURUKAN SYI'AH RAFIDHAH DAN PARA PENCELA DAN PARA SAHABAT NABI RADHIYALLAAHU ‘ANHUM SECARA UMUM.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Tidak disebut Syi'ah kalau tidak mencela para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Bahkan sekte Syi’ah paling extrem yang disebut Rafidhah, maka mereka telah menyatakan murtadnya hampir seluruh Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kecuali hanya beberapa gelintir saja yang tidak mereka kafirkan.

Sayangnya Syi'ah Rafidhah kini yang menjadi Madzhab resminya negeri Iran. Bahkan hampir semua penganut Syi'ah diseluruh Indonesia sampai hari ini adalah penganut Syi'ah Rafidhah.

Mereka paling semangat mengkafirkan terutama Shahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Aisyah dan ribuan Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lainnya radhiallahu ‘anhum ajma’in. Semoga Allah menyumpal mulut-mulut Rafidhah ini.

Anehnya Rafidhah yang kafir ini mengkafirkan ribuan Shahabat atas nama kecintaan pada 'Ali radhiallahu ‘anhu dan Ahlul Bait radhiallahu ‘anhum lainnya. Padahal tak ada seorangpun Ahlul Bait yang membenci para Shahabat lainnya diluar Ahlul Bait radhiallahu ‘anhum ajma’in. Bahkan seluruh Ahlul Bait berlepas diri dari pencela para Shahabat radhiallahu ‘anhum ajma’in.

Saya -Berik Said- bahkan pernah menceramahkan ini secara khusus dalam banyak pertemuan kajian di Jakarta, Bogor, Solo, dan Indramayu.

Dalam risalah ini kami kutipkan sebagian kecil perkataan para ahli ilmu dari zaman Shahabat radhiallahu ‘anhum sampai para Ulama muta’akhirin yang sepakat mengkafirkan Rafidhah. Karena sebagaimana telah kami sebutkan dimuka, tidak disebut Rafidhah kalau tidak mencela Shahabat, maka kami akan kutipkan perkataan para Ulama itu walau terkadang tak langsung menyebut nama Syi’ah atau Rafidhahnya. Semoga bisa difahami.

Pernyataan Ahli Ilmu Zaman Shahabat

1. Ali Bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu berkata:

لَا يُفَضِّلُنِي أَحَدٌ عَلَى أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا إِلَّا جَلَدْتُهُ حَدَّ الْمُفْتَرِي

"Tidaklah didatangkan padaku seorang pun yang lebih mengutamanakan Abu Bakar dan ‘Umar radhiallahu ‘anhuma atasku, melainkan pasti ia akan kucambuk dengan ia cambukan sebagai seorang pendusta". (As Sunnah Ibnu Abi ‘Ashim rahimahullah 1219)

2. ‘Abdur Rahmaan Bin 'Abzaa radhiallahu ‘anhu (Beliau termasuk Shighor As Shahabah, wafat sekitar tahun 70 H)

فعن سعيد بن عبد الرحمن بن أبزى قال: (قلت لأبي: ما تقول في رجل سب أبا بكر؟. قال: يُقتل. قلت: ما تقول في رجل سب عمر؟ قال: يُقتل).

"Dari Sa’id bin ‘Abdur Rahman bin Abzaa rahimahullah berkata: "Aku pernah bertanya kepada ayahku (‘Abdur Rahman bin Abza radhiallahu ‘anhu): “Apa pendapat engkau tentang seseorang yang mencela Abu Bakar radhiallahu ‘anhu?“. Beliau menjawab: “Harus Dibunuh!“. Aku kembali bertanya: “Lantas apa pendapatmu tentang orang yang mencela ‘Umar radhiallahu ‘anhu?". Beliau menjawab: “Harus Dibunuh!“. (An Nahyu ‘An Sabbil Ashaab, hal.84, no. riwayat 31)

Pernyataan Ahli Ilmu Zaman Tabi'in

3. ‘Alqamah Qays An Nakha'i rahimahullah (Wafat 62 H). Beliau hidup dizaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, tetapi tak pernah bertatap muka dengan beliau. Wafat dizaman Mu’awiyah radhiallahu ‘anhu tahun 61 atau 62 H. Karena luasnya keilmuannya sampai sebagai Shahabat Nabi radhiallahu ‘anhu bertanya kepada beliau dalam beberapa perkara. (Siyaar A’laamun Nubalaa IV:53-61).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/kekafiran-dan-keburukan-syiah-rafidhah-dan-para-pencela-shahabat-nabi-radhiallahu-anhum-secara-umum.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

JERAT-JERAT NIAT
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah

Memeriksa kembali niat-niat yang tersembunyi dalam hati, sebuah upaya introspeksi diri sendiri

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إنما الأعمال بالنية

"Sesungguhnya setiap amal tergantung dari niatnya". [HSR. Bukhari no.1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689, 6953 dan Muslim no.1907].

Seorang pedagang yang baik tentu ia memiliki waktu untuk sekedar memeriksa laba dan rugi dalam usaha dan perdagangannya. Demikian juga dengan seorang muslim, hendaknya punya satu masa untuk ia berhenti sejenak, memeriksa hasil amalnya selama ini, apakah ia meraup untung atau rugi.

Kami (Abu Abd rahman) akan menulis dalam hal ini, sebagaimana (ciri) tulisan-tulisan kami sebelumnya, secara aplikatif bukan hanya sekedar teori-teori diawang, namun menjadi hasungan dan nasehat, baik bagi diri kami sendiri dan kita semua.

Masalah hati, merupakan hal terbesar dalam bagiannya dalam agama ini

1) Karena sebagian besar ajaran islam berputar seputar amaliah hati, dari tauhid dan aqidah, ikhlas, sabar, tawakkal dan semisalnya.

2) Berbolak baliknya hati, rahasia-rahasia besarnya, dan karakter hati yang menakjubkan sekaligus mengkhawatirkan.

Ibnu Jauzy rahimahullah berkata: "Iblis menyusup pada diri manusia, tergantung kadar yang dimungkinkannya, bisa besar, bisa kecil, bisa bertambah, bisa berkurang, tergantung kadar kesadaran dan kelalaiannya juga keilmuan serta kebodohannya." (Talbis Iblis hal.63).

Baik, sebelum kita lanjut, mari kita arahkan hati kita pada firman Allah Subhanahu wa Ta'ala berikut ini.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الم يعلموا أن الله يعلم سرهم و نجواهم و أن الله علام الغيوب

"Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui rahasia dan besitan hati mereka, dan bawasannya Allah mengetahui hal-hal yang tersembunyi (ghaib)". (QS. At-Taubah: 78).

Di ayat lain Allah Subhanahu wa Ta'ala juga berfirman:

يوم تبلى السرائر

"Hari di mana diungkapkan hal-hal yang tersembunyi". (QS. At-Tariq: 9).

Bila kita membaca dengan iman, tentu hal ini menjadi gemuruh tsunami bagi orang yang memiliki rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Semisal ayat-ayat dan hadits diatas, untuk dibaca setiap orang yang berjalan menuju Allah dalam hidupnya.

Ketahuilah, bahwa hati ibarat benteng, disekeliling benteng ada pagar-pagar (kecil) yang mempunyai beberapa pintu, juga disana sininya ada beberapa celah yang bisa dimasuki musuh. Yang menjaga celah-celah itu adalah akal yang lurus, dan para Malaikat.

Ada beberapa satuan pasukan penyerang yang senantiasa menyerang, baik pasukan hawa nafsu dan setan. Pasukan ini silih berganti datang tak mungkin dihentikan, sehingga terus berkobar peperangan antara musuh dan penghuni benteng (hati). Pasukan terus berputar disekeliling benteng mencari lengah, dan kewajiban penghuni benteng mengetahui seluruh pintu benteng dan cela-celanya, tidak boleh ia lengah, sebab musuh juga tidak pernah lengah. (Talbis iblis hal 63).

Godaan pasukan setan sebagaimana dijelaskan tadi, menyerang manusia sesuai kadar diri hamba itu, demikian juga pasukan hawa nafsu, dan ego juga kepentingan-kepentingan yang terkait hal ini di dalam diri mereka sendiri. Maka setiap tinggi satu dahan terpaan penyakit dan musuh semakin besar.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jerat-jerat-niat.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

HUKUM MENGERASKAN BACAAN AYAT QUR'AN, TAHLIL ATAU DZIKIR SAAT MENGIRINGI JENAZAH
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Dalil yang terkait dengan masalah ini, Qois bin 'Abad radhiallahu ‘anhu menceritakan:

كانَ أصحابُ رسولِ اللَّهِ صلَّى اللَّهُ عليهِ وسلَّمَ يَكْرَهونَ رفعَ الصَّوتِ عندَ الجَنائزِ وعِندَ القتالِ وعندَ الذِّكرِ

"Para Shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membenci mengeraskan suara (dalam tiga keadaan -pent), mengeraskan suara saat mengantar jenazah, mengeraskan suara saat berperang, mengeraskan suara saat berdzikir". [HR. Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushonnaf 34.104, Baihaqi 7433, Al Khothib dalam Taarikh Baghdaad VIII:91, dengan sedikit perbedaan redaksi, dan lain-lain].

Derajat Atsar Diatas.

Kata Ibnul Mulaqqin dalam Tuhfaatul Muhtaaj [II:21]: “Shahih atau Hasan“. Kata Ibnul Hajar dalam Al Futuuhaat Ar Rabaniyah [IV:184]: “Mauquf Shahih“. Kata Al Albani rahimahumullah dalam Ahkamul Janaa’iz [hal.92]: “Seluruh perawinya kredibel”.

Dalam kesempatan kali ini ana akan memfokuskan pembahasan pada mengeraskan suara saat mengiringi jenazah dengan bacaan Al-Qur'an atau dzikir-dzikir atau kalimat tertentu lainnya, seperti yang banyak dilakukan oleh kaum muslimin dewasa ini.

Pendapat Empat Madzhab Dalam Masalah Ini.

Atas dasar atsar diatas, maka empat madzhab sepakat tidak disyariatkannya membaca dengan keras ayat Qur'an maupun dzikir saat mengusung jenazah

Ini adalah pendapat dari Madzhab Hanafi: (Al Bahrur Raa’iq karya Ibnu Najim rahimahullah II:207), Madzhab Maliki (Syarah Mukhtashar Khalil, karya Al Khurasyi rahimahullah [II:136-137], Madzhab Syafi'i (Al Majmu’, karya Imam Nawawi rahimahullah [V:321]), Madzhab Hanbali: (Al Mughni, karya Ibnu Qudamah rahimahullah [II:355]). Bahkan Ulama menganggap hal ini sebagai Ijma’.

Hal ini diantaranya dikatakan oleh Ibnu Muflih rahimahullah dalam Al Furu’ [III:369]

ويكره رفع الصوت ولو بالقراءة اتفاقاً

“Dan dibenci mengeraskan suara (saat mengantar jenazah) sekalipun membaca ayat Qur'an berdasarkan kesepakatan Ulama“ (Al Furu, karya Ibnu Muflih rahimahullah III:369).

Imam Nawawi rahimahullah pakar hadits dan fiqih Madzhab Syafi'i, sekalipun beliau termasuk yang berpendapat ada bid'ah hasanah, tetapi dalam bab ini berkata:

واعلم أن الصواب المختار ما كان عليه السلف رضي الله عنهم: السكوت في حال السير مع الجنازة ، فلا يرفع صوتا بقراءة ، ولا ذكر ، ولا غير ذلك ، والحكمة فيه ظاهرة ، وهي أنه أسكن لخاطره ، وأجمع لفكره فيما يتعلق بالجنازة ، وهو المطلوب في هذا الحال فهذا هو الحق ، ولا تغترن بكثرة من يخالفه

“Dan ketahuilah bahwa yang benar dan yang dipilih (diamalkan) para Salaf adalah: "Diam saat mengiring jenazah, tidak mengeraskan suara baik itu berupa ayat Qur'an, dzikir dan selain dari itu." Dan hikmah dari ini semua itu jelas, yakni lebih mententramkan pikiran dan lebih berkonsentrasi dengan apa yang terkait dengan jenazah. Dan memang beginilah kondisi yang mesti ada saat mengiringi jenazah. Maka inilah yang benar. Dan jangan sampai kamu tertipu dengan banyaknya orang yang menyelisihinya“. (Al Adzkaar hal: 160).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/03/mengeraskan-bacaan-ayat-quran-tahlil-atau-dzikir-saat-mengiringi-jenazah-menuju-kepemakaman.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH LAILAAN


HUKUM MENCERITAKAN URUSAN RANJANG SUAMI ISTRI WALAU HANYA BERMAKSUD BERGURAU
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

جاء النهي عن نشر أسرار الجماع بين الزوجين .

Telah ada larangan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyebarkan urusan ranjang sepasang suami istri.

فعن أَبي سَعِيدٍ الْخُدْرِيّ ، قال : قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ ، وَتُفْضِي إِلَيْهِ ، ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا) رواه مسلم (1437).

Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh manusia terburuk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat menurut Allah adalah seorang laki-laki menggauli istrinya dan seorang wanita menggauli suaminya, namun lantas menyebarkan rahasia ranjang yang terjadi pada mereka". [HR. Muslim no.1437].

قال النووي رحمه الله تعالى: وفي هذا الحديث تحريم إفشاء الرجل ما يجري بينه وبين امرأته من أمور الاستمتاع ، ووصف تفاصيل ذلك ، وما يجري من المرأة فيه من قول أو فعل ونحوه انتهى من "شرح صحيح مسلم" (10/9)

Imam Nawawi rahimahullah menandaskan: “Hadits ini menunjukkan bahwa haram hukumnya seorang laki-laki menyebarluaskan apa yang terjadi antara dia dengan istrinya pada saat berjimak, memberikan gambaran detail, termasuk apa yang terjadi pada seorang wanita pada saat melakukannya baik dari ucapan dan perilaku berjimaknya ataupun yang lainnya”. (Syarah Shahih Muslim X:9).

ولكن إذا احتيج لذكر شيء من ذلك لبيان الحكم الشرعي أو لنصيحة أو لدفع خصومة بين الزوجين ونحو ذلك فإنه لا بأس به. وإذا أمكن التعريض في هذا فهو أولى من التصريح ، وإذا أمكن أن يذكر الأمر على سبيل العموم والإجمال فلا يذكر التفصيل .

Hanya saja bila dibutuhkan darurat untuk menyebutkan sesuatu (seperti) untuk menjelaskan hukum syar'i atau untuk menasehati atau untuk mencegah permusuhan antara suami istri dan yang semisal itu, maka tak mengapa. Hanya saja disampaikan dengan cara bahasa kias, itu lebih utama daripada dengan bahasa yang terlalu vulgar. Bahkan jika memungkinkan untuk mengungkapkannya secara global, maka tak perlu untuk diceritakan secara rinci. Dan jika memungkinkan untuk menyebutnya secara global maka tidak perlu disebutkan secara rinci.

ومما يدل على هذا: عَنْ عَائِشَةَ ، زَوْجِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ: إِنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الرَّجُلِ يُجَامِعُ أَهْلَهُ ثُمَّ يُكْسِلُ هَلْ عَلَيْهِمَا الْغُسْلُ ؟ ، وَعَائِشَةُ جَالِسَةٌ . فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (إِنِّي لَأَفْعَلُ ذَلِكَ ، أَنَا وَهَذِهِ ، ثُمَّ نَغْتَسِلُ) رواه مسلم (350)

Diantara yang menguatkan hal ini adalah (hadits berikut): Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang seseorang yang bercampur dengan istrinya namun tidak mencapai ejakulasi, apakah keduanya diwajibkan mandi besar?. Saat itu ‘Aisyah radhiallahu ‘anha sedang duduk di situ. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh saya telah melakukan hal yang sama, saya dan (istri) saya ini. Kemudian kami berdua mandi besar”. [HSR. Muslim no.350].

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/hukum-menceritakan-urusan-ranjang-suami-istri-walau-bermaksud-bergurau.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


DEMONSTRASI, SOLUSI ATAU POLUSI?
Oleh Syaikh Su’aiyyid bin Hulaiyyil Al-Umar.

Segala puji bagi Allah ﷻ yang telah mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar, untuk memenangkannya diatas segenap agama, dan cukuplah Allah ﷻ sebagai saksi.

Semoga shalawat serta salam atas Nabi kita Muhammad ﷺ, pengemban ajaran yang bersih dan murni, demikian juga atas keluarga, para sahabat dan pengikutnya, serta siapa saja yang meneladani dan berpedoman pada ajaran beliau sampai hari kiamat nanti. Amma ba’du.

Di dalam Al-Qur’an, Allah ﷻ memerintahkan kita agar menetapi jalan petunjuk yang lurus dengan firman-Nya.

وَأَنَّ هَٰذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ ۖ وَلَا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ۚ ذَٰلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalaj jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya, yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa” [al-An’am/6 : 153]

Allah ﷻ melarang kita menyelisihi ajaran Nabi-Nya dengan firmanNya.

فَلْيَحْذَرِ الَّذِينَ يُخَالِفُونَ عَنْ أَمْرِهِ أَنْ تُصِيبَهُمْ فِتْنَةٌ أَوْ يُصِيبَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

“Hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih” [an-Nur/24 : 63]

Nabi ﷺ memperingatkan kita melalui sabdanya.

“Artinya : Sungguh, siapa saja diantara kalian yang hidup setelahku, pasti akan menjumpai perselisihan yang banyak, maka wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Al-Khulafa ar-Rasyidin yang telah diberi petunjuk sepeninggalku” [HR Tirmidzi dan Abu Dawud, shahih]

Rasulullah ﷺ memberitakan di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari jalur Aisyah bahwa siapa saja yang mencari-cari perkataan (dalil) yang samar, pasti dia akan tergelincir, yaitu ketika beliau bersabda.

“Artinya : Jika kalian, melihat orang-orang yang mencari-cari dalil-dalil yang samar, maka merekalah orang-orang telah disebut oleh Allah, sehingga hendaklah kalian berhati-hati dari mereka”

Rasulullah ﷺ juga memperingatkan dengan keras dari ulama yang mengajak kepada kesesatan dalam sabdanya.

“Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu (agama) dari manusia sekaligus, akan tetapi Allah mencabut ilmu (agama) dengan cara mewafatkan para ulama, sampai tidak tersisa seorang ulama-pun, sehingga manusia akan mengangkat para pemimpin yang bodoh (dalam ilmu agama). Ketika para pemimpin yang bodoh tersebut ditanya, maka mereka akan berfatwa tanpa dasar ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan”.

Pada lafadz Bukhari :

“ Maka mereka berfatwa sesuai dengan akal pikiran mereka”

Betapa banyak orang-orang seperti ini di zaman kita, suatu zaman yang segala urusan di dalamnya bercampur aduk serta samar-samar bagi orang yang ilmunya sedikit, sehingga mereka mengikuti hawa nafsu mayoritas manusia, baik dalam kebenaran maupun kebatilan, kemudian takut mengungkapkan kebenaran, karena menyelisihi pendapat masyarakat umum dan mereka lebih memilih mayoritas manusia, terlebih lagi di zaman yang kacau dan serba global ini, komunikasi begitu mudah dan cepat, maka muncullah slogan-slogan heboh : demokrasi, liberal, hak-hak wanita, hak azasi manusia (HAM), persamaan gender dan yang semisalnya.

Ini semua diterima oleh orang-orang yang hatinya menyimpang atau yang telah dididik oleh barat, kemudian di tulis di koran-koran dan disebarkan melalui media masa, gaungnya begitu kuat, sehingga disangka oleh masyarakat, bahwa itu semua merupakan suatu kebenaran, padahal ini merupakan kebatilan yang paling buruk.

Di antara slogan bodoh muncul adalah demonstrasi, pencetusnya adalah orang-orang kafir, mereka orang-orang yang tidak menghiraukan dalil dan tidak menggunakan akal. Kemudian penyakit ini berpindah ke negeri-negeri kaum muslimin melalui didikan barat.

Kita mengetahui bahwa api fitnah, bid’ah dan slogan menyilaukan muncul di saat jumlah para ulama sedikit, dan akan padam kobarannya ketika para ulama masih banyak.

Sungguh Allah ﷻ telah menjaga negeri Al-Haramain (Mekkah dan Madinah) dari berbagai fitnah dan kejahatan yang besar serta bid’ah, berkat anugrah Allah ﷻ, kemudian karena adanya kumpulan para ulama rabbaniyyin yang tidak takut celaan manusia ketika membela agama Allah ﷻ, setiap kali tanduk bid’ah muncul, maka mereka segera menumpasnya, begitupula setiap kali leher ahlul bid’ah terangkat, maka mereka segera menundukkannya dengan ilmu syari’at, penjelasan ilahi, sunnah Nabi ﷺ dan atsar para Salaf.

Sama sekali, saya tidak menyangka akan muncul generasi Al-Haramain yang mengajak kepada slogan jahiliyyah ini, sampai akhirnya benar-benar muncul. Dan kita yakin, bahwa mereka terpengaruh oleh orang-orang luar, atau mereka berfatwa tanpa dasar ilmu.
Apa hukum demonstrasi-demonstrasi ini?

Demonstrasi adalah bid’ah ditinjau dari berbagai sudut pandang.

Pertama.

Demonstrasi ini digunakan untuk menolong agama Allah ﷻ, dan meninggikan derajat kaum muslimin, lebih-lebih di negeri-negeri Islam.

Dengan demikian, menurut pelakunya, demonstrasi merupakan ibadah, bagian dari jihad. Sedangkan kita telah memahami, bahwa hukum asal ibadah adalah terlarang, kecuali jika ada dalil yang memerintahkannya.

Dari sudut pandang ini, demonstrasi merupakan bid’ah dan perkara yang diada-adakan di dalam agama. Rasulullah ﷺ bersabda :

“Artinya : Siapa saja yang membuat ajaran baru dalam agama ini dan bukan termasuk bagian darinya maka akan tertolak” [HR Muttafaqun Alaih]

Diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari secara mu’allaq.

“Artinya : Siapa saja yang melakukan suatu amalan yang tidak kami perintahkan, maka amalan tersebut tertolak”.

Kedua.

Nabi ﷺ terkena fitnah dan ujian para sahabat sepeninggal beliau juga demikian, seperti peperangan dengan orang-orang murtad, tidak ketinggalan pula umat beliau selama berabad-abad juga diuji. Akan tetapi mereka semua tidak demonstrasi. Jika demonstrasi itu baik, tentunya mereka akan mendahului kita untuk melakukannya.

Ketiga.

Sebagian orang menisbatkan demonstrasi kepada Umar bin Al-Khaththab Radhiyallahu ‘anhu, dan ini sama sekali tidak benar, karena keshahihan riwayatnya tidak diakui oleh para ulama. Maka penisbatan demonstrasi kepada Umar merupakan kedustaan atas nama beliau sang pembeda (Al-Faruq) Radhiyallahu ‘anhu yang masuk Islam terang-terangan dan berhijrah di siang bolong.

Keempat.

Di dalam demonstrasi ada tasyabbuh (penyerupaan) dengan orang-orang kafir, padahal Rasulullah ﷺ bersabda,

“Artinya : Siapa saja yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk golongan mereka” [HR Abu Dawud dengan sanad yang hasan]

Hal ini dikarenakan demonstrasi tidak dikenal dalam sejarah kaum muslimin kecuali setelah mereka bercampur baur dengan orang-orang kafir.

Kelima.

Demonstrasi secara umum tidak akan bisa digunakan untuk membela kebenaran dan tidak akan bisa digunakan untuk mengugurkan kebatilan. Terbukti, seluruh dunia demonstrasi untuk menghentikan kebengisan Yahudi di Palestina, apakah kebiadaban Yahudi berhenti? Atau apakah kejahatan mereka semakim menjadi-jadi karena melihat permohonan tolong orang-orang lemah ?!!

Jika ada orang yang mengatakan : Demonstrasi merupakan perwujudan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Maka kita katakan : Kemungkaran tidak boleh diingkari dengan kemungkaran yang semisalnya. Karena kemungkaran tidak akan diingkari kecuali oleh orang yang bisa membedakan antara kebenaran dan kebatilan, sehingga dia akan mengingkari kemungkaran tersebut atas dasar ilmu dan pengetahuan. Tidak mungkin kemungkaran bisa diingkari dengan cara seperti ini.

Keenam.

Termasuk misi rahasia sekaligus segi negative demonstrasi adalah, bahwa demonstrasi merupakan alat dan penyebab habisnya semangat rakyat, karena ketika mereka keluar, berteriak-teriak dan berkeliling di jalanan, maka mereka kembali ke rumah-rumah mereka dengan semangat yang telah sirna serta kecapaian yang luar biasa.

Padahal, yang wajib bagi mereka adalah menggunakan semangat tersebut untuk taat kepada Allah ﷻ, mempelajari ilmu yang bermanfaat, berdo’a dan mempersiapkan diri untuk menghadapi musuh, sebagai bentuk pengamalan firman Allah ﷻ,

وَأَعِدُّوا لَهُمْ مَا اسْتَطَعْتُمْ مِنْ قُوَّةٍ وَمِنْ رِبَاطِ الْخَيْلِ تُرْهِبُونَ بِهِ عَدُوَّ اللَّهِ وَعَدُوَّكُمْ وَآخَرِينَ مِنْ دُونِهِمْ لَا تَعْلَمُونَهُمُ اللَّهُ يَعْلَمُهُمْ ۚ وَمَا تُنْفِقُوا مِنْ شَيْءٍ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يُوَفَّ إِلَيْكُمْ وَأَنْتُمْ لَا تُظْلَمُونَ

“Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya ; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan)” [al-Anfaal/8 : 60]

Ketujuh.

Di dalam demonstrasi tersimpan kemungkaran yang begitu banyak, seperti keluarnya wanita (ikut serta demonstrasi, padahal seharusnya dilindungi di dalam rumah, bukan dijadikan umpan,-pent), demikian juga anak-anak kecil, serta adanya ikhtilath, bersentuhannya kulit dengan kulit, berdua-duan antara laki-laki dan perempuan, ditambah lagi hiasan berupa celaan, umpatan keji, omongan yang tidak beradab ? Ini semua menunjukkan keharaman demonstrasi.

Kedelapan.

Islam memberikan prinsip, bahwa segala sesuatu yang kerusakannya lebih banyak dari kebaikannya, maka dihukumi haram.

Mungkin saja demonstrasi berdampak pada turunnya harga barang-barang dagangan, akan tetapi kerusakannya lebih banyak dari kemaslahatannya, lebih-lebih jika berkedok agama dan membela tempat-tempat suci.

Kesembilan.

Demonstrasi, terkandung di dalamnya kemurkaan Allah ﷻ dan juga merupakan protes terhadap takdir, karena Nabi ﷺ bersabda,

“Artinya : Jika Allah mencintai suatu kaum, maka Allah akan menguji mereka. Jika mereka ridho, maka mereka akan diridhoi oleh Allah. Jika mereka marah, maka Allah juga marah kepada mereka”.

Sebelum perang Badr Nabi ﷺ beristighatsah (memohon pertolongan di waktu genting,-pent) kepada Allah ﷻ.

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُمْ بِأَلْفٍ مِنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ

“(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu :Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut” [al-Anfaal/8 : 9]

Beliau juga merendahkan diri kepadaNya sampai selendang beliau terjatuh, Beliau memerintahkan para sahabat untuk bersabar menghadapi siksaan kaum musyrikin. Beliau ﷺ dan para sahabatnya sama sekali tidak pernah mengajak demonstrasi padahal keamanan mereka digoncang, mereka disiksa dan didzalimi. Maka, demonstrasi bertentangan dengan ajaran kesabaran yang diperintahkan oleh Allah ketika menghadapi kedzaliman para penguasa, dan ketika terjadi tragedi dan musibah.

Kesepuluh.

Demonstrasi merupakan kunci yang akan menyeret pelakunya untuk memberontak terhadap para penguasa, padahal kita dilarang melakukan pemberontakan dengan cara tidak membangkang kepada mereka.

Betapa banyak demonstrasi yang mengantarkan suatu negara dalam kehancuran, sehingga timbullah pertumpahan darah, perampasan kehormatan dan harta benda serta tersebarlah kerusakan yang begitu luas.

Kesebelas.

Demonstasi menjadikan orang-orang dungu, wanita dan orang-orang yang tidak berkompeten bisa berpendapat, sehingga mungkin tuntutan mereka dipenuhi meskipun merugikan mayoritas masyarakat, sehingga dalam perkara yang besar dan berdampak luas orang-orang yang bukan ahlinya ikut berbicara.

Bahkan orang-orang dungu, jahat dan kaum wanita merekalah yang banyak mengobarkan demonstrasi, dan mereka yang mengontak dan memprovokasi massa (!)

Kedua belas.

Para pengobar demonstrasi senang terhadap siapa saja yang berdemo dengan mereka, walaupun dia seorang pencela sahabat Nabi ﷺ, tukang ngalap berkah dari kuburan-kuburan bahkan sampaipun orang-orang musyrik, sehingga akan anda dapati seorang yang berdemo dengan mengangkat Al-Qur’an, disampingnya mengangkat salib (Nasrani), yang lain membawa bintang Dawud (Yahudi), dengan demikian maka demonstrasi merupakan lahan bagi setiap orang yang menyimpang, kafir dan ahli bid’ah.

Ketiga belas.

Hakikat para demonstran adalah orang-orang yang hidup di dunia menebarkan kerusakan, mereka membunuh, merampas, membakar, mendzalimi jiwa dan harta benda. Sampai-sampai ada seorang pencuri menyatakan : Sesungguhnya kami gembira jika banyak demonstrasi, karena hasil curian dan rampasan menjadi banyak bersamaan dengan berjalannya para demonstran (!).

Kempat belas.

Para pendemo hakekatnya, mengantarkan jiwa mereka menuju pembunuhan dan siksaan, berdasarkan firmanNya.

وَلَا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا

“Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu” [an-Nisaa/4 : 29]

Karena pasti akan terjadi bentrokan antara para demosntran dan petugas keamanan, sehingga mereka akan disakiti dan dihina, Nabi ﷺ telah bersabda.

“Artinya : Seorang mukmin tidak boleh menghinakan dirinya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya : Bagaimana seorang mukmin menghinakan dirinya ? Beliau menjelaskan : (yakni) dia menanggung bencana diluar batas kemampuannya” [HR Turmudzi, hasan]

Sebagai penutup, saya memohon kepada Allah ﷻ agar menampakkan kepada kita, yang benar itu benar, dan memudahkan kita untuk mengikutinya. Demikian juga, semoga Allah ﷻ melindungi kita dari fitnah yang nampak maupun yang tersembunyi, serta mengampuni dosa-dosa kita, kedua orang tua dan para ulama kita. Tidak lupa pula semoga Allah ﷻ memberikan taufiqNya kepada para penguasa muslim agar mereka memberikan yang terbaik bagi negeri dan rakyat mereka, dan lebih dari itu semoga Allah ﷻ menolong para penguasa muslim tersebut untuk berhukum dengan Al-Qur’an dan Sunnah Nabi-Nya. Amin. Semoga Allah memberikan shalawat dan salamNya kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, beserta keluarganya.

[Majalah Al-Asholah edisi-38 halaman 76-80. Diterjemahkan Imam Wahyudi Lc]

[Disalin dari majalah Adz-Dzkhiirah Al-Islamiyyah Vol 5 No. 5 Edisi 29-Rabiuts Tsani 1428H, Penerbit Ma’had Ali Al-Irsyad As-Salafy Surabaya. Jl.Sidotopo Kidul No. 51 Surabaya]

Sumber : https://almanhaj.or.id/2141-demonstrasi-solusi-atau-polusi.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

REBO WEKASAN DI PERSIMPANGAN AQIDAH DAN AMAL

BULAN SAFAR SIAL... AQIDAH JAHILIAH YANG NABI ﷺ BATALKAN.

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد

“Tidak ada penyakit menular (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa.” [HR. Bukhari, 5387 dan Muslim, 2220]

REBO WEKASAN KEYAKINAN YANG BATIL DAN AMALAN YANG DI ADA ADAKAN

KEYAKINAN
Diyakini bahwa Allah ﷻ menurunkan sebanyak 2300 bakal bencana di rabu terakhir di bulan Shafar adalah keyakinan BATIL yang sama sekali TIDAK PERNAH DI KABARAKAN APALAGI DI YAKINI OLEH ROSULULLAH ﷺ, PARA SAHABAT,  PARA TABIIN DST...

AMALAN DAN RITUAL :

1. Shalat Tolak bala 4 rakaat antara Maghrib dan Isya' (rakaat pertama membaca Al-kautsar 17 kali, kedua membaca al ikhlas 15 kali, ketiga dan keempat surat al-falaq dan annas).
2. Mengkhususkan shadaqoh di rabu terakhir untuk tolak bala.
3. Do'a khusus tolak bala.

Itu semua sama sekali tidak pernah di ajarkan dan di contohkan oleh Rosulullah ﷺ dan para sahabatnya... Bahkan tidak pernah ditemukan dalam kitab-kitab fikih para ulama terdahulu. 

IBADAH ITU HARUS ADA DALILNYA

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim No: 1718]

JANGAN PERNAH MENCELA WAKTU

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman: ’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” [HR. Muslim No: 6000]

Semoga Allah ﷻ menyelamatkan kita dan saudara-saudara kita dari keyakinan-keyakinan jahiliah dan amalan-amalan yang tidak dicontohkan Nabi ﷺ. Semoga manfaat.

Ustadz Fachrudin Nu'man Abu ismail hafizhahullah

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

ANCAMAN BAGI WANITA YANG TAK MAU MENYUSUI ANAKNYA DENGAN ASI PADAHAL TAK ADA UDZUR BAGINYA.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Dalam hadits yang cukup panjang yang menceritkan saat Nabi shallalllahu ‘alaihi wa sallam diajak berjalan-jalan oleh dua Malaikat yang kemudian diperlihat kepada beliau tentang golongan-golongan penghuni neraka, maka disitu disebutkan:

…ثُمَّ انْطَلَقَ بِي فَإِذَا بِنِسَاءٍ تَنْهَشُ ثَدْيَهُنَّ الْحَيَّاتُ, قُلْتُ: مَا بَالُ هَؤُلَاءِ؟ قِيلَ: هَؤُلَاءِ اللَّاتِي يَمْنَعْنَ أَوْلَادَهُنَّ أَلْبَانَهُنَّ

“… Kemudian malaikat mengajakku melanjutkan perjalanan. Tiba-tiba aku melihat wanita yang payudaranya dicabik-cabik oleh ular. Aku bertanya: "Kenapa mereka?”. Dijawab oleh Malaikat: “Mereka adalah para wanita yang (dulu saat di dunia) tidak mau menyusui anak-anaknya (tanpa alasan syar’i)". [HR. Nasa’i no.3286, Ibnu Khuzaimah no.1986, Ibnu Hibban no.7491]

Derajat Hadits Di atas

Kata Ibnul Mulaqqin rahimahullah dalam Tuhfatul Muhtaaj II:342: "Shahih atau Hasan“. Kata Al Haitsami rahimahullah dalam Majma’uz Zawaa’id I:81: “Seluruh perawinya adalah perawi Shahih". Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib 2393: “Shahih“. Kata Syaikh Muqbil rahimahullah dalam Shahih Al Musnad 483: “Shahih atas syarat Muslim“.

Hadits itu jelas menunjukkan ancaman keras bagi wanita yang tak menyusui anaknya sampai pada masa penyapihan bila tanpa ada udzur syar'i.

Fatwa Lajnah Ad Da’imah Saudi Arabia:

الواجب على المرأة أن تحافظ على إرضاع أولادها وأسباب صحتهم ، وليس لها الاكتفاء بالحليب المستورد أو غيره إلا برضى زوجها بعد التشاور في ذلك, وعدم وجود ضرر على الأولاد .

"Merupakan suatu kewajiban bagi seorang wanita (ibu) untuk selalu menjaga penyusuan terhadap anak-anaknya dan juga menjaga berbagai sebab kesehatan mereka. Tak boleh bagi seorang ibu mencukupkan menyusui anaknya dengan susu buatan (formula) atau yang lainnya, kecuali dengan izin suaminya dan juga tak ada menimbulkan bahaya bagi bayinya." (Fatawa Lajnah Ad Daa’imah XXI:7)

Jika suami mewajibkan istrinya untuk menyusui anaknya maka istri wajib mentaatinya selama hal itu tidak menimbulkan mudharat baginya maupun bayinya.

Saat membahas hal ini, maka Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah berkata:

وقال شيخ الإسلام ابن تيمية: بل إذا كانت في عصمة الزوج فيجب عليها أن ترضعه ، وما قاله الشيخ أصح ، إلا إذا تراضت هي والوالد بأن يرضعه غيرها فلا حرج ، أما إذا قال الزوج : لا يرضعه إلا أنت فإنه يلزمها ، حتى وإن وجدنا من يرضعه ، أو وجدنا له لبنا صناعيا يمكنه أن يتغذى به …

Dan telah berkata Syaikhul Islam Ibnu taimiyyah rahimahullah: "Bahkan bila si ibu masih menjadi istri dari suaminya, maka ibu (istri) wajib menyusui anaknya. Dan apa yang ditandaskan oleh Syaikhul Islam rahimahullah itu adalah pendapat yang paling tepat. Kecuali jika si ibu (istri) dan si bapak (suami) merelakan untuk disusukan orang lain, hukumnya boleh. Tetapi jika suami berkata kepada istrinya: "Tak ada yang boleh menyusui dia kecuali kamu". Maka wajib bagi istri untuk menyusuinya walaupun ada orang lain yang mau menyusuinya atau si bayi mau mengkonsumsi susu formula". (Syarhul Mumti’ XIII:517)

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/ancaman-bagi-wanita-yang-tak-mau-menyusui-anaknya-dengan-asi-padahal-tak-ada-udzur-syari.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

DOA SETELAH MENGUBURKAN MAYIT
oleh: Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala rasulillah, amma ba’du,

Riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang kami jumpai adalah hadis dari Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ، فَقَالَ: «اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ»

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila selesai memakamkan jenazah, beliau berdiri di samping kuburannya, lalu bersabda,

اسْتَغْفِرُوا لِأَخِيكُمْ، وَسَلُوا لَهُ بِالتَّثْبِيتِ، فَإِنَّهُ الْآنَ يُسْأَلُ

”Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mintalah keteguhan untuknya. Karena saat ini dia sedang diuji.” (HR. Abu Daud 3221, al-Hakim 1372, al-Baghawi dalam Syarhus Sunah 1523, dan sanadnya dishahihkan ad-Dzahabi).

Lafadz Doanya
Berdasarkan hadis di atas, seusai memakamkan jenazah, kita bisa membaca:

اللَّهُمَّ اغْـفِـرْ لَــهُ

ALLAHUM-MAGHFIR LAHUU (Ya Allah, ampunilah dia)

اللَّهُمَّ ثَـــبـِّـــتْهُ

ALLAHUMM TSABBIT HUU (Ya Allah, berilah keteguhan kepadanya).

Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,

باب الوقوف بعد دفن الميت والدعاء له والاستغفار له وذلك أن الميت إذا دفن فإنه يأتيه ملكان يسألان عن ربه ودينه ونبيه فكان النبي صلى الله عليه وسلم إذا فرغ من دفن الميت وقف عليه يعني عنده وقال استغفروا لأخيكم واسألوا له التثبيت فإنه الآن يسأل فيسن للإنسان إذا فرغ الناس من دفن الميت أن يقف عنده ويقول اللهم اغفر له ثلاث مرات اللهم ثبته ثلاثا لأن النبي صلى الله عليه وسلم كان غالب أحيانه إذا دعا دعا ثلاثا ثم ينصرف ولا يجلس بعد ذلك لا للذكر ولا للقراءة ولا للاستغفار هكذا جاءت به السنة

Bab tentang berdiri sejenak seusai pemakaman mayit, mendoakannya dan memohonkan ampunan untuknya. Ketika mayit usai dimakamkan, akan datang dua malaikat yang bertanya: ’Siapa Rabmu? Apa agamamu? Dan siapa nabimu?” Karena itu, kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seusai memakamkan jenazah, beliau diam sejenak di samping kuburan. Lalu bersabda, ” Mintakanlah ampunan untuk saudara kalian, dan mintalah keteguhan untuknya. Karena saat ini dia sedang ditanya.”

Untuk itu, dianjurkan bagi kita seusai memakamkan jenazah, agar kita berdiri di sampingnya dan membaca:

ALLAHUM-MAGHFIR LAHUU (3 kali), dan ALLAHUMM TSABBIT HUU (3 kali).

Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seringkali ketika berdoa, beliau ulangi 3 kali. Setelah itu, beliau meninggalkan tempat itu dan tidak duduk seusai pemakaman. Baik untuk dzikir, membaca al-Quran, maupun istighfar. Demikian yang sesuai sunnah. (Syarh Riyadhus Sholihin, 4/562).

Apakah Boleh Berjamaah?
Dalam hadis Utsman di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya memerintahkan para sahabat untuk mendoakan jenazah, dan BUKAN memimpin doa, kemudian para sahabat mengaminkan. Disimpulkan dari sini, para ulama menegaskan bahwa yang sesuai dalil, doa itu dilakukan sendiri-sendiri dan tidak berjamaah.

Lalu bagaimana jika dilakukan berjamaah: satu berdoa dan yang lain mengaminkan.

Ketika ditanya tentang doa jamaah di kuburan, Imam Ibnu Utsaimin menjelaskan,

ليس هذا من سنة الرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، ولا من سنة الخلفاء الراشدين رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُم ، وإنما كان الرسول صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يرشدهم إلى أن يستغفروا للميت ويسألوا له التثبيت ، كلٌّ بنفسه ، وليس جماعة

Semacam ini tidak sesuai sunah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tidak pula ajaran para al-Khulafa’ ar-Rosyidun radhiyallahu ‘anhum. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam hanya membimbing mereka untuk memintakan ampun bagi jenazah dan memohon keteguhan untuknya. Masing-masing membaca sendiri, dan tidak dilakukan secara berjamaah. (Fatawa al-Janaiz, hlm. 228, dinukil dari Fatwa Islam, no. 48977).

Kemudian, mengenai kasus yang ada di lapangan, Imam Ibnu Baz memberikan rincian,

Jika itu dilakukan di luar kesengajaan, dimana ada orang yang berdoa, kemudian beberapa orang yang mendengar doanya di sampingnya mengaminkannya, semacam ini diperbolehkan. Sehingga nanti bisa jadi tidak satu doa yang diaminkan, tapi bisa banyak doa yang diaminkan. Karena pada asalnya, orang ini doa sendiri dengan suara lirih, kemudian diaminkan orang di sekitarnya yang mendengar.
Jika itu dilakukan dengan sengaja, dalam arti ada satu orang yang ditunjuk khusus untuk berdoa, kemudian yang lain mengaminkan, maka model semacam ini tidak ada dalilnya. Baik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para sahabat.
------------

FAEDAH  LAILAAN


HUKUM MEMBACA BISMILLAH SEBELUM MAKAN DAN MINUM.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Hadits-Hadits yang Berisikan Perintah Membaca Bismillah Sebelum Makan/Minum

1) Dari Hudzaifah radhiallahu ‘anhu mengisahkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إِنَّ الشـيطَانَ يَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ أَنْ لاَ يُذْكَرَ اسْمُ اللّهِ عَلَيْهِ

"Sesungguhnya setan menghalalkan makanan yang tidak disebut nama Allah (membaca Bismillah) atasnya (sebelum makannya -pent)". [HSR. Muslim no. 2017].

2) Umar bin Abu Salamah radhiallahu ‘anhu mengisahkan:

كُنْتُ غُلامًا فِي حَجْرِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَكَانَتْ يَدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ فَقَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: يَا غُلامُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ ، فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ

“Waktu aku masih kecil dan berada di bawah asuhan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tanganku bersileweran di nampan saat makan. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wahai anakku, bacalah Bismillah“, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang dekat denganmu. ('Umar bin Abi Salamah radhiallahu 'anhu lantas berkata): "Maka sejak itulah aku makan dengan cara seperti itu“.

3) Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ... إِذَا أَدْنَى الْإِنَاءَ إِلَى فِيهِ سَمَّى اللَّهَ ....

"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bila mendekatkan gelas ke mulutnya (minum -pent) beliau menyebut nama Allah". [HR. Thabrani dalam Al Ausath no. 840].

Kata As Safarini Al Hanbali rahimahullah dalam Kasyfu Al Litsam Syarah 'Umdatul Ahkaam I:216: "Sanadnya hasan", kata Al Hafizh rahimahullah sebagaimana terkutip dalam Kitab Mirqatul Mafatih IX:2745: "Hasan", kata Al Albani rahimahullah dalam Ash Shahihah 1277: "Shahih".

Sebenarnya masih ada hadits lainnya yang menunjukkan disyari’atkannya membaca Bismillah sebelum makan/minum. Sementara kami cukupkan tiga hadits di atas saja.

Pertanyaanya, apakah perintah membaca Bismillah di atas bermakna wajib atau sekedar sunnah?

Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa bertasmiyyah sebelum makan adalah mustahab (disukai) dan beliau menyatakan hal ini sebagai ijma'. Berikut teks perkataan beliau:

اسْتِحْبابُ التَّسْمِيَة فِي ابْتِدَاء الطَّعَام مجمع عَلَيْهِ، وَكَذَا يسْتَحبّ حمد الله فِي آخِره.

"Dimustahabkannya bertasmiyyah saat mulai makan telah disepakati oleh para Ulama, demikian pula (tentang) disukainya membaca hamdalah setelah makan". ('Umdatul Qari XXI:28).

Penjelasan Arti Mustahab.

Ada empat istilah yang lebih sering digunakan dalam bahasa syari'at yang keseluruhannya bermakna perkara yang dianjurkan dalam agama namun tidak tercela dan tidak sampai berdosa bagi yang meninggalkannya yakni sunnah, mustahab, mandub dan tathawwu.

Para Ulama bersepakat bahwa kata tersebut ditujukan untuk menunjukkan hal yang tidak sampai level wajib. Namun mereka sedikit berbeda pendapat tentang penggunaan kata-kata tersebut.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/05/hukum-membaca-bismillah-sebelum-makan-dan-minum.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

PENTINGNYA SHALAT

Shalat  adalah rukun Islam yang paling utama setelah dua kalimat syahadat. -Shalat ini mencakup berbagai macam ibadah-, seperti : dzikir kepada Allah ﷻ, tilawah Kitabullah, berdiri menghadap Allah ﷻ, rukuk, sujud, do’a, tasbih dan takbir.

Terdapat sejumlah hadits berkenaan dengan keutamaan dan hukumnya yang fardhu ‘ain. Dalam agama Islam, hukum wajibnya shalat lima waktu ini merupakan perkara yang telah diketahui secara luas, baik di kalangan ulama maupun di kalangan awam kaum muslimin (ma’luumun minad Diin bidh-dharuurah).  Barangsiapa yang mengingkarinya, ia telah murtad dari agama Islam. la dituntut untuk bertaubat. Jika tidak bertaubat, ia dihukum mati menurut ijma’ kaum muslimin.

Allah ﷻ berfirman:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

‘’Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.’’ [QS. An-Nisa: 103]

Terdapat sebagian fenomena yang patut disayangkan, yaitu adanya sebagian orang, ketika dalam proses pengobatan di rumah sakit dengan berbaring di atas tempat tidur dan tidak bisa turun darinya, atau tidak bisa mengganti pakaian yang terkena najis, atau dia tidak bisa menemukan tanah yang bisa dipakai untuk bertayamum, atau tidak bisa menemukan orang yang dapat menolongnya, maka ia mengakhirkan shalat hingga keluar dari waktunya dan berkata: ’’Aku akan laksanakan shalat ini nanti, jika uzur telah tiada.’’

Ini adalah -kesalahan yang sangat besar-, ia telah meninggalkan shalat karena ketidak tahuannya dan sikapnya yang tidak bertanya kepada orang yang mengetahui ilmunya.

Seharusnya orang yang keadaannya seperti itu, ia tetap melakukan shalat sesuai dengan keadaannya. Cukup baginya shalat dalam keadaan seperti itu, sekalipun ia harus melaksanakan shalat tanpa tayamum atau terpaksa harus mengenakan pakaian najis.

Allah ﷻ berfirman:

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ

“Maka, bertawakalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.’’ [QS. At-Taghabun: 16]

Bahkan,sekalipun shalat dengan tidak menghadap kiblat karena tidak mampu melakukannya, maka shalatnya tetap sah.

Ketahuilah, barangsiapa yang meninggalkan shalat karena menyepelekan atau malas, dan bukan  karena mengingkari kewajibannya, ia telah kafir menurut pendapat yang benar dari dua pendapat ulama. Pendapat itu adalah pendapat yang tepat karena adanya dalil-dalil, seperti hadits (artinya):

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاَةِ

“Pemisah antara kesyirikan dan kekafiran adalah meningalkan shalat.’’ 
[Diriwayatkan Muslim], dan dari selainnya.

Orang yang meninggalkan shalat selayaknya disebarluaskan berita tentang perbuatannya tersebut, agar kejelekannya diketahui masyarakat hingga dia jera dan melaksanakan shalat. Tidak patut kita mengucapkan salam kepadanya, tidak pula  memenuhi undanganya hingga ia bertaubat dan mendirikan shalat, karena shalat adalah tiang agama dan pembeda antara orang muslim dengan orang kafir. Sekalipun seorang hamba melakukan berbagai amalan, semua itu tidak akan bermanfaat baginya, selama ia masih meninggalkan shalat, begitulah secara ringkas penjelasan dari Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan -hafizhahullah-.

Catatan:
Semua sikap itu tentunya diterapkan dengan tetap mempertimbangkan maslahat dan mudharat/bahaya yang ditimbulkannya di sebuah masyarakat, sehingga ketika diperkirakan dengan kuat bahwa akibat dari sikap tersebut justru menimbulkan bahaya dan kerusakan yang jauh lebih besar dari maslahatnya, seperti orang yang meninggalkan shalat tersebut tetap terus meninggalkan shalatnya, bahkan ditambah lagi dengan lari dari dakwah Islam serta menyulut api permusuhan, maka tuntutannya ketika itu adalah menggunakan pendekatan hikmah selain sikap itu, agar lunak hatinya sehingga ia dapat menerima kebenaran.

Referensi:
Ringkasan Fikih legkap jilid 1 dan 2, Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan,Bekasi,2013,PT Darul Falah, dengan sedikit perubahan dan penambahan.

Penyusun: Dwi Rusiani
Murajaah: Ustadz Sa’id Abu Ukasyah
Sumber : Muslimah.Or.Id

🔰 @KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

PENYANYI WANITA
Ustadz Yulian Purnama hafidzahullah

Salah satu hal yang sangat memilukan di zaman ini adalah merebaknya penyanyi wanita. Bahkan para wanita kaum Muslimin berlomba-lomba ingin menjadi penyanyi wanita.
Padahal penyanyi wanita itu dicela oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya.
Dari Sahl bin Sa’ad radhillahu’anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda:

سَيَكُونُ فِي آخِرِ الزَّمَانِ خَسْفٌ ، وَقَذْفٌ ، وَمَسْخٌ ” ، قِيلَ : وَمَتَى ذَلِكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : ” إِذَا ظَهَرَتِ الْمَعَازِفُ وَالْقَيْنَاتُ ، وَاسْتُحِلَّتِ الْخَمْرُ.

“Di akhir zaman nanti akan ada (peristiwa) di mana orang-orang ditenggelamkan (ke dalam bumi), dilempari batu dan di ubah ) wajahnya menjadi buruk”. Beliau ditanya, “Kapankah hal itu terjadi wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Ketika alat-alat musik dan para PENYANYI WANITA telah merajalela, serta khamr di anggap halal”.
(HR. Ath Thabrani dalam Mu’jam Al Kabir [5672], juga Ar Ruyani dalam Musnad-nya [1041], derajatnya hasan, bahkan dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Targhib [3665])

Dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ  bersabda:

تبيتُ طائفةٌ من أمتي على أكلٍ وشربٍ ولهوٍ ولعِبٍ ثم يُصبحون قردةً وخنازيرَ فيبعثُ على أحياءٍ من أحيائِهم ريحٌ فتنسفُهم كما نسفَت مَن كان قبلَهم باستحلالِهم الخمورَ وضربِهم بالدُّفوفِ واتخاذِهم القَيناتِ

“Ada segolongan dari umatku yang tidur setelah makan, minum, melakukan lahwun (kesia-siaan) dan main-main. Kemudian mereka terbangun di pagi hari dalam keadaan sudah menjadi monyet dan babi. Kemudian dikirimkan angin kepada yang hidup di antara mereka, maka berhembuslah angin dahsyat kepada mereka, sebagaimana dihembuskan kepada orang-orang sebelum mereka yang menghalalkan khamr, memainkan duff (rebana) dan membayar PENYANYI WANITA untuk bernyanyi” (HR. Ahmad no.22285, dishahihkan Al Albani dalam Tahrim Alatit Tharb no. 67).

Dari Abu Umamah Al Bahili radhiallahu’anhu, Rasulullah ﷺ bersabda:

لا تَبيعوا القيناتِ ولا تشتَروهنَّ ولا تعلِّموهنَّ ولا خيرَ في تجارةٍ فيهنَّ وثمنُهُنَّ حرامٌ وفي مثلِ هذا أُنْزِلَت هذِهِ الآيةُ : وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَشْتَري لَهْوَ الْحَدِيثِ لِيُضِلَّ عَن سَبيلِ اللَّهِ

“Jangan beli (budak yang merupakan) penyanyi wanita dan jangan ajari budak wanitamu bernyanyi. Tidak ada kebaikan dalam jual-beli mereka dan hasil jual-belinya haram. Karena perkara seperti inilah turun ayat: “Dan di antara manusia (ada) orang yang mempergunakan lahwal hadits untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah” (QS. Luqman: 6)”. (HR. Tirmidzi no. 3195, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Ternyata penyanyi wanita itu di cela oleh Allah ﷻ dan Rasul-Nya,* bahkan menjadi sebab turunnya bencana yang mengerikan. Diluar ini semua, wanita merupakan fitnah (godaan). Lebih lagi jika ia bernyanyi dengan merdu dan indah di hadapan para lelaki. Tentu fitnahnya lebih besar. Rasulullah ﷺ bersabda:

ما تَركتُ بَعدي فِتنَةً أضرَّ على الرجالِ منَ النساءِ

“Tidaklah ada sepeninggalku fitnah (cobaan) yang paling berbahaya bagi lelaki selain fitnah (cobaan) terhadap wanita” (HR. Al Bukhari 5096, Muslim 2740).

Beliau ﷺ juga bersabda:

إن الدنيا حلوةٌ خضرةٌ . وإن اللهَ مستخلفُكم فيها . فينظرُ كيف تعملون . فاتقوا الدنيا واتقوا النساءَ . فإن أولَ فتنةِ بني إسرائيلَ كانت في النساءِ

“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Dan Allah ﷻ telah mempercayakan kalian untuk mengurusinya, Sehingga Allah ﷻ melihat apa yang kalian perbuatan (disana). Maka berhati-hatilah kalian dari fitnah (cobaan) dunia dan takutlah kalian terhadap fitnah (cobaan) wanita. Karena sesungguhnya fitnah (cobaan) pertama pada Bani Isra’il adalah cobaan wanita” (HR. Muslim 2742).

Rasulullah ﷺ bersabda:

المرأة عورة ، فإذا خرجت استشرفها الشيطان

“Wanita adalah aurat. Jika ia keluar, setan memperindahnya” (HR. At Tirmidzi no. 1173, dishahihkan Al Albani dalam Shahih At Tirmidzi).

Maka para wanita Muslimah yang suka bernyanyi di depan para lelaki, hendaknya bertakwa kepada Allahﷻ  dan bertaubat kepada-Nya.

Demikian juga orang-orang yang menggemari para penyanyi wanita. Bagaimana mungkin menyukai hal yang dicela oleh Allah ﷻ  dan Rasul-Nya? Maka hendaknya mereka juga bertakwa kepada Allah ﷻ dan meninggalkan hal semacam ini. Semoga Allah ﷻ memberi taufik.

🌐https://muslimah.or.id/11371-penyanyi-wanita.html
KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

HARAMNYA MEMAKAI ALAS KAKI BERHAK TINGGI.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Biasanya wanita yang -maaf- bertumbuh pendek agar tak terlihat pendek mereka akan memilih memakai sandal/sepatu yang berhak tinggi. Tapi tak jarang pula wanita yang sebenarnya telah cukup jangkung memilih memakai sepatu berhak tinggi. Memakai sandal/sepatu berhak tinggi bagi wanita adalah haram.

Berikut Beberapa Alasan Dan Dalilnya

Pertama, memakai sepatu/sandal berhak tinggi merupakan kebiasaan wanita yahudi dan bahkan penyebab awal kehancuran ummat yahudi.

Abu Sa’id Al Khudri radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

إنَّ أوَّلَ ما هلك بنو إسرائيلَ... فذكر امرأةً من بني إسرائيلَ كانت قصيرةً ، واتَّخذت رِجلَيْن من خشبٍ ...

"Sesungguhnya awal kehancuran Bani Isra'il adalah -lalu beliau menyebutkan-: “Ada wanita dari kalangan Bani Isra’il yang bertubuh pendek, lantas dia memakai alas kaki tinggi dari kayu..." [HR. Ibnu Khuzaimah II:758. Kata Al Albani rahimahullah dalam As Shahihah 591: Sanadnya shahih atas syarat Muslim]

Sementara dalam riwayat Muslim redaksinya:

كَانَتْ امْرَأَةٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ قَصِيرَةٌ تَمْشِي مَعَ امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ فَاتَّخَذَتْ رِجْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ ...

"Dulu di masa Bani Israil, terdapat seorang wanita yang pendek tubuhnya, lalu ia berjalan bersama dua wanita yang jangkung. Lantas wanita yang pendek tubuhnya itu membuat alas kaki tinggi dari kayu...“ [HSR. Muslim no. 2252]

Dan dalam riwayat Ibnu Hibban redaksinya sebagai berikut:

أَنَّ امْرَأَةً مِنْ بَنِى إِسْرَائِيلَ كَانَتْ قَصِيرَةً فَاتَّخَذَتْ لَهَا نَعْلَيْنِ مِنْ خَشَبٍ فَكَانَتْ تَمْشِي بَيْنَ امْرَأَتَيْنِ طَوِيلَتَيْنِ تَطَاوَلُ بِهِمَا.

"Seorang wanita Bani Isra'il yang tubuhnya pendek memakai sandal dari kayu. Kemudian ia berjalan diantara dua wanita yang tinggi agar terlihat tinggi dengan sandal yang dikenakannya itu“. [HR. Ibnu Hibban no. 5592. Kata Syu’aib Al Arna’uth rahimahullah dalam takhrij Shahih Ibni Hibban 5592: Sanadnya shahih atas syarat Muslim]

Hadits di atas menunjukkan bahwa memakai sepatu berhak tinggi itu dipelopori oleh wanita kalangan Bani Isra'il dan menjadi penyebab awal hancurnya mereka. Ini menunjukkan bahwa perbuatan ini haram. Jelas wanita kaum muslimin yang melakukan ini berarti tasyabuh (menyerupai gaya khas hidup) kaum yang telah Allah hancurkan, sementara Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.

“Barangsiapa yang tasyabuh (menyerupai suatu kaum yang merupakan identitas khas mereka), maka dia termasuk bagian dari mereka.“ [HR. Abu Dawud no. 4031 dan lainnya. Kata Ibnu Taimiyyah rahimahullah dalam Majmu’ Fatawa XXV/331: Jayyid/bagus. Kata Al Albani rahimahullah dalam shahih Al Jaami’ 2831: Shahih]

Kedua, memakai sandal/sepatu berhak tinggi terutama oleh wanita yang bertubuh pendek, di dalamnya ada unsur pengelabuhan.

Dalilnya jelas terlihat di hadits di atas bahwa wanita Bani Isra’il tersebut mengenakan sepatu tinggi untuk mengelabui tubuhnya yang pendek agar disangka jangkung. Sementara penipuan semacam ini adalah haram berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

وَمَنْ غَشَّنَا فَلَيْسَ مِنَّا.

"Barangsiapa yang mengelabui kami, maka ia bukan termasuk dari golongan kami". [HSR. Muslim no. 279]

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/haramnya-memakai-alas-kaki-berhak-atau-bertumit-tinggi.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH - ASHBAH

BID'AH FADHILAH DZIKIR KHUSUS BAGI WANITA HAID.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Amalan Wanita Ketika Haid :

Doa saat wanita mengalami haid:

ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻰ ﻛﻞ ﺣﺎﻝ ﻭﺃﺳﺘﻐﻔﺮ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻛﻞ ﺫﻧﺐ

Artinya, Segala puji bagi Allah atas segala kondisi dan keadaan, aku mohon ampun kepada Allah dari segala dosa.

Selanjutnya disitu juga disebutkan. Siapa saja dari wanita dihari pertama mengalami haid ia membaca dzikir tersebut, maka Allah Ta'ala memberikan pembebasan dari api Neraka dan kemudahan untuk melewati Shirat (titian hari Kiamat) serta aman dari azab Neraka.

Juga disitu disebutkan. Siapa saja wanita yang sedang haid membaca istighfar 70x pada setiap datang waktu shalat fardhu, maka Allah Ta'ala akan memberikan kepadanya pahala orang yang melakukan shalat sunnah 1000 rakaat, mendapat ampunan 70 macam dosa dan Allah bangunkan kota megah di Surga sebanyak jumlah bulu dan rambut yang ada pada jasadnya.

Jawaban Ana :

Tak diragukan memuji Allah, beristighfar dan bertaubat, amatlah disukai untuk dibaca setiap kaum muslimin kapanpun dan dimanapun di tempat-tempat yang baik. Tak peduli siang maupun malam, baik dalam keadaan berdiri, duduk, maupun berbaring.

Tetapi menghubungkan redaksi khusus hamdalah, istighfar, dan sebagainya yang dibaca dikondisi-kondisi tertentu apalagi dengan menyebutkan keutamaan-keutamaannya yang tidak diperintahkan atau dicontohkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan tak ada pula contoh dari Salafush Shalih, maka ini termasuk bagian dari sikap lancang dan dusta atas nama agama.

Siapapun orangnya, haram membuat dzikir atau wirid tertentu yang dihubungkan dengan kondisi tertentu, apalagi dengan berani menyebutkan fadhilahnya, tanpa ada petunjuk dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maupun para Shahabatnya radhiallahu ‘anhum. Ini termasuk tindakan kejahatan syari'at. Kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam ini.

Dengan demikian, anjuran bagi wanita yang dihari pertama haidhnya membaca apa yang disebutkan diatas, dan anjuran agar wanita membaca istighfar sebanyak 70 kali setiap kali datang waktu shalat fardhu dengan disebutkan fadhilahnya seperti orang yang shalat sunnah 1000 raka'at dan sebagainya seperti yang disebutkan di atas, maka itu semua adalah hoax atas nama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, haram diyakini, apalagi diamalkan.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/bidah-fadhilah-dzikir-khusus-bagi-wanita-haid.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

  FAEDAH NAHAARAN

POHON TAUHID DAN POHON SYIRIK.

Dalam al-Quran tepatnya di surat.
Allahﷻ menyebutkan perumpamaan kalimat thayibah (kalimat tauhid),

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيِّبَةٍ أَصْلُهَا ثَابِتٌ وَفَرْعُهَا فِي السَّمَاءِ . تُؤْتِي أُكُلَهَا كُلَّ حِينٍ بِإِذْنِ رَبِّهَا وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah ﷻ  telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah ﷻ membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat.

Kemudian Allah ﷻ menyebutkan perumpamaan kesyirikan,

وَمَثَلُ كَلِمَةٍ خَبِيثَةٍ كَشَجَرَةٍ خَبِيثَةٍ اجْتُثَّتْ مِنْ فَوْقِ الْأَرْضِ مَا لَهَا مِنْ قَرَارٍ  يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآَخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ

Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak dapat tetap (tegak) sedikitpun. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim: 24-27)

Digambarkan oleh 👤Ibnul Qoyim perumpamaan pohon ini,

السنة شجرة والشهور فروعها والأيام أغصانها والساعات أوراقها والأنفاس ثمرها فمن كانت أنفاسه في طاعة فثمرة شجرته طيبة ومن كانت في معصية فثمرته حنظل وإنما يكون الجداد يوم المعاد فعند الجداد يتبين حلو الثمار من مرها

Hitungan tahun ibarat sebatang pohon, hitungan bulan ibarat cabangnya, hitungan hari ibarat rantingnya, dan hitungan jam ibarat dedaunan, sementara bilangan nafas adalah buahnya. Karena itu, siapa yang sepanjang nafasnya berisi ketaatan, maka akan muncul buah pohon yang nikmat. Dan siapa yang hitungan nafasnya berisi maksiat, buahnya seperti handzal (buah sangat pahit). Dan musim panennya adalah saat kiamat. Ketika panen, barulah kita tahu rasa buahnya, manis ataukah pahit.

Kemudian beliau melanjutkan,

والإخلاص والتوحيد شجرة في القلب فروعها الأعمال وثمرها طيب الحياة في الدنيا والنعيم المقيم في الآخرة وكما أن ثمار الجنة لا مقطوعة ولا ممنوعة فثمرة التوحيد والإخلاص في الدنيا كذلك

Ikhlas dan tauhid adalah pohon dalam hati. Cabangnya amal soleh, buahnya adalah kehidupan yang baik di dunia dan kenikmatan yang abadi di akhirat. Sebagaimana buah surga tidak pernah terhenti dan tidak pernah putus, demikian pula buah dari tauhid dan ikhlas ketika di dunia, juga demikian.

والشرك والكذب والرياء شجرة في القلب ثمرها في الدنيا الخوف والهم والغم وضيق الصدر وظلمة القلب وثمرها في الآخرة الزقوم والعذاب المقيم

Syirik, dusta, dan riya juga pohon dalam hati. Buahnya ketika di dunia bentuknya rasa takut, bingung, cemas, hati yang sempit, dan gelapnya hati. Sementara buah di akhirat adalah buah zaqqum dan siksa yang abadi. (al-Fawaid, hlm. 164).

Subhanallah…

Sungguh indah orang yang beriman, ahli tauhid.. karena imannya, terpancar akhlak yang indah dalam dirinya.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita hamba-Nya yang istiqamah dalam iman dan tauhid. Demikian, Semoga bermanfaat… Allahu a’lam.

Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

Fawaid

SEDEKAH ADALAH PASUKAN PELINDUNG, MESKI ORANGNYA TIDUR.

Al-Imam Ibnu Qoyyim al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

ﺍﻟﻤﺤﺴﻦ ﺍﻟﻤﺘﺼﺪﻕ ﻳﺴﺘﺨﺪﻡ ﺟﻨﺪﺍً ﻭﻋﺴﻜﺮﺍً ﻳﻘﺎﺗﻠﻮﻥ ﻋﻨﻪ ﻭﻫﻮ ﻧﺎﺋﻢ ﻋﻠﻰ ﻓﺮﺍﺷﻪ

ﻓﻤﻦ ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﻟﻪ ﺟﻨﺪ ﻭﻻ ﻋﺴﻜﺮ ﻭﻟﻪ ﻋﺪﻭ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻮﺷﻚ ﺃﻥ ﻳﻈﻔﺮ ﺑﻪ ﻋﺪﻭﻩ

ﻭﺇﻥ ﺗﺄﺧﺮﺕ ﻣﺪﺓ ﺍﻟﻈﻔﺮ.

"Orang yang berbuat baik dengan mengeluarkan shodaqoh berarti dia menggunakan pasukan dan bala tentara yang terus berperang melindunginya ketika dia sedang tidur di atas tempat tidurnya.

Jadi siapa yang tidak memiliki pasukan dan bala tentara, padahal dia memiliki musuh, maka sesungguhnya tidak lama lagi musuhnya akan berhasil mencapainya,

walaupun waktu untuk mencapainya tersebut tidak seketika."

Badai’ul Fawaid, jilid 2 hlm. 379

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

 FAEDAH -- ASHBAH


HUKUM JIMAT DARI AYAT AL-QUR'AN.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Jimat dalam bahasa arabnya tamimah. Yakni sesuatu yang biasanya digantung di leher, dulu lebih banyak dipasangkan di leher anak-anak yang diyakini bisa untuk menangkal bala/bahaya. Tamimah ini sekarang biasa juga digantung, digantungan bagian depan kaca mobil, gantungan kunci atau lainnya.

Hukum tamimah jika bukan dari Al-Qur'an tak diperselisihkan lagi haram, bahkan masuk kategori syirik.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ عَلَّقَ تَمِيمَةً فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa yang menggantungkan tamimah (jimat) sungguh ia telah berbuat syirik” [HR. Ahmad no.17422. Kata Al Albani rahimahullah dalam as-Shahihah no.492: Shahih]

Bagaimana kalau tamimahnya berupa ayat Al-Qur'an?

Pendapat terkuat adalah tetap haram, karena hadits di atas umum berisi larangan menggantungkan jimat apapun tanpa mengecualikannya dengan jimat dari Al-Qur'an.

Juga perkataan Ibrahim an Nakha’i rahimahullah:

كَانُوا يَكْرَهُونَ التَّمَائِمَ كُلَّهَا، مِنَ الْقُرْآنِ وَغَيْرِ الْقُرْآنِ

"Mereka (para Shahabat dan Tabi’in) membenci segala jenis jimat, baik jimat yang berasal dari Al-Qur'an apalagi yang selain dari Al-Qur'an". [HR. Ibnu Abi Syaibah no.23933 sanadnya shahih].

Walhamdulillaahi rabbil 'aalamiin wa shallallahu 'alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/hukum-jimat-dari-ayat-al-quran.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


MAKNA IYYAKA NA'BUDU WA IYYAAKA NASTA'IIN

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

*اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ○*

“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)

Maksudnya, kami mengkhususkan hanya kepada-Mu dalam beribadah, berdoa dan memohon pertolongan.

1) Para Ulama dan pakar di bidang bahasa Arab mengatakan, didahulukannya maf’ul bih (obyek) “Iyyaaka” atas fi’il (kata kerja) “Na’budu wa Nasta’in” dimaksudkan agar ibadah dan memohon pertolongan tersebut dikhususkan hanya kepada Allah semata, tidak kepada selain-Nya dan hanya terbatas bagi Allah semata.

2) Ayat Al-Quran ini dibaca berulang-ulang oleh setiap muslim, baik dalam shalat maupun di luarnya. Ayat ini merupakan ikhtisar dan intisari surat Al-Fatihah, yang merupakan ikhtisar dan intisari Al-Quran secara keseluruhan.

(3) Ibadah yang dimaksud oleh ayat ini adalah ibadah dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya shalat, nadzar, menyembelih hewan qurban, juga doa.

Karena Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

الدُّعَاءُ ھُوَ الْعِبَادَةُ.

“Doa adalah ibadah.” [HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih]

Sebagaimana shalat adalah ibadah yang tidak boleh ditujukan kepada Rasul atau wali, demikian pula halnya dengan doa. Ia adalah ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah semata.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

قُلْ اِنَّمَاۤ اَدْعُوْا رَبِّيْ وَلَاۤ اُشْرِكُ بِهٖۤ اَحَدًا.

“Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak menyekutukan sesuatu pun dengan-Nya.” (QS. Al-Jinn: 20)

4) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ  لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ . فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ.

“Doa yang dibaca oleh Nabi Dzin Nun (Yunus) ketika berada dalam perut ikan adalah, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zhalim.” Tidaklah seorang muslim berdoa dengannya untuk (meminta) sesuatu apapun, kecuali Allah akan mengabulkan padanya.” [Hadits shahih menurut Al-Hakim, dan disepakati oleh Adz-Dzahabi]

Memohon Pertolongan Hanya Kepada Allah.

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَـعِنْ بِاللهِ

“Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah.” [HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih]

1) Imam Nawawi dan Al-Haitami telah memberikan penjelasan terhadap makna hadits ini, secara ringkas penjelasan tersebut sebagai berikut, “Jika engkau memohon pertolongan atas suatu urusan, baik urusan dunia maupun akhirat maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Apalagi dalam urusan-urusan yang tak seorang pun kuasa atasnya selain Allah. Seperti menyembuhkan penyakit, mencari rizki dan petunjuk. Hal-hal tersebut merupakan perkara yang khusus Allah sendiri yang kuasa.”

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

وَاِنْ يَّمْسَسْكَ اللّٰهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهٗۤ اِلَّا هُوَ ۗ.

“Jika Allah menimpakan suatu kemudharatan kepadamu maka tidak ada yang dapat menghilangkannya melainkan Dia sendiri.” (QS. Al-An’am: 17)

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jalan-golongan-yang-selamat-bagian-8.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- AMSHAA


ANJURAN MENOLONG SESAMA DAN MENUTUPI 'AIBNYA
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

"...Dan tolong-menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya." (QS. Al-Maidah [5]: 2)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَاللَّهُ فِى عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيهِ

“Barangsiapa meringankan sebuah kesusahan (kesedihan) seorang mukmin di dunia, Allah akan meringankan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan urusan seseorang yang dalam keadaan sulit, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutup ‘aib seseorang, Allah pun akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya.” (HR. Muslim no. 2699)

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

MUSIBAH DARI KEMATIAN
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala memberikan nama kematian sebagai musibah. Dia berfirman:

فاصابتكم مصيبة الموت

"Kemudian kalian ditimpa musibah berupa musibah kematian". (QS. Al Ma'idah: 106).

Imam Abu Faraj Abdurahman bin Shalih bin Ahmad bin Rajab rahimahullah berkata tentang kematian, di dalam kitab اهوال القبر و احوال اهله إلى النشور.

"Segala puji bagi Allah, yang telah menempatkan hamba-hamba-Nya di perkampungan dunia, menjadikannya sebagai tempat beramal, dan menjadikan akhirat sebagai kampung keabadian. Menjadikan barzakh sebagai bukti akan kehancuran dunia. Ada kalanya barzakh (alam kubur) merupakan kebun dari kebun surga, dan ada kalanya merupakan kamar dari kamar neraka. Maha Suci Zat yang yang menciptakan apa saja yang Dia kehendaki dan memilih serta memberikan belas kasih kepada hamba-hamba-Nya yang berbakti pada setiap kesulitan, kasih sayang-Nya terhadap hamba-hamba-Nya mendahului murka-Nya, sesungguhnya Allah Maha Penyayang dan Pengampun". (Muqadimah Kitab Ahwalul Qubur hal. 6).

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, tentang gambaran kematian dan musibah dahsyatnya

و جاءت سكرة الموت بالحق ذلك ما كنت منه تحيد

"Dan datanglah sekarat kematian dengan sebenarnya, itulah (saat-saat) yang selama ini kalian menghindar darinya". (QS. Qaf: 19).

Syaikh Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah as Sady rahimahullah berkata:

أي: و جاءت هذا الغافل المكذب بآيات ألله  (سكرة الموت بالحق) الذي لا مردله و لا مناص (ذلك ما كنت منه تحيد)اي ، تتأخر و تنكص عنه.

"Yakni, dan hal ini (kematian) datang kepada orang-orang yang lalai dan mendustakan ayat Allah "Sekarat kematian dengan sebenarnya" yang tidak bisa ditolak dan dihindari "itulah (saat-saat) yang selama ini kalian menghindar darinya" yakni, yang kalian hindari dan lari darinya". (Kitab Taisir Karimir Rahman fi Tafsir Kalami Manan surah 50/19 terbitan Darul Alamiyah).

Di ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan dan memperingati hamba-hamba-Nya dari musibah besar ini:

كلا إذا بلغت التراقي و قيل من راق و ظن أنه الفراق.

"Sekali-kali tidak, ketika sampai nafas itu di kerongkongan, dan dikatakan saat itu siapa yang dapat meruqyah, dan ia menyangka saat-saat itulah waktu perpisahan". (QS. Al Qiyamah: 26-28).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/musibah-kematian.html

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FORUM -- KONSULTASI

BAGAIMANA CARA MENGETAHUI MANHAJ SEORANG USTADZ?
Oleh Ustadz Abu Abdurrahman bin Muhammad Suud al Atsary حفظه الله تعالى

Diantara indikasi Da'i tersebut bermanhaj salaf atau bukan, ialah :

1. Lihat perhatiannya pada tauhid dan pembenahan aqidah ummat.

2. Lihat berpegangnya ia pada sunnah, membela dan menghasung manusia pada sunnah.

3. Lihat kebencian pada bid'ah dan ahlinya, bukan malah dekat, memuji dan bermajelis dengan ahli bid'ah.

4. Mereka tidak menghasung manusia pada demokrasi, demo, dan syubhat-syubhat, dakwah mereka jelas dan terarah, tidak warna-warni dan tidak plin-plan.

5. Mereka memahami apa yang disampaikan, usul dan furu, memiliki adab yang tinggi dan kasih sayang pada ummat.

6. Mengembalikan manusia kepada Allah dan Rasul-Nya, bukan individu, organisasi atau kelompok.

7. Mereka mengajak pada persatuan di atas jalan pendahulu kita yang shahih.

8. Mereka tidak mengajarkan fanatik pada dirinya, namun ilmiah.

KajianIlmiahAnnaba
•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


MAKNA ARAHMAANU 'ALAAL ‘ARSYISYTAWAA.

Banyak sekali ayat dan hadits serta ucapan Ulama Salaf yang menegaskan bahwa Allah berada dan bersemayam di atas.

1. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اِلَيْهِ يَصْعَدُ الْـكَلِمُ الطَّيِّبُ وَالْعَمَلُ الصَّالِحُ يَرْفَعُهٗ. 

“Kepada-Nyalah perkataan-perkataan yang baik naik dan amal yang shalih dinaikkan-Nya.” (QS. Fatir: 10).

2. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

ذِى الْمَعَارِجِ تَعْرُجُ الْمَلٰٓئِكَةُ وَ الرُّوْحُ اِلَيْهِ. 

“Yang memiliki tempat-tempat naik. Para malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan.” (QS. Al-Ma’arij: 3-4).

3. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْاَعْلَى. 

“Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi.” (QS. Al-A’la: 1).

4. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

اَلرَّحْمٰنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوٰى. 

“(yaitu) Yang Maha Pengasih, yang bersemayam di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5).

5. Dalam Kitab Tauhid, Imam Al-Bukhari menukil dari Abu Aliyah dan Mujahis tentang tafsir istawa, yaitu ‘Ala Wartafa’a (berada di atas).

6. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkhutbah pada hari Arafah, saat Haji Wada’, dan bersabda:

أَلاَ هَل بَلِغْتُ؟ قَالُوْا نَعَمْ، يَرْفَعُ أَصْبَعَهُ إِلىَ السَّمَاءِ وَيُنَكِّبُهَا إِلَيْهِمْ وَيَقَوُلُ: اَللَّهُمَّ اشْهَدْ.

“Ingatlah, bukankah aku telah menyampaikan?” Mereka menjawab, “Ya, benar.” Lalu beliau mengangkat (menunjuk) dengan jari-jarinya ke atas, selanjutnya beliau mengarahkan jari-jarinya ke arah manusia seraya bersabda, “Ya Allah, saksikanlah.” [HR. Muslim].

7. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ كَتَبَ كِتَابًا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ الْخَلْقَ إِنَّ رَحْمَتِيْ سَبَقَتْ غَضَبِيْ فَهُوَ مَكْتُوْبٌ عِنْدَهُ فَوْقَ الْعَرْشِ. 

“Sesungguhnya Allah telah menulis suatu kitab (tulisan) sebelum Ia mencipatakan para makhluk (berupa), sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku, tertulis di sisi-Nya di atas ‘Arsy.” [HR. Al-Bukhari].

8. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَّ تَأْمَنُوْنِيْ وَأَنَا أَمِيْنُ مَنْ فِي السَّمَاءِ؟ يَأْتِيْنِي خَبَرُ السَّمَاءِ صَبَاحًا وَمَسَاءَ. 

“Apakah engkau tidak percaya kepadaku, padahal aku adalah kepercayaan Dzat yang ada di langit? Setiap pagi dan sore hari datang kepadaku kabar dari langit.” [Muttafaqun ‘Alaih]

9. Al-Auza’i rahimahullah berkata: “Kami bersama banyak tabi’in berkata, Sesungguhnya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya (berada) di atas ‘Arsy, dan kami beriman pada sifat-sifat-Nya sebagaimana yang terdapat dalam sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.” [HR. Al-Baihaqi dengan sanad shahih].

10. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:  “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, di atas langit. Ia mendekati makhluk-Nya sekehendak-Nya dan Allah turun ke langit dunia dengan sekehendak-Nya.” (Dikeluarkan oleh Al-Hakawi di dalam kitab Aqidah Asy-Syafi’i).

11. Imam Abu Hanifah rahimahullah berkata: “Barangsiapa mengatakan Aku tidak mengetahui apakah Tuhanku berada di langit atau bumi? maka dia telah kafir.” Sebab Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى. 

“(Yaitu) Rabb Yang Maha Pemurah, Yang tinggi di atas 'Arsy.” (QS. Thaha: 5).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jalan-golongan-yang-selamat-bagian-9.html

🔰 @KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Kajian Ahad MASJID ANABAA

📖 : 'Umdatul Ahkam.

⏰ : 16.30-17.30.WIB.

🕌 : Masjid ANNABAA.

🎙 : Ustadz Falahuddin Noor Zamakhsyari.

"B E R S I W A K"

Siwak adalah nama bagi sejenis ranting pohon yang dipakai untuk bersiwak atau menggosok gigi dengan siwak. Tujuannya adalah untuk menghilangkan warna kuning dan kotoran pada gigi, serta membersihkan mulut dan mencari pahala.

Sesuai dengan yang disebutkan disini, bersiwak termasuk salah satu sunnah wudhu’ dan cara bersuci yang dianjurkan. Dengan demikian merupakan bagian dari kitab Thaharah.

Manfaat Siwak.

Ada beberapa manfaat bersiwak antara lain yang berhubungan dengan kebersihan dan kesehatan adalah :

• Menghilangkan bau mulut

• Mengharumkan mulut

• Untuk mendapatkan pahala, dan

• Mengikuti sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.

Adapun Dalilnya adalah pada Hadits ke-17 dalam kitab 'Umdatul Ahkam berikut ini :

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِي اللَّهم عَنْهم أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي أَوْ عَلَى النَّاسِ لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كل وضوء عند كُلِّ صَلَاةٍ. (متفق عليه).

"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata: “Nabi shalallahu alaihi wasallam bersabda, ‘Andaikata aku tidak khawatir akan memberatkan umatku, maka aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak setiap kali berwudhu untuk shalat.” (Muttafaq ‘alaih).

Makna Global:

Di antara kesempurnaan nasihat dan rasa cinta Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam terhadap kebaikan bagi umatnya, juga rasa cinta beliau untuk menetapkan setiap hal yang bermanfaat bagi umat agar mendapatkan kebaikan yang sempurna, adalah dengan menganjurkan mereka untuk bersiwak. 

Beliau shalallahu alaihi wasallam telah mengetahui banyak manfaat serta dampak positif yang segera maupun yang akan datang dari bersiwak, sehingga beliau menganjurkan umatnya bersiwak setiap kali wudhu atau shalat. 

Akan tetapi, juga karena kesempurnaan rasa kasihan dan pengasih, beliau khawatir jika Allah akan mewajibkan hal ini kepada umatnya, padahal mereka tidak sanggup mengerjakan dan mereka berdosa karenanya. Maka beliau tidak mewajibkannya karena khawatir dan sekaligus sayang kepada umatnya. Namun demikian, beliau menganjurkan agar umatnya senang bersiwak.

Manfaat Hadits:

1. Disunnahkan bersiwak serta keutamaannya yang bisa mencapai derajat pahala wajib.

2. Penekanan perintah bersiwak ketika wudhu dan shalat.

lbnu Daqiqil ‘Id berkata, “Rahasianya, bahwa dalam setiap kondisi kita diperintahkan bertaqarrub kepada Allah Azza wa Jalla dalam keadaan bersih sempurna, untuk menunjukkan ibadah itu sangat mulia.”

Dan dikatakan sesungguhnya perintah tersebut berhubungan dengan malaikat yang terganggu dengan bau yang tidak sedap."

As-Shan’ani berkata, “Kemungkinan yang tidak jauh bahwa rahasia tersebut merupakan penggabungan dua hal yang disebutkan dalam riwayat Muslim dalam hadits Jabir:

مَنْ أَكَلَ الْبَصَلَ وَالثُّوم وَالْكُرَّاث فَلا يَقْرَبَنَّ مسْجِدَنَا، فَإِنَّ المَلائِكَةَ تَتَأَذَّى مِمَّا يتأَذَّى مِنْهُ بَنُو آدمَ.

"Siapa saja yang sesudah makan bawang merah atau bawang putih atau bakung, janganlah mendekati tempat sujud kami karena malaikat terganggu sebagaimana yang dirasakan oleh Bani Adam.”

3. Keutamaan wudhu dan shalat yang dibarengi dengan bersiwak.

4. Tidak ada yang menghalangi kewajiban bersiwak kecuali karena dikhawatirkan memberatkan umat.

5. Kesempurnaan kasih sayang dan kekhawatiran Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam kepada umat.

6. Sesungguhnya semua syariat itu memudahkan; tidak untuk menyulitkan dan menyukarkan.

7. Sesungguhnya menolak mafsadah (kerugian) didahulukan daripada mendatangkan maslahah (kebaikan). 

lni adalah kaidah umum yang sangat berguna. Pembuat syariat yang bijaksana menghindarkan umat-Nya dari kewajiban bersiwak karena ada kemaslahatan besar, yang khawatir Allah akan mewajibkan kepada mereka dan mereka tidak sanggup sehingga mendapatkan kerugian besar karena meninggalkan kewajiban-kewajiban yang disyariatkan. 

Bersambung.

•═══❅◎۩❁۩◎❅═══•

FAEDAH  LAILAAN •

DOA SAAT KELUAR RUMAH YANG SUDAH BANYAK DILUPAKAN ORANG PADAHAL AMAT BESAR FADHILAHNYA.

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Anas Bin Malik radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

إذا خرج الرجلُ مِنْ بيتِهِ فقال: بسمِ اللهِ ، توكلتُ على اللهِ ، لا حولَ ولا قوةَ إلا باللهِ ، قال: يقالُ حينئذٍ: هُدِيتَ ، وكُفيتَ ، ووقيتَ ، فتَتنحَّى لهُ الشياطينُ ، فيقولُ لهُ شيطانٌ آخرُ : كيفَ لكَ برجلٍ قدْ هُدِيَ ، وكُفِيَ ، ووُقِيَ

"Jika seseorang keluar dari rumahnya, lantas dia mengucapkan Bismillahi tawakkaltu 'alallah, laa hawla wa laa quwwata illa billah (Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan-Nya), maka dikatakan ketika itu, "Engkau akan diberi petunjuk dicukupkan dan dijaga. Setanpun akan menyingkir jauh darinya". Setan yang lain akan mengatakan: “Bagaimana mungkin engkau bisa mengganggu seseorang yang telah mendapatkan petunjuk, kecukupan dan penjagaan” [HR. Tirmidzi no.3426, Abu Dawud no.5095, Ibnu Hibban no.882, Nasa'i no.9837, Baihaqi no.9555, Ibnu Suni no.179 dan lain-lain]

Kata al Hafizh rahimahullah dalam Tasdiidul Quus I:336: "إسناده صحيح" (sanadnya shahih). Kata 'Abdul Haq al Isybili rahimahullqh dalam Ahkam as Shughra 888: "صحيح الإسناد". Kata al Mundziri rahimahullah dalam At Targhib wa at Tarhib II:379 "لا ينزل عن درجة الحسن وقد يكون على شرط الصحيحين أو أحدهما". (Tidak kurang dari hasan, bahkan hadits ini atas syarat shahih Bukhari Muslim atau salah satu diantaranya). Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami' 499, Shahih at Targhib 1605, dan Shahih Abu Dawud 5095: "صحيح".

Penjelasan ringkas

Pada hadits di atas ditegaskan bahwa orang yang saat keluar dari rumahnya membaca do’a tersebut, maka dikatakan ketika itu "Engkau akan diberi petunjuk…..“

Tentang siapa yang akan mengatakan kalimat tersebut, maka menurut para Ulama itu adalah ucapan Malaikat. Hal ini  diantaranya Al Mubarakfuri rahimahullah dalam Tuhfatul Ahwadzi (IX:271).

Perhatikan betapa besarnya fadhilah membaca doa saat keluar rumah ini, sayangnya doa ini sering kita lalaikan.

Allahul Musta’an.

Ajarkanlah doa ini juga pada anak-anak kita.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/doa-saat-keluar-rumah-yang-sudah-banyak-dilupakan-orang-padahal-amat-besar-fadhilahnya.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


HUKUM MENABUH REBBANA.

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Diantara musibah besar yang melanda kaum muslimin dewasa ini adalah saat alat musik sampai sudah masuk ke masjid-masjid Allah. Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun.

Untuk menghalalkan perbuatan haram tersebut maka mereka menyebutnya dengan seni islami, musik islami, budaya islami, nasyid islami, dan seabrek istilah syubhat lainnya. Laa haula wa laa quwwata illaa billaah.

Perkara ini semakin bertambah rusaknya tatkala justru yang diamalkan itu adalah ritual bid'ah. Bid'ah ditambah alat musik. Lengkaplah sudah bid'ah plus maksiat. Lebih memprihatinkan lagi, model begini oleh terutama kalangan Shufi dijadikan ibadah yang terkadang sampai tingkat mabuk, seperti habis minum ekstasi.

Di sini kami ingin menyebutkan salah satu fatwa Ulama besar dari *Madzhab Syafi’i,* yakni Imam Jalaludin As Suyuthi rahimahullah. Beliau Ulama bereputasi dunia -dari kalangan Ulama Syafi’iyyah- yang anak kecil kalangan kaum muslimin pun tahu reputasi dahsyat beliau. Salah satu kitabnya yang amat legendaris adalah Jami’us Shaghir. Ada puluhan kitab beliau lainnya yang sangat bermutu. Namun di sini bukan tempat yang tepat untuk menyebutkannya. Dikarenakan kaum muslimin di Indonesia ini pada umumnya mengaku sebagai penganut Madzhab Syafi’i, maka tak mengapa saya menyebutkan salah satu fatwa dari Imam besar kalangan Syafi’iyyah ini, dengan harap dapat lebih dipertimbangkan oleh mereka yang selama ini mendakwahkan bermadzhab Syafi'i.

➖ Inilah teks Fatwa Imam Jalaludin As Suyuthi rahimahullah mengenai hukum di atas:

ومن ذلك الرقص، والغناء في المساجد، وضرب الدف أو الرباب، أو غير ذلك من آلات الطرب. فمن فعل ذلك في المسجد، فهو مبتدع، ضال، مستحق للطرد والضرب, لأنه استخف بما أمر الله بتعظيمه، قال الله تعالى: في بيوت أذن الله أن ترفع أي تعظم ويذكر فيها اسمه، أي يتلى فيها كتابه. وبيوت الله هي المساجد, 

"Diantaranya (perkara bid’ah lagi munkar -pent) adalah menari dan menyanyi di dalam masjid. Menabuh duff (sejenis rebana) atau ar rubab (sejenis alat musik), atau selain itu dari jenis alat-alat musik (dalam masjid). Maka, barangsiapa yang melakukan itu di masjid maka dia mubtadi (pelaku bid’ah sesat) dan sangat patut baginya diusir dan dipukul. Karena dia meremehkan perintah Allah untuk memuliakan masjid. (Sebagaimana) yang Allah Firmankan -dalam QS. An Nur: 36-: “Bertasbih kepada Allah di rumah-rumah-Nya (masjid) yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya, yakni agar diagungkan rumah-rumah Allah itu". Dan maksud ayat "dan agar disebut di dalamnya nama-Nya", maksudnya agar dibacakan ayat-ayat Allah (Al Qur’an), dan "rumah-rumah Allah" itu maksudnya masjid.

 وقد أمر الله بتعظيمها، وصيانتها عن الأقذار، والأوساخ، والصبيان، والمخاط، والثوم، والبصل، وإنشاد الشعر فيها، والغناء والرقص, فمن غنى فيها أو رقص فهو مبتدع، ضال مضل، مستحق للعقوبة.

Dan Allah Ta’ala telah memerintahkan untuk memuliakannya, menjaganya dari kotoran, najis, anak-anak kecil, ludah, (aroma) bawang putih maupun bawang merah, aneka nasyid, syair-syairan, nyanyian, dan tarian. Dan barangsiapa yang bernyanyi di dalamnya (masjid) atau menari, maka dia adalah pelaku bid'ah, sesat lagi menyesatkan, dan dia berhak mendapatkan hukuman". (Al ‘Amru bil Ittibaa’ wan Nahyu ‘anil Ibtidaa’ hal.30).

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/hukum-menabuh-rebana.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN


KARENA WANITA KAMI SANGAT ISTIMEWA.

Sebagian orang, menganggap bahwa Islam sangat membelenggu kaum wanita, buktinya: dalam berpakaian di luar rumah mereka harus mengenakan JILBAB dan pakaian yang menutup hampir 100% tubuhnya!

Terlihat logis. Namun, sebenarnya ada sisi lain yang tidak mereka lihat atau sengaja mereka sembunyikan.

Coba Anda renungkan beberapa hal berikut ini:

1. Yang memerintahkan muslimah berjilbab adalah Allah ﷻ [lihat: Surat Al-Ahzab: 59]. Dia yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Maha Bijaksana dan Maha Tahu maslahat hambaNya. Pantaskah Tuhan yang demikian, menginginkan keburukan dari kebijaksanaannya untuk hamba-Nya.

Bahkan Nabi ﷺ  telah mensabdakan, bahwa kasih sayang Allah ﷻ kepada hambaNya jauh lebih dahsyat, daripada kasih sayang seorang ibu kepada anak kecil yang disusuinya. [HR. Bukhori: 5999, Muslim: 2754]. 

Anda tentu YAKIN semua perintah ibu, pasti untuk kebaikan Anda, tidak mungkin bertujuan buruk. Begitu pula Allah ﷻ bahkan Dia jauh melebihi ibu Anda. Ketika Dia memerintahkan jilbab, tentu yang Dia inginkan kebaikan, bukan keburukan.

2. Lihatlah alam sekitar Anda, semua benda yang ditutupi pasti akan terjaga dan terlindungi dengan baik. Dan ini6 adalah salah satu sisi kebaikan yang Allah ﷻ  inginkan dari syariat jilbab.

Lihatlah bagaimana permen harus selalu terbungkus dengan sempurna, agar terjaga baik dan bersih. Bahkan saat terjatuh ke tanah, dia akan tetap terjaga baik.

Coba bayangkan bila dia terbuka tanpa penutup, tentunya tidak lama akan lusuh, kotor, pudar, dan rusak, bahkan walaupun belum jatuh ke tanah.

Lihatlah buah-buahan. Tanpa kulitnya, isinya akan rusak. Dengan penutup itulah isinya akan terjaga dengan baik, bersih, dan segar. Bahkan seringkali para petani memberi bungkusan tambahan saat masih kecil, agar ketika buah-buah itu besar dan matang, dia dalam keadaan bersih, indah, dan terjaga dari gangguan alam.

Dan lihatlah bumi, bagaimana Allah ﷻ  menjaganya dengan lapisan tebal, agar terjaga dari gempuran gangguan dari luar angkasa, coba bayangkan kerusakan yang bumi alami tanpa penutup itu.

3. Memang dengan penutup jilbab/hijab, seorang muslimah tidak akan bebas bergerak di luar rumah. Namun, bila dipikir lebih dalam, bukankah dengan itu, seorang muslimah akan diposisikan sebagai seorang yang terhormat dan mulia?!

Muslimah tidak akan mencari pekerjaan yang tidak sesuai dengan fitrahnya yang halus dan jilbabnya yang mulia. Ia akan kreatif mencari dan memilih pekerjaan yang menjaga tubuh, kehormatan, dan agamanya, toh jatah rejeki dia sudah Allah ﷻ jamin sampai kepadanya, apapun keadaannya. 

Bahkan sebenarnya dia tidak boleh bekerja, kecuali bila diizinkan oleh suaminya, atau ayahnya (bagi yg belum menikah). Itulah Islam yang memuliakan dan memanjakan seorang muslimah.

Muslimah tidak memerlukan banyak produk kecantikan. Karena jilbabnya sudah sangat melindungi kulitnya dan menjaga dengan baik keindahannya. 

Sungguh KASIHAN orang yang diperbudak setan, setelah dia BUKA jilbabnya, dia harus menjaga kulitnya yang terpapar sinar matahari dan polusi, dia harus menjaga rambutnya agar terus terlihat wah, model pakaiannya menjadi berlusin-lusin agar tampak istimewa. Dan hal-hal lain yang menjadi beban baginya.

Lalu apa yang dia dapatkan setelahnya, tidak lain hanya sanjungan dari makhluk yang serba lemah dan terbatas, atau kebencian dari orang yang iri dan dengki dengan kebaikan fisiknya.

Dan setelah itu semua, dia harus menanggung siksa Allah ﷻ karena maksiat buka aurat dan menarik pandangan haram orang lain kepadanya, na'udzubillah.

Dengan memakai jilbab, seorang muslimah akan banyak mendapatkan pahala. Selama dia memakaikan jilbabnya, maka selama itu pula dia mendapatkan pahala. Semakin tertutup rapat, semakin besar pahalanya. Semakin berat cobaan dari lingkungan sekitar, semakin berat pula timbangan pahalanya.

Sebaliknya, membuka aurat adalah dosa. semakin lama membukanya, semakin banyak dosanya. semakin banyak orang yang melihat aurat itu, semakin banya pula dosanya. Dan semakin terbuka auratnya, semakin terbuka lebar pula dosanya.

Ingatlah, semua akan Anda pertanggung-jawabkan sendiri di hadapan-Nya.

Jilbab adalah keistimewaan bagi wanita kami. Mereka menjadi terhormat di mata manusia, dan semakin mulia di sisi Allah ﷻ. 

Ustadz Musyaffa' Ad Dariny, MA hafizhahullah Repost FP Pengikut Sunnah

•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

URGENSI TAUHID.

(Seri 1)

1. Sesungguhnya Allah menciptakan segenap alam agar mereka menyembah kepada-Nya. Mengutus para Rasul untuk menyeru semua manusia agar mengesakan-Nya. Al-Quranul Karim dalam banyak suratnya menekankan tentang arti pentingnya aqidah tauhid. Menjelaskan bahaya syirik atas pribadi dan jama’ah. Dan syirik merupakan penyebab kehancuran di dunia serta keabadian di dalam Neraka. 

2. Semua para Rasul memulai dakwah (ajakan)nya kepada tauhid. Hal ini merupakan perintah Allah yang harus mereka sampaikan kepada umat manusia. Allah Ta’ala berfirman:

وَمَاۤ اَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا نُوْحِيْۤ اِلَيْهِ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّاۤ اَنَاۡ فَاعْبُدُوْنِ

“Dan Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum engkau (Muhammad), melainkan Kami wahyukan kepadanya, bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Aku maka sembahlah Aku”. (QS. Al Anbiya: 25).

Selama tiga belas tahun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tinggal di kota Makkah. Selama itu, beliau mengajak kaumnya untuk mengesakan Allah, memohon kepada-Nya semata, tidak kepada yang lain. Diantara wahyu yang diturunkan kepada beliau saat itu adalah:

قُلْ اِنَّمَاۤ اَدْعُوْا رَبِّيْ وَلَاۤ اُشْرِكُ بِهٖۤ اَحَدًا

“Katakanlah (Muhammad), Sesungguhnya aku hanya menyembah Tuhanku dan aku tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Nya". (QS. Al Jin: 20).

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik para pengikutnya kepada tauhid sejak kecil. Kepada anak pamannya, Abdullah bin Abbas radhiallahu 'anhu, beliau bersabda:

إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ

“Bila kamu meminta, mintalah kepada Allah dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah”. [HR. At Tirmidzi, ia berkata: "Hadits hasan shahih"].

Tauhid inilah yang di atasnya didirikan hakikat ajaran Islam. Dan Allah tidak menerima seseorang yang mempersekutukan-Nya.

3. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam mendidik para Shahabatnya agar memulai dakwah kepada umat manusia dengan tauhid. Ketika mengutus Mu’adz ke Yaman sebagai Dai, beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

فَلْيَكُنْ أَوَّلَ مَا تَدْعُوْ إلَيْهِ شَهَادَةَ أنْ لاَ إلَهَ إلاَّ اللُّه. وَفِيْ رِوَايَةٍ : إِلَى أَنْ يُوَحِّدُوا اللَّهَ

“Hendaknya yang pertama kali kamu serukan mereka adalah bersaksi, “Sesungguhnya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Allah”. Dalam riwayat lain disebutkan: “Agar mereka mengesakan Allah”. [Muttafaq ‘Alaih].

4. Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, *tidak ada* yang berhak disembah selain Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali apa yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Kalimat syahadat ini bisa memasukkan orang kafir ke dalam agama Islam, karena ia adalah kunci Surga. Orang yang mengikrarkannya akan masuk Surga selama ia tidak dirusak dengan sesuatu yang bisa membatalkannya, misalnya syirik atau kalimat kufur.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jalan-golongan-yang-selamat-bagian-10.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

﷽ CINTA DUNIA TAKUT MATI

Yang menyebabkan kaum muslimin lemah dan tertinggal dari musuh-musuh mereka adalah cinta dunia dan takut mati. Sebab ini muncul karena sebab utama di atas yaitu bodoh terhadap agama Allah.

Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda, ”Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring”. Kemudian seseorang bertanya, ”Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata, ”Bahkan kalian pada saat itu banyak, akan tetapi kalian adalah sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut pada hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian ’Wahn’. Kemudian seseorang bertanya,”Apa itu ’wahn’?” Rasulullah berkata, ”Cinta dunia dan takut mati.” (Shohih, HR. Ahmad dan Abu Daud)

Penyakit wahn ini telah merasuk dalam hati kaum muslimin kecuali bagi yang Allah kehendaki dan ini jumlahnya sedikit sekali. Kaum muslimin secara umum telah menjadi lemah di hadapan musuh mereka. Rasa takut telah hilang dari hati musuh mereka sehingga mereka tidak merasa takut dan khawatir terhadap kaum muslim karena mereka telah mengetahui kelemahan kaum muslimin saat ini. Semua hal ini terjadi disebabkan kebodohan yang menyebabkan rasa tamak kaum muslimin pada dunia sehingga kaum kafir (musuh kaum muslimin) menggerogoti mereka dari segala penjuru walaupun jumlah mereka banyak tetapi jumlah ini hanya bagaikan sampah-sampah yang dibawa air hujan yang tidak bernilai apa-apa.

Wallahu a'lam, semoga kita bukan termasuk orang-orang tersebut.

•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

M u h a s a b a h.

BERKAT JASA ORANG TUA.

Sobat!... anda merasa letih dan lelah mendidik anak anda? jangan kawatir, esok anda akan menikmati hasilnya, simak hasil yang tidak lama lagi akan menjadi milik anda. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ أَنَّى لِي هَذِهِ فَيَقُولُ بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ

Sejatinya Allah sungguh akan meninggikan derajat seorang hamba yang sholeh di dalam surga, hingga ia keheranan dan berkata: Wahai Tuhanku, dari mana aku mendapatkan kedudukan setinggi ini? Allah menjawab: Berkat anakmu yang senantiasa memohonkan ampunan untukmu. (Ahmad, Al Baihaqi dan lainnya).

Inilah investasi yang sebenarnya, jadi untuk apa ada rasa lelah atau letih atau bahkan putus asa dalam mendidik anak anda ?

Muhammad Arifin Badri, حفظه الله تعالى

========🌴🌴🌴🌴🌴========

FAEDAH -- ASHBAH

JAMINAN RUMAH DI SURGA

Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَعَدَ اللّٰهُ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَا وَمَسٰكِنَ طَيِّبَةً فِيْ جَنّٰتِ عَدْنٍ  ۗ  وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللّٰهِ اَكْبَرُ  ۗ  ذٰ لِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

"Allah menjanjikan kepada orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya, dan (mendapat) tempat yang baik di Surga ‘Adn. Dan keridaan Allah lebih besar. Itulah kemenangan yang agung." (QS. At-Taubah [9]: 72)

☘ Dari Abu Umamah Al-Bahili Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْتٍ فِى رَبَضِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كَانَ مُحِقًّا وَبِبَيْتٍ فِى وَسَطِ الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِبَ وَإِنْ كَانَ مَازِحًا وَبِبَيْتٍ فِى أَعْلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku memberikan jaminan rumah di pinggiran surga bagi orang yang meninggalkan perdebatan walaupun dia orang yang benar. Aku memberikan jaminan rumah di tengah surga bagi orang yang meninggalkan kedustaan walaupun dalam bentuk candaan. Aku memberikan jaminan rumah di surga yang tinggi bagi orang yang bagus akhlaknya.” (HR. Abu Daud no. 4800)

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


HUKUM WANITA SENAM AEROBIC.

Haram hukumnya wanita mengikuti senam aerobic dan joged-joged di tempat umum, karena:

1. Sarana Ikhtilat. Terjadinya campur-baur laki-laki dan perempuan.

2. Sarana Tabarruj.

3. Mendengarkan musik disco/dangdut koplo.

4. Bergoyang Lenggak-lenggok.

5. Pakaian ketat & sexy.

6. Menampakkan Aurat.

7. Dapat membangkitkan dan menggoda syahwat lawan jenis.

8. Terjadi Tasyabbuh. Merupakan syiar & kebiasaan yang bukan dari Islam.

9. Wanita lebih baik berdiam diri di rumah.

Nabi ﷺ mengancam dengan neraka wanita yang sengaja mempertontonkan keindahan tubuhnya di depan lelaki dengan cara berlenggak-lenggok, menggoyang-goyang tubuh memicu hasrat, berpakaian merangsang dan semisalnya. Imam Muslim meriwayatkan:

صحيح مسلم (11/ 59)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ :

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلَاتٌ مَائِلَاتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا

Dari Abu Hurairah berkata: 'Rasulullah ﷺ bersabda: “Dua golongan penghuni neraka yang belum pernah aku lihat; kaum membawa cambuk seperti ekor sapi, dengannya ia memukuli orang dan wanita-wanita yang berpakaian (tapi) telanjang, mereka berlenggak-lenggok dan miring, rambut mereka seperti punuk unta yang miring, mereka tidak masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan sejauh ini dan ini.” [HR. Muslim]

Senam secara otomatis akan menggerak-gerakkan anggota tubuh dan menggoyang-goyangkannya. Jika hal ini dilakukan di depan lelaki yang tidak halal melihatnya, maka hal tersebut lebih dekat pada ciri wanita celaka yang disebutkan dalam hadis di atas.

Semoga bermanfaat serta menjadi renungan kita semua, dan semoga Allah ﷺ istiqomahkan kita untuk tetap dalam ketaqwaan.

Abu Yahya Al Bustamy حفظه الله تعالى

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


SIFAT ORANG-ORANG PILIHAN

Allah ﷻ mengajarkan di dalam Al-Qur'an menolak kejelekan dengan cara yang paling baik. Allah ﷻ berfirman:

ولا تستوي الحسنة ولا السيئة ادفع بالتي هي أحسن فإذا الذي بينك وبينه عداوة كأنه ولي حميم * وما يلقاها إلا الذين صبروا وما يلقاها إلا ذو حظ عظيم

"Dan tidaklah sama kebaikan dan kejelekan itu, tolaklah (kejelekan) dengan cara yang paling baik maka tiba-tiba orang yang antara kamu dan dia ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidaklah dianugerahkan kecuali kepada orang-orang yang sabar dan tidaklah dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang memiliki keuntungan yang besar.” (Fusshilat: 34-35)

Ibnu Abbas rodhiyallahu ‘anhuma berkata:

أمر الله المؤمنين بالصبر عند الغضب ، والحلم والعفو عند الإساءة ، فإذا فعلوا ذلك عصمهم الله من الشيطان ، وخضع لهم عدوُّهم ، كأنه وليّ حميم

“Allah memerintahkan kaum mukminin untuk bersabar ketika ada yang membuatnya marah, bijaksana dan memaafkan ketika ada yang membikinnya sakit hati. Bila setiap hamba mengupayakan hal seperti itu maka Allah akan melindungi dirinya dari gangguan syaithon serta menundukkan musuh-musuhnya. Bahkan yang semula bermusuhan tiba-tiba berubah menjadi kawan yang setia." (Tafsir Ath-Thobari 21/471)

Orang-orang yang dianugerahi sikap arif seperti ini hanyalah orang-orang yang memiliki kesabaran yang besar. Sebab merespon kejelekan dengan kebaikan bukanlah perkara yang mudah bagi jiwa dan tidak setiap orang mampu melakukannya. Adapun kiat untuk bersabar adalah dengan banyak mengingat Allah ﷻ.

Abdullah bin Aun bin Arthoban Al-Bashri (150 H) berkata:

ذكر الناس داء وذكر الله دواء

“Mengingat-ingat (perlakuan jelek) orang kepada kita adalah penyakit, sedangkan mengingat Allah adalah obat.”

Al-Imam Adz-Dzahabi berkata, "Demi Allah! yang aneh dari kita dan termasuk kebodohan kita adalah bagaimana bisa kita tinggalkan obat lalu mencari penyakit!" (Siyar A'lamin Nubala' 6/370)

Ustadz Fikri Abul Hasan حفظه الله تعالى.

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

﷽.

HUKUM MENCELA ZAMAN/MASA/WAKTU.

Oleh Ustadz Berik Said hafizhahullah

Adakah diantara kita yang pernah mengucapkan kalimat semacam, “Ini benar-benar zaman edan“ atau “Sungguh, ini benar-benar hari yang sial, daganganku tak laku“ atau “Pekan ini pekan celaka, benar-benar tak membawa keberuntungan padaku“ atau “Ini bulan durjana, amat terpuruk kehidupanku“ atau “Jangan melakukan perjalan pada hari anu, sebab hari anu adalah hari pembawa kesialan" atau “Jangan melakukan hajatan pada bulan anu, sebab itu bulan pembawa apes“ atau “Tahun ini tahun sialan, tahun yang paling menyengsarakan hidupku“, dan sebagainya. 

Ingat, jangan sekali-kali sepelekan kalimat semacam itu, karena bahkan bisa menyeret pada kesyirikan dan kekufuran. Bagaimana mungkin? Cermati risalah berikut dengan benar-benar penuh perhatian dan keseriusan.

Hadits-Hadits Shahih Yang Melarang Mencela Zaman/Masa/Waktu

Pertama, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

لا تسُبُّوا الدَّهْرَ ، فإنَّ اللهَ هوَ الدَّهْرُ. 

“Jangan sekali-kali mencela Ad dahr (waktu/masa/zaman) karena sesungguhnya Allah, Dialah Ad Dahr (pencipta dan pengatur waktu/masa/zaman)“. [HSR. Muslim no. 2246 dan lain-lain]

Kedua, dalam redaksi lainnya hadits ini berbentuk hadits qudsi berikut, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

قال اللهُ عزَّ وجلَّ : يُؤذيني ابنُ آدمَ . يسُبُّ الدهرَ . وأنا الدَّهرُ . أُقلِّبُ الليلِ والنهارِ. 

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman: Anak Adam telah menyakiti-Ku. Ia telah mencela Ad Dahr (waktu) padahal Aku-lah (sang pencipta/pengatur) waktu. Aku-lah yang membolak-balikkan malam dan siang.” [HSR. Bukhari no. 4826 dan Muslim no. 2246 dan lain-lain]

Ada beberapa hadits yang senafas dengan hadits di atas. Namun kami cukupkan dua hadits itu saja.

Hadits di atas tegas menunjukkan haramnya kita mencela masa/waktu baik jam, hari, bulan maupun tahun, karena Allah telah menciptakan dan mengatur waktu tersebut.

Waktu adalah makhluk, maka tak dapat menjadikan seorang bahagia atau celaka. Maka jika kita mengutuki waktu/zaman, seakan kita meyakini waktu yang mengatur celaka bahagiannya kita, atau kalaupun tak begitu, seakan kita mencela Allah sang pencipta atau pengatur waktu. Keduanya jelas perkara buruk dan munkar. Na’udzu billahi min dzaalik

Berikut penjelasan Imam Nawawi rahimahullah atas hadits larangan mencela waktu sebagaimana sebagiannya telah kami kutip di atas.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/hukum-mencela-zaman-masa-waktu.html

•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


JANGAN TASYBIK

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Jika keluar rumah menuju masjid, jangan melakukan tasybik sampai kembali ke rumah.

Tasybik artinya menyilangkan/memasukkan jari-jari tangan yang satu ke jari-jari tangan yang lain (seperti sedang menganyam).

Perbuatan ini tidak boleh dilakukan selama kamu keluar dari rumahmu berjalan ke masjid hingga kamu pulang kembali ke rumahmu.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَن تَوضَّأ ثم خرَجَ يُريدُ الصَّلاةَ، فهو في صلاةٍ حتَّى يَرجِعَ إلى بيتِه، فلا تقولوا هَكَذا- يعني: يُشبِّكُ بيْنَ أصابعِه

“Apabila salah seorang diantara kalian wudhu di rumahnya kemudian ia pergi ke masjid, maka ia senantiasa dalam keadaan shalat hingga ia kembali pulang ke rumahnya.** Oleh karena itu, janganlah ia melakukan tasybik lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperagakan dengan menjalinkan jari-jemarinya”. [HR. Ad Darami 1446 dan lain-lain. Kata Al Albani rahimahullah dalam Al Irwa’ II:201: Shahih].

Perbuatan ini dinyatakan makruh. Ini adalah pendapat dari Madzhab Syafi’i (Al Majmu’ IV:544), Hanbali (Al Mughnie I:238), dan Syaikh Al ‘Utsaimin (Syarhul Mumti’ III:234).

Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin wa shallallahu 'alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/jangan-tasybik.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN


CROSS HIJABER, PRILAKU MENYIMPANG.

Abu Ubaidah As Sidawi

Pakaian merupakan salah satu anugerah Allah,  karena pakaian banyak sekali manfaatnya,  diantaranya:

1. Menutupi aurat

2. Melindungi diri dari panas dan dingin

3. Perhiasan

Namun,  Islam mengatur dalam berpakaian agar tidak melenceng dari norma dan fithrah,  diantara aturan tersebut adalah tidak boleh berpakaian menyerupai pakaian ciri khas lawan jenis.  Hal ini dilarang bahkan termasuk dosa besar serta pelakunya terancam dg laknat Allah. 

Dari Ibnu Abbas berkata:

لَعَنَ النَّبِيُّ الْمُخَنِّثِيْنَ مِنَ الرِّجَالِ وَ الْمُتَرَجِّلاَتِ مِنَ النِّسَاءِ

Rasulullah  melaknat kaum pria yang menyerupai kaum wanita dan kaum wanita yang menyerupai kaum pria. (HR. Bukhari)

Dalam masalah pakaian secara khusus, Abu Hurairah berkata:

لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَ الْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ

Rasulullah ( melaknat pria yang memakai pakaian wanita dan wanita yang memakai pakaian pria. (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Hakim, dan Ahmad dengan sanad shahih)

Hikmah dari larangan ini jelas yaitu mengeluarkan pelakunya dari karakter dan ciri khas asli yang diberikan oleh Allah. (Bahjah Nufus,  Ibnu Abi Jamrah 4/14)

Islam telah membedakan antara laki-laki dan perempuan, termasuk dalam hal pakaian,  maka tidak boleh bagi kaum lelaki memakai pakaian yang merupakan ciri khas kaum hawa.  Begitu pula sebaliknya,  tidak boleh kaum wanita berpakaian pakaian yg merupakan ciri khas pria, karena hal itu penyimpangan dari fithrah dan bukti kerusakan akal dan merupakam penyakit yg menjalar pada umat sekarang akibat ikut2 dg gaya barat sehingga tidak ada bedanya antara pria dan wanita dalam pakaian, gaya berjalan dan bicara!  (Zinatul Marah Muslimah hlm.  45-46 oleh Syeikh Abdullah Al Fauzan) 

Adapun patokan masalah ini adalah pada kebanyakan penggunaan dan ciri khas bukan kepada selera hawa nafsu, sebab jika patokannya selera hawa nafsu maka nanti lelaki boleh memakai krudung dan cadar serta perempuan boleh memakai kopyah dan sorban. Tentu saja hal itu bertentangan dengan nash dan ijma' (kesepakatan ulama).  (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah 22/146)

Syaikhuna Dr.  Sami bin Muhammad As Shuqayyir menjelaskan bahwa masalah ini dapat dipetakan menjadi tiga keadaan:

1. Pakaian yang merupakan khas perempuan. Maka tidak boleh dipakai kaum lelaki,  seperti kerudung,  cadar,  dan sebagainya. 

2. Pakaian yang merupakan khas lelaki.  Maka tidak boleh dipakai perempuan,  seperti celana jeans, songkok nasional dan lain sebagainya. 

3. Pakaian yg biasa dipakai keduanya,  bukan ciri khas salah satu mereka,  maka boleh dipakai keduanya,  seperti sandal jepit dan sebagainya. 

Sungguh meremukkan hati kita, bagaimana kaum hawa masa kini berbondong-bondong merampas sekian banyak jenis pakaian pria. Hampir tidak ada jenis pakaian pria satu pun kecuali wanita bebas-bebas saja memakainya. Sehingga terkadang tak mampu dibedakan lagi mana yang pria dan mana yang wanita!.

Demikian pula,  sungguh ironis orang pria tetapi berpakaian perempuan seperti para banci,  bahkan lebih parah lagi,  sekarang ada para penyusup yg dengan sengaja berkerudung dan bercadar lalu masuk ke majlis taklim untuk menodai citra hijab yg mulia dan membuat kerusakan kepada Islam. 

Oleh karena itu kami nasehatkan kepada para akhwat saat di majlis taklim dan berkumpul sesama akhwat,  hendaknya membuka cadar mereka dengan tujuan:

1. Agar saling mengenal antar sesama

2. Agar ketahuan para penyusup yang ingin membuat kerusakan.

Semoga Allah menjaga kita semua dari segala fitnah.

•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

﷽.

MEMBONGKAR TOILET YANG MENGHADAP KIBLAT.

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Jangan-jangan WC mu masih saja menghadap kiblat atau membelakangi kiblat/ka'bah walau ada bangunannya!

Walau jumhur Ulama membolehkan WC yang ada bangunannya menghadap atau membelakangi arah kiblat, namun yang lebih hati-hati adalah jangan sampai WC kita dibangun dalam posisi semacam itu, dan kalaupun sudah terlanjur jadi usahakan dibongkar lagi.

Ini berdasarkan keumuman hadits:

إذا أتَيْتُمُ الغائِطَ فلا تَسْتَقْبِلُوا القِبْلَةَ، ولا تَسْتَدْبِرُوها ببَوْلٍ ولا غائِطٍ... 

“Kalau anda akan buang air besar atau kecil, jangan menghadap kiblat dan jangan membelakanginya...“ [HSR. Bukhari no.144 dan Muslim no.264]

Syaikh Al Utsaimin rahimahullah menerangkan tentang apa yang harus dilakukan oleh orang yang terlanjur telah membuat WC nya menghadap atau membelakangi kiblat, maka beliau menjelaskan:

نقول: يجب عليه أن ينقضها و يصرفها فإن قال صاحب البيت: أنا أنحرف

Kita katakan: "Wajib baginya membongkarnya serta mengarahkan WC tersebut pada selain kiblat." Bila pemilik rumah berkata: "Saya akan menyerong (yakni walau posisi WC nya tetap arah menghadap/membelakangi kiblat, tetapi tetap nanti arah duduk kita di WC tidak menghadap/membelakangi kiblat -pent)".

نقول إذا استطعت أن تنحرف فربما يخلفك من لا ينحرف ، فتكون أنت السبب في انتهاك حرمة الكعبة و على هذا فلابد لمن بنى مراحيضه متجهة الى القبلة أن ينقضها و يوجهها إلى جهة اخرى.

Kita katakan: "Sekiranya kamu mampu untuk duduk menyerong seperti itu, namun terkadang ada orang tak seperti dirimu, dia tidak akan duduk menyerong. Maka engkau menjadi sebab tercorengnya kehormatan ka’bah. Dengan demikian, maka orang yang terlanjur membangun WC menghadap kiblat harus membongkarnya dan mengarahkannya kearah lain." (Syarah Bulughul Maram oleh Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah I:245)  

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/membongkar-toilet-yang-menghadap-kiblat.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH NAHAARAN

KURMA ITU BERKAH, POHON, BUAH DAN SEMUA BAGIANNYA

Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu berkata:

بينا نحن عند النبي ﷺ جلوس، إذا أتي بجمار نخلة، فقال النبي ﷺ: «إِن من الشجر لما بركته كبركة المسلم».

فظننت أنه يعني النخلة، فأردت أن أقول: هي النخلة يا رسول الله، ثم الْتَفَتُّ، فإذا أنا عاشر عشرة، أنا أحدثهم، فسكت، فقال النبي ﷺ: «هي النخلة»

“kami pernah bersama Nabi ﷺ  di Jummar kemudian beliau mendatangi sebuah pohon kurma, kemudian Nabi ﷺ  bersabda: "Ada sebuah pohon yang ia berkah seperti berkahnya seorang Muslim", 

Ibnu Umar berkata: ‘aku tahu bahwa jawabannya adalah pohon kurma dan aku ingin menjawab: itu adalah pohon kurma wahai Rasulullah ﷺ Namun setelah aku lihat-lihat ternyata aku yang paling muda di sini maka aku diam’.

Lalu Nabi ﷺ pun memberi tahu jawabannya (kepada orang-orang): ‘ia adalah pohon kurma’” 📒(HR. Al Bukhari 5444, Muslim 2811). @fawaid_kangaswad

•┈┈•••○○❁💠❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


REBO WEKASAN DI PERSIMPANGAN AQIDAH DAN AMAL

BULAN SAFAR SIAL... AQIDAH JAHILIYAH YANG NABI ﷺ BATALKAN

لا عدوى ولا طيرة ولا هامَة ولا صَفَر وفر من المجذوم كما تفر من الأسد

“Tidak ada penyakit menular (yang menyebar dengan sendirinya tanpa kehendak Allah), tidak pula ramalan sial, tidak pula burung hantu dan juga tidak ada kesialan pada bulan Shafar. Larilah dari penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari singa.” [HR. Bukhari, 5387 dan Muslim, 2220]

REBO WEKASAN KEYAKINAN YANG BATIL DAN AMALAN YANG DIADA ADAKAN

KEYAKINAN

Diyakini bahwa Allah ﷻ menurunkan sebanyak 2300 bakal bencana di rabu terakhir di bulan Shafar adalah keyakinan BATIL yang sama sekali TIDAK PERNAH DIKABARKAN APALAGI DIYAKINI OLEH ROSULULLAH ﷺ, PARA SAHABAT,  PARA TABIIN DST...

AMALAN DAN RITUAL :

▪ Shalat Tolak bala 4 rakaat antara Maghrib dan Isya' (rakaat pertama membaca Al-kautsar 17 kali, kedua membaca al ikhlas 15 kali, ketiga dan keempat surat al-falaq dan annas). 

▪ Mengkhususkan shadaqoh di rabu terakhir untuk tolak bala.

▪ Do'a khusus tolak bala.

Itu semua sama sekali tidak pernah di ajarakan dan di cotohkam oleh Rosulullah ﷺ dan para sahabatnya... Bahkan tidak pernah ditemukan dalam kitab-kitab fikih para ulama terdahulu.  

IBADAH ITU HARUS ADA DALILNYA

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ

“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan berasal dari kami, maka amalan tersebut tertolak.” [HR. Muslim No: 1718]

JANGAN PERNAH MENCELA WAKTU

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ يُؤْذِينِى ابْنُ آدَمَ يَسُبُّ الدَّهْرَ وَأَنَا الدَّهْرُ أُقَلِّبُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ

”Allah ’Azza wa Jalla berfirman: ’Aku disakiti oleh anak Adam. Dia mencela waktu, padahal Aku adalah (pengatur) waktu, Akulah yang membolak-balikkan malam dan siang.” [HR. Muslim No: 6000]

Semoga Allah ﷻ menyelamatkan kita dan saudara" kita dari keyakinan" jahiliah dan amalan-amalan yang tidak dicontohkan Nabi ﷺ. Semoga manfaat.

✍🏼 Ustadz Fachrudin Nu'man Abu ismail hafizhahullah 

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH 

KEUTAMAAN TAUHIID (Seri 2).

1. Allah Ta’ala berfirman:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَمْ يَلْبِسُوْۤا اِيْمَانَهُمْ بِظُلْمٍ اُولٰٓئِكَ لَهُمُ الْاَمْنُ وَهُمْ مُّهْتَدُوْنَ

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan Iman mereka dengan syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk”. (QS. Al An’am: 82).

Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu meriwayatkan: Ketika ayat ini turun, banyak umat Islam yang merasa sedih dan berat. Mereka berkata: “Siapa diantara kita yang tidak berlaku zhalim kepada dirinya sendiri?”. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: “Yang dimaksud bukan itu (kezhaliman), tetapi syirik. Belumkah kalian mendengar nasihat Luqman kepada puteranya:

يٰبُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللّٰهِ ۗ اِنَّ الشِّرْكَ لَـظُلْمٌ عَظِيْمٌ

“Wahai anakku, janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar”. (QS. Luqman: 13). [Mutafaq 'Alaih].

Ayat ini memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman yang mengesakan Allah. Orang-orang yang tidak mencampuradukkan antara keimanan dengan syirik. Serta menjauhi segala bentuk perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan keamanan yang sempurna dari siksaan Allah di akhirat. Mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk di dunia. 

2. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ، أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً، فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ : لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ، وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ

“Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih, atau enam puluh cabang lebih. Yang paling utama yaitu perkataan Laa ilaha illallah, dan yang paling ringan yaitu menyingkirkan gangguan dari jalan”. [HR. Muslim].

▪ Tauhid Pengantar Kebahagiaan Dan Pelebur Dosa 

Dalam kitab Dalilul Muslim fil I’tiqaadi wat Tathhiir, karya Syaikh Abdullah Khayyath dijelaskan: “Seseorang dengan kemanusiaan dan ketidak maksumannya, setiap manusia berkemungkinan terpeleset, terjerumus dalam maksiat kepada Allah”.

Jika dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dari kotoran-kotoran syirik, maka tauhidnya kepada Allah, serta ikhlasnya dalam mengucapkan “Laa ilaaha illallah” menjadi penyebab utama bagi kebahagiaan dirinya, serta menjadi penyebab bagi penghapusan dosa-dosa dan kejahatannya.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ شَهِدَ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُه وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ وَالْـجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ أَدْخَلَهُ اللهُ الْـجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنْ الْعَمَلِ

“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah tiada sekutu baginya, Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya, Isa adalah hamba dan utusan-Nya kalimat-Nya yang disampaikan kepada Maryam serta merupakan salah satu ruh ciptaan-Nya, Surga adalah haq dan Neraka adalah haq, maka akan Allah masukkan dia ke dalam Surga sesuai dengan amalannya”. [HR. Al Bukhari dan Muslim].

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jalan-golongan-yang-selamat-bagian-10.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

﷽.

CARA SEHAT BERKAITAN DENGAN MAKANAN DALAM ISLAM

Sebenarnya cara sehat berkaitan dengan makanan dalam Islam sangat simpel, tidak sulit, tidak ribet, menyusahkan, bahkan sampai mengharamkan apa yang Allah halalkan karena ingin sehat. Jika ingin sehat ada beberapa metode, di antaranya:

1.  Memakan Makanan yang Halal

Allah ﷻ berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ كُلُوا مِمَّا فِي الْأَرْضِ حَلَالًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ

“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS. Al-Baqarah: 168)

2. Tidak Berlebihan dalam Makan

Allah ﷻ berfirman,

وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا

“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Rasulullah ﷺ bersabda,

ما ملأ آدميٌّ وعاءً شرًّا من بطن، بحسب ابن آدم أكلات يُقمن صلبَه، فإن كان لا محالة، فثُلثٌ لطعامه، وثلثٌ لشرابه، وثلثٌ لنفَسِه

“Tidaklah anak Adam memenuhi wadah yang lebih buruk dari perut. Cukuplah bagi anak Adam memakan beberapa suapan untuk menegakkan punggungnya. Namun jika ia harus (melebihkannya), hendaknya sepertiga perutnya (diisi) untuk makanan, sepertiga untuk minuman dan sepertiga lagi untuk bernafas.”

(HR. At-Tirmidzi)

3. Makan dengan Adab Islam

Di antara adab makan dalam islam, Rasulullah ﷺ bersabda,

يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ

“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (bismillaah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ustadz Ahmad Zainuddin Al Banjary حفظه الله

KajianIlmiahAnnaba

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FORUM KONSULTASI

MENYIKAPI TAHDZIR DI KALANGAN SALAFY

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

وعَلَيْكُمْ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Salafy bukan klaim, tapi ilmu dan amal. 

Salafy lebih besar daripada fanatik hizbiyah, dan seorang Salafy bisa saja ia tergelincir pada hizbiyah yang menjijikkan bila fanatik pada satu sosok lebih diutamakan daripada kebenaran.

Maka dari itu, belajarlah aqidah dan Manhaj Salaf dengan jujur, niat mencari kebenaran, dan jangan disibukkan dengan urusan fitnah dan tahdzir yang tidak terkait ilmu sama sekali.

Salafy sangat mudah, bila seorang menuduhnya sesat, maka mereka minta bukti dan klarifikasi, bila memang ada satu dua hal yang salah ia bersedia perbaiki diri.

Namun ia tidak akan gegabah memutus satu vonis sebelum jelas satu perkara.

Jamaah RII, mereka Salafy, namun mereka kadang berlebihan dan sudah masuk ranah hizbiyah. Jangan dengar kajian atau hadir di majelis mereka, majelis mereka berisi ghibah yang tidak berujung. 

Terus tuntut ilmu dengan jujur dan niat yang tulus, Allah akan membimbingmu.

 Oleh Ustadz Abu Abdurrahman bin Muhammad Suud al Atsary حفظه الله تعالى

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/10/menyikapi-tahdzir-di-kalangan-salafy.html

KajianIlmiahAnnaba

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


UNTUK PARA SUAMI, JANGAN “NGEDUMEL“ MEMBERIKAN UANG BELANJA UNTUK ISTRIMU!

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Hadits Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, bersabda:

إذا أنفَق الرجلُ على أهلِه يحتَسِبُها فهو له صدقةٌ

"Bila seorang lelaki (suami) memberikan nafkah kepada keluarganya dengan berharap memperoleh pahala, maka ia mendapatkan pahala sedekah." [HSR. Bukhari no.55 dan Muslim no.1002]

Jadi jangan khawatir, meskipun memberi nafkah belanja ke istri itu kewajiban, jangan kamu menyangka itu tak ada pahalanya. Dengan satu syarat, niatkan ikhlas untuk dapat pahala dan jangan banyak ngedumel.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/untuk-para-suami-jangan-ngedumel-memberikan-uang-belanja-untuk-istrimu.html

KajianIlmiahAnnaba

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH


" WASPADA HADITS PALSU "

Hadits maudhu' (palsu) adalah hadits yang direkayasa atau dibuat-buat (atas nama Nabi ﷺ). Hadits maudhu' adalah sejelek-jeleknya hadits dho'if, tidak halal meriwayatkannya bagi yang mengetahuinya kecuali untuk dijelaskan kepalsuannya. (Muqoddimah Ibnu Sholah hal. 98)

Nabi ﷺ telah mengingatkan:

من كذب علي متعمدا فليتبوأ مقعده من النار 

"Barangsiapa yang sengaja-sengaja berdusta atas namaku maka hendaklah dia siapkan tempat duduknya di neraka.” (HR. Al-Bukhori 1281 dan Muslim 4)

Sebuah hadits dihukumi palsu apabila di dalam sanadnya (silsilah narasumbernya) ada rowi pendusta dan pemalsu hadits seperti hadits puasa di akhir bulan Dzulhijjah dan awal bulan Muharrom yang keutamaannya menggugurkan dosa selama 50 tahun. Hadits ini tergolong palsu karena dalam sanadnya ada rowi pendusta dan pemalsu hadits yaitu Al-Harowi dan Wahb. (Al-Maudhu’at 2/566 - Ibnul Jauzi).

Syaikh Al-'Allamah Al-Utsaimin menjelaskan, "Palsunya sebuah hadits dapat diketahui dengan beberapa cara antara lain :

(1). Pengakuan dari pemalsunya.

(2). Bertentangan dengan akal sehat seperti terkumpulnya dua hal yang saling bertolak belakang. 

(3). Menyelisihi perkara agama yang telah pasti ketetapannya seperti menggugurkan salah satu rukun Islam, menghalalkan riba, menentukan kapan terjadinya hari kiamat, diutusnya Nabi baru." (Mustholahul Hadits hal. 25).

Para Ulama telah menyusun kitab khusus yang memuat kumpulan hadits palsu dalam rangka tahdzir (memperingatkan) kaum Muslimin agar tidak tertipu dan menganggapnya sebagai sabda Nabi ﷺ. 

Kitab-kitab tersebut antara lain :

(1). "Tadzkirotul Maudhu'at" karya Al-Imam Abul Fadhl Al-Maqdisi (507 H).

(2). "Al-Maudhu'atul Kubro" karya Al-Imam Ibnul Jauzi (597 H)

(3). "Al-La’ali' Al-Mashnu’ah Fil Ahadits Al-Maudhu'ah" karya Al-Imam As-Suyuthi (911 H)

(4). "Tanzihus Syari'ah Al-Marfu'ah 'Anil Ahadits Asy-Syani'ah Al-Maudhu'ah" karya Al-Imam Ibnu Iroq (963 H)

(5). "Al-Fawa'idul Majmu'ah Fil Ahadits Al-Maudhu'ah" karya Al-Imam Asy-Syaukani (1250 H)

(6). "Silsilah Al-Ahadits Adh-Dho'ifah wal Maudhu'ah" karya Al-Imam Al-Albani Ulama kontemporer yang wafat di abad ini.

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

 FAEDAH -- ASHBAH

CINTA PALSU

Oleh : Guru kita Ustadz.

Falahuddin Noor Zamakhsyari MA.

( مدير عام معهد النبأ الإسلامي)

Bismillah,

Alhamdulillah, washalatu wasallamu 'ala habibina wanabiyina Muhammadin  wa 'ala alihi wasahbihi ajmaiiiiin.

Saudara-saudaraku kaum muslimin, rahimakumullah....

Bentuk kecintaan terhadap Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam yang paling utama adalah dengan melaksanakan berbagai Sunnah nya dalam keseharian kita dari mulai bangun tidur sampai kita tidur kembali. Bagaimana cara bangun dan tidur nya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, bagaimana cara keluar masuk toiletnya, qiyamullail nya, salat Sunnah qobliyah ba'diyahnya, salat fardunya, saum Sunnah nya, doa pagi-petangnya, sikap keseharian terhadap anak istrinya, kerabat dan tetangga nya, serta terhadap kaum muslimin pada umumnya.

Kalau aktivitas dan ibadah kita sehari-hari, dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali mengikuti apa apa yang diperintahkan dan dicontohkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasallam, maka setiap hari sepanjang tahun kita memperingati dan mengingat serta mensyukuri kelahiran nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam.

Sebaliknya kalau menunjukkan cinta kita kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam hanya dengan ungkapan lisan tanpa merealisasikan Sunnah2nya, apalagi kalau hanya setahun sekali cinta itu diungkapkan, maka cinta itu adalah cinta palsu.

Sebagaimana halnya kalau kita mencintai seseorang, tapi hanya dalam bentuk ungkapan2 lisan, memuji2nya, tapi ketika diperintah atau diminta sesuatu tidak mau melaksanakan nya, maka itu cintanya cinta palsu.

🔰 @KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

PERINGATAN UNTUK MEREKA YANG BERMUSUHAN KARENA URUSAN DUNIAWI

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ فَيُقَالُ أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا أَنْظِرُوا هَذَيْنِ حَتَّى يَصْطَلِحَا

“Pintu-pintu surga dibuka pada hari senin dan kamis, maka di ampunilah seluruh hamba yang tidak berbuat kesyirikan sama sekali, kecuali seseorang yang ada permusuhan dengan saudaranya (sesama muslim) maka akan dikatakan, “Tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai, tangguhkanlah dua orang ini sampai keduanya mau berdamai".  [HR. Muslim no.2565, Abu Dawud no.4916, Turmudzi no.2023]

Batas Jumlah Hari Maksimal Permusuhan Seorang Muslim Dengan Muslim Lainnya

Jikapun ada seorang Islam benci kepada saudara muslimin lainnya akibat urusan duniawi, maka batas maksimal boleh tak bertegur sapa adalah tiga hari.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يحلُّ لمسلمٍ أن يَهجرَ أخاه فوقَ ثلاثٍ ليالٍ

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk memutuskan hubungan dengan saudaranya melewati dari tiga malam". [HR. Bukhari no.6077 dan Muslim no.2560]

Bagaimana jika tak saling tegur sapa itu telah lewat tiga hari/tiga malam?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يحلُّ لمسلمٍ أن يهجرَ أخاه فوقَ ثلاثٍ ، فمن هجر فوقَ ثلاثٍ فمات ، دخل النَّارَ

“Tidak halal bagi seorang muslim untuk memboikot saudaranya lebih dari tiga hari. Barangsiapa yang memboikot saudaranya lebih dari tiga hari, lantas ia wafat, maka ia masuk neraka.“ [HR. Abu Dawud no.4914 dan lain-lain. Kata Al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashabih 4962: “Shahih“, Kata Syu’aib al Arna’uth rahimahullah dalam Takhrij Riyaadhus Shalihin 1595: “Shahih“]

Bahkan jika permusuhan itu berlangsung sampai satu tahun, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ هَجَرَ أَخَاهُ سَنَةً فَهُوَ كَسَفْكِ دَمِهِ

“Barangsiapa yang memboikot saudaranya selama satu tahun, maka dia seakan-akan telah menumpahkan darahnya.“ [HR. Abu Dawud no.4915, Ahmad no.17.935. Kata Al Albani rahimahullah dalam Takhrij Misykaatul Mashoobih 4963: “Shahih“, kata Al Arna’uth rahimahullah dalam Takhrij Sunan Abi Dawud 4915: “Shahih“]

Apa yang harus dilakukan seorang muslim jika telah lewat tiga hari saling tak bertegur sapa dan saling memboikot?

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

لا يحلُّ لمسلمٍ أن يَهْجرَ أخاهُ فوقَ ثلاثِ ليالٍ ، يلتقيانِ فيُعرِضُ هذا ويُعرِضُ هذا ، وخيرُهُما الَّذي يبدأُ بالسَّلامِ

“Tidak halal bagi seseorang apabila ia memutuskan hubungan dengan saudaranya sesama muslim melebihi tiga hari, keduanya saling bertemu namun saling mengacuhkan satu sama lain dan yang terbaik dari keduanya adalah yang memulai menegur dengan mengucapkan salam.” [HR. Bukhari no.6077 dan Muslim no.2560]

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/peringatan-untuk-mereka-yang-bermusuhan-karena-urusan-duniawi.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

FAEDAH -- ASHBAH

MEMBACA AL FATIHAH DI AWAL DAN AKHIR DOA


Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin mengatakan:

قراءة الفاتحة بين يدي الدعاء ، أو في خاتمة الدعاء من البدع ؛ لأنه لم يرد عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه كان يفتتح دعاءه بقراءة الفاتحة ، أو يختم دعاءه بالفاتحة ، وكل أمر تعبدي لم يرد عن النبي صلى الله عليه وسلم ، فإن إحداثه بدعة

"Membaca Al Fatihah ketika hendak berdoa atau ketika selesai berdoa itu merupakan kebid'ahan. Karena tidak terdapat riwayat dari Nabi ﷺ  bahwa beliau membuka doa dengan Al Fatihah atau menutup doa dengan Al Fatihah. Setiap amalan ibadah yang tidak terdapat dalilnya dari Nabi ﷺ , maka membuat-buat amalan tersebut adalah kebid'ahan" (Majmu' Fatawa Syaikh Ibnu Al Utsaimin, 14/159).

Syaikh Abdurrahman bin Nashir Al Barrak menjelaskan:

قراءة الفاتحة عند ختم الدعاء بدعة لا أصل لها من كتاب ، ولا سنة ، ولا من فعل الصحابة ، ولا من تبعهم بإحسان ، فلا يجوز تحري ذلك ، فإن تخصيص الذكر أو القراءة في وقت ، أو حال ، أو مكان لا يجوز إلا بدليل

"Membaca Al Fatihah di akhir doa termasuk kebid'ahan yang tidak ada dasarnya sama sekali. Tidak ada dari Al Qur'an, tidak ada dari sunnah, atau pun dari perbuatan sahabat atau pun para tabi'in. Maka tidak boleh mengamalkannya. Karena mengkhususkan suatu dzikir atau bacaan Qur'an di suatu waktu, atau dikhususkan di suatu tempat, tidak diperbolehkan kecuali dengan dalil". 

🌐 (dari http://ar.islamway.net/fatwa/8416).

Wallahu a'lam.

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

  KAJIAN ILMIAH ANNABA


BENARKAH DISUNNAHKAN MEMBACA AYAT KURSI SETELAH SELESAI DARI SHALAT FARDHU?

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ الْجَنَّةِ إِلَّا أَنْ يَمُوتَ

"Barangsiapa yang membaca ayat kursi setiap selesai shalat wajib, maka tak ada yang menghalanginya masuk surga kecuali kematian."[HR. Nasa’i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah 100 dan dalam Al Kubra 9928, Ibnu Suni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah 124, Daraquthni dalam Al Ifraad 4529, Thabrani 7532, dan lain-lain]


Derajat Hadits di atas.

Sebagian Ulama melemahkannya. Namun agaknya pendapat yang lebih kuat adalah yang menshahihkan atau minimal menghasankannya dan hadits tersebut dapat diamalkan.


Nama Ulama yang menghasankan atau menshahihkan hadits tersebut berikut kitab sumbernya

• Al Mundziri dalam At Targhib wa Tarhib II:448,

• ‘Abdul Hadi dalam Al Muharrar hal.53,

• Ibnu Hajar dalam Nataa’ijul Afkaar II:279,

• Ibnul Qayyim dalam Zaadul Ma’aad I:285,

• Al Haitsami dalam Majma’uz Zawaa’id VIII:114,

• As Suyuthi dalam Al Laali I:230,

• Ad Dimyathi dalam Al Mutajir 473,

• Al Bahuuti dalam Kasyaf Al Qina I:366,

• As Syuakaani dalam Tuhfatudz Dzaakiriin hal.155,

• Ahmad Syaakir dalam ‘Umdatut Tafsir I:311,

• Al Albani rahimahumullah ‘alaihim ajma’in dalam As Shahihah 6464,

• Salim Al Hilali dalam Tahqiqnya atas As Shahiihul Waabil 197,

• Abu Ishaq Al Huwaini dalam Junnatul Murtaab 134.

Kapankah ayat tersebut dibaca, apakah setelah membaca wirid yang kita biasa baca setelah selesai shalat fardhu atau bagaimana?

Berkata Syaikh bin Baaz rahimahullah:

يستحب بعد الصلاة ، بعد التسبيح والتهليل قراءة آية الكرسي ، ويرجى له بذلك دخول الجنة إذا استقام ، إذا استقام على دينه ، وحافظ على دينه ، يرجى له دخول الجنة…

"Disukai setelah shalat (fardhu), setelah membaca tasbih dan tahlil (maksudnya wirid yang biasa kita baca yang masing-masing 33x) untuk membaca ayat kursi. Dan aku berharap baginya dengan itu akan memasukkan kedalam surga jika dia merutinkannya dan jika dia benar-benar istiqomah dan menjaga agamanya, maka aku berharap (dengan itu) ia masuk surga…. “

Kesimpulan, disukai/disunnahkan setelah shalat fardhu membaca ayat kursi (1 kali). Waktu pembacaannya adalah *setelah wirid yang biasa kita baca setiap habis shalat fardhu,** yakni "Subhanallah 33x dan seterusnya itu“, maka diiringi membaca ayat kursi.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/04/benarkah-disunnahkan-membaca-ayat-kursi-setelah-selesai-dari-shalat-fardhu.html

🔰 @KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

KAJIAN ILMIAH ANNABA 

﷽.

Penjelasan Syaikh Rabi’ bin Hadi Al Madkhali hafidzhahullah DARI MANA MESTINYA DAKWAH DIMULAI?

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Beliau mengatakan:

فلم نجد نبيا ابتدأ دعوته بالتصوف، وآخر بالفلسفة والكلام، وآخرين بالسياسة، 

“Maka tak akan kita temukan seorang Nabipun yang mengawali dakwahnya dengan (dakwah) tasawuf, dan yang lainnya dengan filsafat dan ilmu kalam, ataupun politik.

بل وجدناهم يسلكون منهجا، واحدا، واهتمامهم واحد، بتوحيد الله أولا والدرجة الأولى

Bahkan kita mendapati seluruh Nabi -‘alaihimus shalawatu wa sallam- mereka berada pada manhaj yang satu dan fokus perhatian utama mereka juga hanya satu, yakni Tauhidullah (dakwah tauhid) sebagai dakwah yang pertama diserukan dan sebagai satu keutamaan". (Manhajul Anbiya Fid Da’wati Ilallah hal. 91).

Ana -Berik Said- menambahkan:

Maka sungguh aneh jika ada penda'i yang mengaku Da'i Salafi, namun dalam ceramahnya tak pernah atau amat jarang mengulas bab tauhid dan bahaya syirik, bahkan lebih fokus ikut-ikutan membahas politik?

Kita khawatir mereka yang dakwahnya lebih fokus pada politik sebenarnya mereka ini kalangan Hizbi Sururi.

Allahul musta'an.

Innaa lillaahi wa innaa ilahi raaji’uun.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/10/dari-mana-mestinya-dakwah-dimulai.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

KAJIAN ILMIAH ANNABA


Kami sebagai Makhluq hanya menyampaikan, Adapun Hidayah hanya al-Khaaliq yang memberikan.

Kemungkaran Maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam Yang Telah Diperingatkan Dengan Keras Oleh Ulama Awal Dari NU.

Oleh Ustadz Abu Abd rahman Al Atsary hafidzahullah.

Ada yang menarik untuk diketahui, bahwa salah satu Ulama senior dari Nahdhatul Ulama (NU) yakni As Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari rahimahullah, menulis sebuah kitab untuk menasehati pelaku kemungkaran diacara Maulid Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Meski secara umum, beliau adalah termasuk yang membolehkan Maulid. Namun, beliau juga sangat keras, peringatannya bagi orang-orang yang melakukan kemungkaran diacara Maulid dijaman beliau, yang saat ini malah didengungkan dan dikampanyekan, oleh orang-orang yang menisbatkan diri sebagai pengikut beliau rahimahullah.

Berjudul التنبيهات الواجبات لمن يصنع المولد بالمنكرات (Peringatan yang wajib bagi orang-orang yang melaksanakan Maulid dengan kemungkaran)

Beliau berkata: “Pada senin 25 Rabiul Awal 1355 Hijriyah, aku melihat sebagian penuntut ilmu di pondok, mengadakan perkumpulan dengan apa yang disebut perayaan Maulid. Mereka menghadirkan alat musik, membaca sedikit Al-Qu'ran, membaca sirah Nabi dari awal sampai akhir, kemudian mereka melakukan gerakan seakan mereka mau berkelahi (silat), trek, memukul rebana. Semua itu dilakukan didepan wanita Ajnabi (bukan mahram), yang berkumpul didekat mereka, sambil menonton. Mereka bermain musik, bersandiwara, bermain yang mirip judi, menari-nari sambil bermain dengan suara keras, berteriak-teriak di masjid.

Maka akupun mengingkari mereka, serta kemungkaran-kemungkaran yang ada pada mereka, sehingga merekapun bubar dan pergi. Dan perkara yang telah aku sifatkan tadi, aku takut hal itu tersebar diberbagai tempat, sehingga menjerumuskan orang awam pada kemaksiatan. Dan bisa jadi, menghantarkan mereka keluar islam. Maka aku menulis pernyataan-pernyataan ini, sebagai bentuk nasehat untuk agama, dan pengarahan untuk kaum muslimin. Aku berharap agar Allah menjadikan amalanku ini (untuk membantah kemungkaran) ikhlas mengharap wajah-Nya, karena sesunguhnya Dia pemilik karunia yang besar". (Tanbihat Al Wajibat Syaikh Muhammad Hasyim Asyari hal.10)

Ket : meski Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari membolehkan acara Maulid. Yang dimaksud acara Maulid menurut beliau adalah, majelis untuk membaca sirah Nabi, setelah selesai dihidangkan makanan, lalu bubar. Dan hal ini, tetap satu hal yang menyelisihi sunnah dan bid’ah, karena tidak pernah dicontohkan Rasul, Shahabat, dan Ulama kaum muslimin dari kalangan Salaf.

Kami ketengahkan ucapan beliau, sebagai nasehat bagi mereka yang masih melakukan kemungkaran-kemungkaran yang disebut dan diingkari Syaikh Muhammad Hasyim Asy'ari, padahal mereka mengklaim pengikut beliau rahimahullah. Dan bila anda semua, ingin tau bagaimana pemikiran beliau dapat membaca ensiklopedi kitab beliau yang dikumpulkan cucu beliau Isham Hadzik dalam kitab “Irsyadu Sary” dalam bahasa Arab, satu jilid besar, terbitan Ihyau Turats yang dikomentari cucu beliau Isham Hadzik.

Dan anda akan menemui bagaimana pemikiran beliau banyak mencocoki Salaf dan banyak yang menyelisihi tindakan-tindakan orang-orang belakangan yang menisbatkan diri sebagai pengikut beliau.

Semoga kita semua mendapat faidah dari tulisan beliau. Dan kita tetap berpegang dengan ajaran Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam dan Shahabatnya.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/kemungkaran-maulid-nabi.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

KAJIAN ILMIAH ANNABA

RADIKALISME, NO; ISTIQOMAH, YES

Ustadz Abu Ubaidah As Sidawi


 Islam mencela sikap ghuluw (berlebih-lebihan), radikalisme, ekstrimisme, terorisme atau istilah semisalnya, karena akan membawa banyak dampak negatif seperti penganiyaan diri, terputus dari ketaatan, menghalagi manusia dari agama dan menodai keindahan agama Islam.

Oleh karena itu, banyak sekali dalil-dalil dari Al-Qur'an dan hadits yang mencela perbuatan ghuluw ini, di antaranya dalil-dalil yang secara jelas mencela sikap ghuluw, seperti firman Allahﷻ  :

يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لَا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ 

"Wahai ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu". (QS. An-Nisa': 171)

Ayat ini sekalipun ditujukan kepada ahli kitab tetapi maksudnya adalah untuk memberikan peringatan kepada umat ini agar menjauhi sebab-sebab yang mengantarkan murka Allah ﷻ kepada umat-umat sebelumnya.

Nabi ﷺ juga bersabda:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِى الدِّينِ فَإِنَّمَا أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِى الدِّينِ

Wahai sekalian manusia, waspadalah kalian dari sikap berlebih-lebihan dalam agama karena sikap berlebih-lebihan dalam agama telah membinasakan orang-orang sebelum kalian. (HR. Nasa'i 3057 dengan sanad shohih).

Beliau  ﷺ juga bersabda:

هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُونَ, قَالَهَا ثَلاَثًا

Celakalah orang-orang yang berlebihan, beliau ﷺ mengucapkannya sebanyak tiga kali. (HR. Muslim: 2670)

Adapun, berpegang teguh dan komitmen dengan ajaran Islam, maka ini diperintahkan oleh Allah ﷻ dan rasulNya, tidak ada kaitannya dengan radikalisme sedikitpun.

Allah ﷻ berfirman:

فَاسْتَمْسِكْ بِالَّذِي أُوحِيَ إِلَيْكَ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ

"Maka berpegang teguhlah kamu kepada agama yang telah diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya kamu berada di atas jalan yang lurus". (QS. Az Zukhruf: 43)

Jadi radikal dan ekstrim itu adalah melampui garis syariat, adapun komitmen dan tegar dalam prinsip agama sekalipun banyak orang menyelisihi sesuai bimbingan ulama maka itu adalah perintah dan kewajiban dari Robbul Alamin.

Radikal, no

Istiqomah, yes

Jangan dicampur aduk...

🔰 @KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح.

KAJIAN ILMIAH ANNABA.

MANFAAT TAUHID (Seri 3).


Jika tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun jama’ah, niscaya akan menghasilkan buah yang amat manis. Di antara buah yang didapat adalah :

1. Memerdekakan manusia dari perbudakan serta tunduk kepada selain Allah, baik benda-benda atau makhluk lainnya.

Semua makhluk adalah ciptaan Allah. Mereka tidak kuasa untuk menciptakan, bahkan keberadaan mereka karena diciptakan. Mereka tidak bisa memberi manfaat atau bahaya kepada dirinya sendiri. Tidak mampu mematikan, menghidupkan atau membangkitkan.

Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan penghambaan kecuali kepada Tuhan yang menciptakan dan membuat dirinya dalam bentuk yang sempurna. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan menghinakan diri. Memerdekakan hidup dari kekuasaan para Fir’aun, pendeta dan dukun yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.

Karena itu, para pembesar kaum musyrikin dan thaghut-thaghut jahiliyah menentang keras dakwah para Nabi, khususnya dakwah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab mereka mengetahui makna Laa ilaaha illallah sebagai suatu permakluman umum bagi kemerdekaan manusia. Ia akan menggulingkan para penguasa yang zhalim dan angkuh dari singgasana dustanya, serta meninggikan derajat orang-orang beriman yang tidak bersujud kecuali kepada Tuhan semesta alam.

2. Membentuk kepribadian yang kokoh.

Tauhid membantu dalam pembentukan kepribadian yang kokoh. Ia menjadikan hidup dan pengalaman seorang ahli tauhid begitu istimewa. Arah hidupnya jelas, tidak mempercayai Tuhan kecuali hanya kepada Allah. Kepada-Nya ia menghadap, baik dalam kesendirian atau di tengah keramaian orang. Ia berdoa kepada-Nya dalam keadaan sempit atau lapang.

Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk Tuhan-Tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menghadap dan menyembah kepada orang hidup, pada saat lain ia menghadap kepada orang yang mati.

Sehubungan dengan ini, Nabi Yusuf 'alaihis  salam berkata:

يٰصَاحِبَيِ السِّجْنِ ءَاَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُوْنَ خَيْرٌ اَمِ اللّٰهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

“Wahai kedua penghuni penjara. Manakah yang baik, Tuhan-Tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa, Maha Perkasa?” (QS. Yusuf: 39).

Orang mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuat-Nya ridha dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuat-Nya ridha, sehingga hatinya tenteram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkannya ke kanan, sedang tuhan lainnya menginginkannya ke kiri. Ia terombang-ambing di antara tuhan-tuhan itu, tidak memiliki prinsip dan ketetapan.

3. Tauhid sumber keamanan manusia.

Sebab tauhid memenuhi hati para ahlinya dengan keamanan dan ketenangan. Tidak ada rasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang mukmin yang mengesakan Allah hanya takut kepada satu, yaitu Allah. Karena itu, ia merasa aman ketika manusia ketakutan, serta merasa tenang ketika mereka kalut.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/09/jalan-golongan-yang-selamat-bagian-10.htmlhtml

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

  KAJIAN ILMIAH ANNABA

BENARKAH CADAR BELUM DIKENAL PADA ZAMAN NABI SHALLALLAAHU ‘ALAIHI WA SALAM?

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah


Para Ulama sedikit berbeda pendapat tentang hukum mengenakan cadar bagi wanita baligh, apakah wajib atau hanya sunnah. Namun tulisan ini tak membahas masalah ini. Ana saat ini hanya mau membantah orang yang menganggap bahwa cadar sama sekali belum dikenal dizaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu menganggap cadar atau Niqab sekedar trend islami, apalagi melecehkannya.

Jadi tulisan ini hanya akan menyebutkan sejumlah dalil yang menunjukkan cadar telah dikenal pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bukan fokus wajib atau hanya sunnah.

Dalil Pertama, Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma mengisahkan:

مَّا اجتلَى النَّبيُّ صلَّى اللهُ علَيهِ وسلَّمَ صفيَّةَ ، رأَى عائشةَ منتقِبةً وسطَ النَّاسِ ، فعرفَها . 

“Saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperlihatkan Shafiyah kepada para wanita kalangan Shahabat -radhiallahu ‘anhuma-, lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat ‘Aisyah radhiallahu ‘anha mengenakan cadar (Niqab) di tengah kerumunan para wanita. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengetahui itu adalah Aisyah radhiallahu ‘anha dari cadarnya.”

Syaikh Al Albani rahimahullah menyebutkan hadits ini dalam kitab beliau Hijaabul Mar’ah hal.109, lalu beliau berkata: “Sanad perawi ini seluruhnya kredibel, hanya saja ada keterputusan sanadnya antar Ibnu Abi Rijaal dengan Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma. Hanya saja hadits ini memiliki kesaksian dari ‘Athal secara mursal.

Dalil Kedua, Asma’ binti Abu Bakar radhiallahu ‘anhuma menceritakan:

كنَّا نُغَطِي وجوهَنا منَ الرجالِ ، وكُنَّا نَمْتَشِطُ قبْلَ ذلِكَ في الإحرامِ

“ Kami biasa menutupi wajah kami dari pandangan laki-laki pada saat ihram, dan sebelum menutupi wajah, kami menyisir rambut terlebih dahulu.”

Hadits di atas dinukilkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Kitabnya Hijaabul Mar’ah hal.108, dan beliau menyatakan: Shahih atas syarat Muslim“.

Dalil Ketiga, ‘Aisyah radhiallahu ‘anha bercerita:

وَقَدْ كَانَ -صَفْوَانُ بْنُ الْمُعَطَّلِ السُّلَمِيُّ ثُمَّ الذَّكْوَانِيُّ- يَرَانِي قَبْلَ أَنْ يُضْرَبَ الْحِجَابُ عَلَيَّ فَاسْتَيْقَظْتُ بِاسْتِرْجَاعِهِ حِينَ عَرَفَنِي فَخَمَّرْتُ وَجْهِي بِجِلْبَابِي

“Dia (Shafwan bin Al Mu’athal radhiallahu ‘anhu) dahulu pernah melihatku sebelum diwajibkan hijab atasku, lantas aku terbangun karena perkataannya: “Inna lillaahi…” Ketika dia mengenaliku, maka aku menutupi wajahku dengan jilbabku". [HR.Bukhari no. 4141]

Dalil Keempat, Atsar tentang wanita zaman Tabi’in. ‘Ashim bin al Ahwal rahimahullah mengisahkan:

كَنَا نَدْخُلُ عَلى حَفْصَةَ بْنَتِ سِيْرِيْنَ وَقَدْ جَعَلَتِ الْجِلْبَابُ هَكَذَا : وَتَنَقَّبَتْ بِهِ فَنَقُوْلُ لَهَا : رَحِمَكِ اللهُ 

“Kami pernah masuk menemui Hafshah bin Sirin (seorang tabi’in wanita) yang saat itu beliau mengenakan jilbabnya dan plus menutupi wajahnya (dengan cadar).  Lantas, kami katakan kepadanya "Semoga Allah merahmati engkau..“ [HR. Al Baihaqi. Sanad hadits ini shahih. Disebutkan dalam Jilbab Al Mar-ah Al Muslimah, hal. 110]

Sungguh kalau dikehendaki kami insya Allah masih mampu menyebutkan puluhan lagi ayat Qur’an dan hadits-hadits yang menunjukkan baik tersurat maupun tersirat bahwa cadar sudah sangat dikenal dizaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bahkan jelas ini disyari’atkan, walau Ulama berbeda pendapat apakah levelnya wajib atau hanya sunnah.

Semoga mereka yang belum memahami nash, tidak bicara seenaknya.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/benarkah-cadar-belum-dikenal-pada-zaman-nabi.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح_

KAJIAN ILMIAH ANNABA

JANGAN TERTIPU DENGAN BANYAKNYA JUMLAH.

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah


Ingat banyak atau sedikitnya orang yang menerima atau menolak dakwah, tak ada kolerasi dengan benar-tidaknya manhaj dakwah yang diserukannya. Bahkan umumnya manhaj bathil pengikutnya akan lebih banyak, karena sunnatullah kebanyakan manusia itu sesat.

Makanya Allah Subhanahu wa Ta'ala mengingatkan:

وَإِنْ تُطِعْ أَكْثَرَ مَنْ فِي الْأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ ۚ إِنْ يَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلَّا يَخْرُصُونَ ، إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ مَنْ يَضِلُّ عَنْ سَبِيلِهِ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

"Dan jika kamu mengikuti kebanyakan orang di bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Yang mereka ikuti hanya persangkaan belaka dan mereka hanyalah membuat kebohongan. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. " (QS. Al-An'am: 116-117).

Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin, wa shallallahu 'alaa Muhammadin. 

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/10/jangan-tertipu-dengan-banyaknya-jumlah.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

Pagi-أصباح

KAJIAN ILMIAH ANNABA

BETAPA DAHSYATNYA API SYUBHAT

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah


Untukmu yang masih suka mendengarkan kajian bid'ah dengan alasan ambil baiknya tinggalkan buruknya.

Tahukah kamu bahwa ada seorang mantan murid Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang amat banyak hafal ayat Al-Quran dan bahkan menjadi da'i kemudian menjadi kafir akibat syubhatnya Musailamah Al Kazzab. Dia adalah Rajal Ibnu Anafal Al Hanafi.

Orang ini sempat bertemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan masuk Islam di hadapan beliau, bahkan sangat banyak hafal Al-Quran dan sering diperintah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di berbagai wilayah.

Di masa Abu Bakar radhiallahu ‘anhu ia meminta tugas dari Abu Bakar radhiallahu ‘anhu untuk mendebat dan mendakwahi si Nabi palsu Musailamah Al Kazzab, dan Abu Bakar radhiallahu ‘anhu memberi izin padanya. Tetapi setelah bertemu Musailamah, ternyata Rajal ini terkena syubhat dan pada akhirnya mendukung gerakan Nabi palsu Musailamah. Allahul musta’aan. Innaa lillaahi wa innaa ilahi raaji’uun.

Pada akhirnya Rajal ini mati dibunuh oleh Zaid bin Khathab radhiallahu ‘anhu (kakak tertua Umar bin Khathab radhiallahu ‘anhu).

Nah jika orang sekelas murid Nabi, penghafal ayat Al-Quran, bahkan da'i di kalangan Shahabat saja masih bisa tersambar syubhat, maka betapakah lagi sekelas kita yang sekedar membaca Surah Al Fatihah pun bisa jadi masih belepotan.

Karenanya, perhatikan betapa dahsyatnya api syubhat. Jangan kita coba mendekatinya, apalagi kita penuntut ilmu kelas pemula. Tinggalkan majelis ahlul bid’ah was syubuhaat sekarang juga.

Walhamdu lillaahi rabbil 'aalamiin wa shallallahu 'alaa Muhammadin.

Note: Kisah tentang Rajjal di atas banyak ditulis oleh para mu'arrikh (pakar sejarah Islam), diantaranya dipaparkan oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Al Ishabah I: 375.

http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/10/betapa-dahsyatnya-api-syubhat.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

KAJIAN ILMIAH ANNABA

Tafsir Ibnu Katsir QS.Al-Baqarah:1-2.

الۤمّۤۚ ○ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ○

(1). Alif Lam Mim.

(2). Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,

Tafsir :

1. (Alif laam miim) Allah yang lebih mengetahui akan maksudnya.

2. (Kitab ini) yakni yang dibaca oleh Muhammad saw. (tidak ada keraguan) atau kebimbangan (padanya) bahwa ia benar-benar dari Allah swt. Kalimat negatif menjadi predikat dari subyek "Kitab ini", sedangkan kata-kata isyarat "ini" dipakai sebagai penghormatan. (Menjadi petunjuk) sebagai predikat kedua, artinya menjadi penuntun (bagi orang-orang yang bertakwa) maksudnya orang-orang yang mengusahakan diri mereka supaya takwa dengan jalan mengikuti perintah dan menjauhi larangan demi menjaga diri dari api neraka.

Oleh    : WAG-KI.Annaba.

Edit     : U. Abu RaFaa.

--•••●✿❁✿●•••--

Hadits Nabi ﷺ

Dari Abdullah bin Amr bin al-Ash radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Salallahu alaihi wa sallam bersabda :

الدُّنْيَا مَتَاعٌ وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْاَةُ الصّٰلِحَةُ.

"Dunia ini adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah." (HR. Muslim:1467)

Kandungan hadits :

Mataa' diartikan sesuatu yang bisa dibuat bersenang-senang dari waktu ke waktu hingga akhirnya habis.

- Diperbolehkan untuk bersenang-senang dengan berbagai hal yang baik yang ada di dunia yang dihalalkan oleh Allah bagi hamba-hamba-Nya tanpa berlebih-lebihan atau dengan sombong.

- Dianjurkan untuk memilih wanita shalihah, karena wanita shalihah merupakan salah satu sendi kebahagiaan sekaligus penolong bagi suami untuk mentaati Rabbnya.

- Sebaik-baik kesenangan dunia adalah yang dapat mengajak atau membantu mengantarkan kepada ketaatan kepada Allah. Sebab, setiap kesenangan itu akan berakhir kecuali kesenangan yang berkaitan dengan ketaatan kepada Allah, dimana kesenangan ini akan langgeng dan abadi bagi Allah yang tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang telah berbuat baik.

Dibagikan menggunakan

http://play.google.com/store/apps/details?id=com.pro.hafiz.alquran

                 *مَنْ دَلَّ عَلٰی خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أجرِ فاعلِه*

“Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya” (HR.Muslim No.1893).

____________________

Pagi-أصباح

KAJIAN ILMIAH ANNABA

MEMEJAMKAN MATA SAAT SHALAT DAN BERDO'A

Ustadz Berik Said hafidzhahullah

﷽ 

Ada banyak diantara kita yang saat shalat atau berdo’a nyaris full dengan mata terpejam. Tidak diragukan lagi ini jelas menyelisihi Sunnah.

Beberapa argumentasi yang menunjukkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat dalam keadaan mata terbuka dan dibencinya shalat atau berdo'a dengan mata terpejam.

Dari Ibnu ‘Umar radhiallahu ‘anhuma menceritakan: 

رَأَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُخَامَةً فِي قِبْلَةِ الْمَسْجِدِ وَهُوَ يُصَلِّي بَيْنَ يَدَيْ النَّاسِ 

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat dahak di arah kiblat masjid sedang beliau dalam keadaan shalat di hadapan manusia.” [HR. Bukhari no.753]

Hadits di atas jelas menunjukkan Nabi shalat matanya tidak sambil terpejam karena beliau sampai bisa melihat dahak.

Tak mungkin beliau bisa melihatnya kalau shalatnya sambil memejamkan mata. Kita pun mungkin semua telah tahu bahwa saat berdiri shalat maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengarahkan matanya ke tempat sujudnya dan saat tasyahud maka beliau mengarahkan matanya pada ujung telunjuknya sambil membaca do'a tasyahud. Ini semua menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu shalat sambil terbuka matanya.

Atas dasar ini maka pada dasarnya sepakat, para Ulama membenci shalat sambil memejamkam mata, walau mereka berbeda pendapat kalau hal itu dilakukan karena alasan kekhusyuan. Bahkan diantara Ulama ada yang menyatakan shalat sambil mata terpejam itu menyerupai ibadahnya Yahudi.

Perhatikan perkataan dari Ibnu Rajab rahimahullah berikut: 

وأما تغميض البصر فِي الصلاة ، فاختلفوا فِيهِ : فكرهه الأكثرون ، منهم : أبو حنيفة والثوري والليث وأحمد . 

“Adapun shalat sambil memejamkan mata, maka para Ulama berselisih pendapat. Mayoritas Ulama membencinya. Ini adalah pendapat Abu Hanifah, At Tsuur, Al Laa'its, dan Ahmad rahimahumullah.

(Bahkan -pent) Imam Mujjahid rahimahullah menandaskan: 

قَالَ مُجَاهِد : هُوَ من فعل اليهود . 

“Memejamkan mata (saat shalat atau berdoa'a -pent) termasuk perbuatan orang Yahudi." (Fathul Bari VI:443)

Benar, beberapa Ulama membolehkan shalat atau berdo'a sambil menutup mata jika itu terjadi sesekali karena ada sesuatu dihadapkannya yang benar-benar akan mengganggu kosentrasinya saat shalat. Tetapi ingat, itu bukan setiap kali shalat atau berdo'a selalu memejamkan mata dengan alasan untuk kosentrasi. Tindakan ini jelas menyelisihi sunnah karena beberapa alasan berikut:

Alasan Pertama, telah disebutkan di atas hadits shahih yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam saat shalat itu matanya terbuka, sehingga beliau sempat melihat dahak yang berada di arah kiblat shalatnya.

Juga telah diketahui bahwa Nabi saat berdiri matanya mengarah ke tempat sujud, dan saat tasyahud matanya mengarah ke telunjuk. Andai shalat dilakukan dengan terpejam, maka semua sunnah ini tak akan ada yang bisa ditegakkan. Ini perkara yang jelas.


Baca Selengkapnya: https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/05/memejamkan-mata-saat-shalat-dan-berdoa.html

KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

_Pagi-أصباح_

KAJIAN ILMIAH ANNABA

SHAHIHKAH HADITS DO'A KHUSUS SAAT BERCERMIN?

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah


Boleh jadi dari kecil kita telah diajarkan bahwa disunnahkan saat bercermin mengucapkan do’a berikut :

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ، اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِي فَحَسِّنْ خُلُقِيْ.

"Alhamdulillah, Allahumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii (Segala puji bagi Allah, Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku)".

Penjelasan Hadits Dengan Redaksi Di Atas.

Hadits diatas redaksi lengkapnya sebagai berikut, dari Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu menceritakan:

أنَّ النبيَّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم كان إذا نظر [وجهَه] في المِرْآةِ قال :الحمدُ للهِ ، اللهم ! كما حَسَّنْتَ خَلْقِي فحَسِّنْ خُلُقِي

"Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam jika melihat (wajahnya) dicermin, beliau mengucapkan (do'a berikut): "Alhamdulillaah, Allahumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii (Segala puji bagi Allah, Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memperindah rupaku maka perindahlah pula akhlakku)".

Periwayatan Hadits Di Atas.

Ibnu Suni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no.163, dan lain-lain. Hadits seperti diatas ada juga yang bersumber dari Aisyah radhiallahu ‘anha dan beberapa Shahabat lainnya radhiallahu ‘anhum.

Derajat Hadits Tersebut.

Dalam sanad hadits ini terdapat rawi yang bernama:

ابن أبي السري

Ibnu Abi As Sari, dia ini seorang pendusta. (Tahdzib At Tahdzib II: 315)

Juga terdapat rawi yang bernama:

عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ إِسْحَاقَ

Abdur Rahman bin Ishaq. Dia ini dianggap matruk (ditinggalkan haditsnya karena tertuduh pendusta) dan Imam Ahmad rahimahullah pun tak mau menggunakan haditsnya. (Lihat diantaranya dalam Mizanul I’tidal II: 548)

Dan semua hadits lainnya yang menyebutkan bahwa do’a diatas dibaca khusus saat bercermin adalah hadits lemah yang tidak boleh dipakai.

Karena itulah Syaikh bin Baaz rahimahullah saat mengomentari hadits ini berkata: “Aku tak mengetahui hadits ini". (Al Fawaa’id Al ‘Ilmiyyah Min Ad Durusin Baziyyah II: 532)

Syaikh Al Albani rahimahullah setelah menyebutkan secara rinci kelemahan hadits diatas dan juga hadits dari jalur lainnya yang semuanya haditsnya bermasalah, maka pada akhirnya beliau mengatakan:

ومما سبق يتبين أن هذه . الطرق كلها ضعيفة ولا يمكن القول بأن هذه  الطرق يقوي بعضها بعضا لشدة ضعفها كما رأيت . من أجل ذلك لا يصح الاستدلال بالحديث على مشروعية هذا الدعاء عند النظر في المرآة


"Dari penjelasan tadi jelaslah kini bahwa seluruh jalan hadits (tentang do'a khusus bercermin -pent) ini adalah lemah. Dan tidak memungkinkan untuk dikatakan seluruh jalur periwayatan ini saling menguatkan, dikarenakan kelemahannya teramat parah sebagaimana anda telah melihat (penjelasannya -pent). Atas dasar itu, maka tidak sah berdalil dengan hadits ini untuk menetapkan disyariatkannya do'a ini saat bercermin". (Irwa'ul Ghalil I: 113)


Sebenarnya ada hadits shahih yang hampir sama seperti diatas, tetapi dengan catatan sebagai berikut:

Pertama, hadits itu tidak menyebutkan diucapkan saat bercermin. Jadi diucapkan kapanpun saat kita meminta bimbingan Allah agar akhlak kita menjadi baik sebagaimana fisik kita dibaguskan oleh Allah. Do'a ini diucapkan baik saat duduk, berjalan, berdiri atau apapun tanpa perlu diikat saat bercermin.

Kedua, hadits tersebut pada awal kalimatnya tak ada redaksi Alhamdulillah. Jadi tidak boleh menambahkan redaksi ini terkait dengan do'a tersebut.

Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/05/shahihkah-hadits-doa-khusus-saat-bercermin.html

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Mudzakarah Lail. 

أَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيلِ

"Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat (sepertiga) malam." (HR. Muslim) 

وَصَلُّوْا بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ.

"Sholat lah di (sepertiga) malam ketika manusia tertidur." (HR. Ahmad, didalam musnadnya, hadits no. 23272)

------------------------------------

 _Pagi-أصباح_

  KAJIAN ILMIAH ANNABA

ANCAMAN BAGI YANG TIDAK MENYEMPURNAKAN RUKU’ DAN SUJUD

Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah

Hadits Pertama, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ. 

"Sesungguhnya ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima (oleh Allah) amalan shalatnya selama itu walau satu shalatpun. Boleh jadi (sebabnya) dia sempurnakan ruku’nya tetapi sujudnya kurang sempurna, (demikian pula sebaliknya) ia menyempurnakan sujudnya, namun tidak menyempurnakan ruku'nya”. [HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf I: 288 dan Al Ashbahaani dalam At Targhib 1895. Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I: 347 dan dalam As Shahihah 2535: Sanadnya hasan, seluruh perawinya kredibel].

Hadits Kedua, Abu Abdillah Al Asy'ari radhiallahu ‘anhu mengisahkan: 

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلا لا يُتِمَّ رُكُوعَهُ يَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ وَهُوَ يُصَلِّي ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" ، ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَثَلُ الَّذِي لا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَيَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ ، مَثَلُ الْجَائِعِ يَأْكُلُ التَّمْرَةَ وَالتَّمْرَتَانِ لا يُغْنِيَانِ عَنْهُ شَيْئًا". 

"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan mematuk di dalam sujudnya ketika shalat. Kemudian beliau bersabda: ”Sekiranya orang ini mati dalam keadaan seperti ini, niscaya ia mati bukan pada millah (agama) Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam". Kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam (melanjutkan) sabdanya: "Perumpamaan orang yang tidak menyempurnakan ruku’nya dan mematuk di dalam sujudnya seperti burung gagak yang mematuk darah, (dan seperti) orang lapar yang hanya makan satu dan dua buah kurma yang tidak akan memberikan manfaat apa-apa baginya”. [HR. Thabrani dalam Al Kabir 3840, Ibnu Khuzaimah 665, Abu Ya'la 7184].

Kata Al Haitsami rahimahullah dalam Majma'uz Zawaaid II: 121: "رواه الطبرانى فى الكبير وأبو يعلى ، وإسناده حسن (Diketengahkan oleh At Thabrani dalam Al Kabir dan Abu Ya'la, dan sanadnya hasan)". Kata Al Mundziri rahimahullah dalam Targhib wa Tarhib I: 243 sanadnya hasan. Sementara Al Albani rahimahullah dalam Shahih Tarhib wat Tarhib I: 347 dan Ashlu Shifat Shalat Nabi II:642 juga menilainya: hasan.

Sekilas tentang Abu Abdillah Al Asy'ari radhiallahu ‘anhu. -sang Periwayat Hadits Itu-. Beliau adalah عبد الله بن قيس بن سليم بن حضار بن حرب (Abdullah bin Qais bin Salim bin Hadhar bin Harb), seorang sahabat Nabi shallallohu 'alaihi wa sallam. Beliau masuk jajaran ahli qira'ah paling terkemuka. Beliau dikenal juga ahli ibadah yang zuhud. http://hadith.al-islam.com/ =6778

Penjelasan makna “mematuk“ pada hadits tersebut. Mematuk di dalam sujudnya maksudnya sangat cepat tanpa tuma'ninah sama sekali dalam sujudnya. Sikap semacam ini digambarkan seperti hewan yang mematuk makanan yang tentu saja kita tahu bila hewan mematuk makanan itu dilakukan sangat cepat. Demikianlah yang dikatakan oleh hampir semua Ulama saat menjelaskan maksud “mematuk“ pada hadits tersebut.

Dengan demikian, sudah sepantasnya kaum muslimin benar-benar memperhatikan hal ini, yakni benar-benar memperhatikan hal yang terkait dengan urusan ruku’ dan sujud dalam shalatnya, disamping tentu saja perkara lain dalam shalat pun harus ikut diperhatikan.

Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.

https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/ancaman-bagi-yang-tidak-menyempurnakan-ruku-dan-sujud.html

🔰 @KajianIlmiahAnnaba 

•┈┈•••○○❁🌻💠🌻❁○○•••┈┈•

_Pagi-أصباح_

  KAJIAN ILMIAH ANNABA

BERMANHAJ SALAF ITU BERAT, BAGI MEREKA YANG MENDAHULUKAN HAWA NAFSUNYA


Bermanhaj Salaf itu sulit, Tidak mudah...

•> Bagi Mereka yang lebih memilih hawa nafsunya akan sulit Istiqomah di manhaj salaf... 

•> Manhaj salaf itu tidak keras yang keras Itu adalah Hatimu,  tidak bisa menerima kebenaran yang tidak sesuai dengan Akal fikirnya.. Kecuali bagi mereka yang senantiasa mengharapkan keridhoan Tuhan-Nya

Surga itu diliputi oleh hal-hal yg dibenci hawa nafsu dan Neraka itu diliputi oleh Hal-hal yg dicintai hawa nafsu... (HR.Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah )

Karena mereka mentaati perintah Rabbnya Untuk saling menundukkan Pandangan (QS. An-Nur 30-32)...

Rasulullah Salallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: “Aku tidak meninggalkan satu fitnah pun yang lebih membahayakan para lelaki selain fitnah wanita.” (HR. Bukhari: 5096 dan  Muslim: 2740)

Manhaj Salaf Tidak suka mendengarkan Musik, Sebab Allah dan Rasul-Nya mengharamkan Musik

Rasulullah Salallahu 'alaihi Wa Sallam bersabda: "Akan ada dari kalangan umatku yang menghalalkan Sutra, Khamar, Zina dan Alat Musik." (HR. Al Bukhari) 

Wanita di Larang Bertabaruj Berdandan selain kepada Suami atau Mahromnya saat keluar rumah

"Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” (QS Al Ahzab: 33)

Apabila keluar rumah hendaknya wanita tidak menampakkan keindahan dirinya. Allah berfirman, "Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka.” (QS. An Nur:31)

“Wanita adalah aurat. Apabila keluar disambut (dipecantik) oleh setan.” (HR. At Tirmidzi 2/23 dishahihkan oleh Al Imam Al-Albani, Tuhfadzul Ahwadzi, 3:253)

Manhaj Salaf itu tidak PEROKOK

Ulama Syafi’iyah seperti Ibnu ‘Alaan dalam kitab Syarh Riyadhis Sholihin dan Al Adzkar serta buku beliau lainnya menjelaskan akan haramnya rokok. Begitu pula ulama Syafi’iyah yang mengharamkan adalah Asy Syaikh ‘Abdur Rahim Al Ghozi, Ibrahim bin Jam’an serta ulama Syafi’iyah lainnya mengharamkan rokok.

Di antara alasan haramnya rokok adalah dalil-dalil berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ○.

“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan“. (QS. Al Baqarah: 195).

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لا ضَرَرَ ولا ضِرارَ.

“Tidak boleh memulai memberi dampak buruk (mudhorot) pada orang lain, begitu pula membalasnya.” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3/77, Al Baihaqi 6/69, Al Hakim 2/66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih).

Manhaj Salaf Bukanlah Ahlul Bid'ah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ.

“Barangsiapa membuat suatu perkara baru dalam urusan kami ini (urusan agama) yang tidak ada asalnya, maka perkara tersebut tertolak” (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam setiap memulai khutbah biasanya beliau mengucapkan,

أَمَّا بَعْدُ فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ وَشَرُّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ.

“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan” (HR. Muslim no. 867).

Manhaj Salaf Taat kepada Pemimpin

Rasulullah Salallahu 'alaihi wa Sallam Bersabda : "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, tetap mendengar dan ta’at kepada pemimpin walaupun yang memimpin kalian adalah seorang budak dari Habasyah." (HR. At Tirmidzi no. 2676. ia berkata: “hadits ini hasan shahih”).

Manhaj Salaf bukanlah Pelaku Syirik Berdoa selain kepada Allah, Menyembah kuburan, Percaya kepada dukun dan Ramalan,Tidak menjalankan Adat Istiadat nenek Moyang,apa lagi percaya terhadap Ilmu Kebal.

Sebab Allah Ta'ala berfirman :

وَلاَ تَدْعُوا مِن دُونِ اللهِ مَالاَيَنفَعُكَ وَلاَيَضُرُّكَ فَإِن فَعَلْتَ فَإِنَّكَ إِذًا مِّنَ الظَّالِمِينَ

"Dan janganlah kamu menyembah apa-apa yang tidak memberi manfa’at dan tidak (pula) memberi mudharat kepadamu selain Allah; sebab jika kamu berbuat (yang demikian itu) maka sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk orang-orang yang zhalim." [Yunus:106].

وَمَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا.

"Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar." [An Nisa’:48].

Dan apabila dikatakan kepada mereka: “Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah”. Mereka menjawab: “(Tidak) tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami”. “(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?”. ( Al Baqarah / Sapi Betina QS.2:170 )

---------@@@--------------@@@-------------@@@--------

INILAH JALAN AGAMAKU

“Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.” (QS. Yusuf: 108)

Sesungguhnya di dunia ini bagi manusia hanya ada dua jalan; jalan kebenaran dan jalan hawa nafsu. Jalan kebenaran adalah petunjuk yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sedangkan hawa nafsu merupakan jalan yang diprakarsai oleh setan sebagai musuh manusia guna menimbun bahan bakar api neraka pada hari kiamat nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alihi wasallam tatkala menerangkan tentang petunjuk, acap kali mengingatkan pula tentang bahaya hawa nafsu.

Allah Ta'ala berfirman

Dan adapun orang-orang yang takut kepada Kebesaran Tuhan-Nya dan menahan diri dari keinginan Hawa Nafsunya,Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya (QS. An Nazi'at 40-41).

“Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 168-169)

Yuk Bermanhaj Salaf

Sumber: Muslimah Al Bugisyah.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -