Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
JANGAN MAIN-MAIN BACA ZODIAK WALAU AWALNYA HANYA ISENG
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
﷽
Walau bisa saja awalnya hanya iseng kala membaca zodiak di majalah atau apapun, saat kamu mendapat seperti terasa ada yang pas, maka tanpa sadar kamu mulai membenarkannya. Sungguh dari awalnya iseng maka kamu bisa menjadi kufur. Na'uudzubillah.
Syaikh Al Utsaimin rahimahullah pernah di tanya dengan pertanyaan berikut:
السُّؤالُ: ما حُكمُ قِراءةِ الأَبراجِ التي توجَدُ في بعضِ المجلاتِ؟
Apa hukum membaca ramalan bintang yang biasa terdapat dalam sejumlah majalah?
Syaikh Al Utsaimin rahimahullah mengatakan:
حُكمُها مُحرَّمٌ، ولا يَحِلُّ لأحدٍ أن يَعتَقِدَها، ولا أن يُصَدِّق بها، وعلى من رآها أن يُمَزِّقَها
"Hukum membacanya haram, juga tidak halal bagi seorangpun untuk meyakini dan mempercayainya. Wajib bagi orang yang melihat bahasan tentang ramalan bintang (zodiak) untuk merobeknya." (Fatawa Su'al 'alal Hatif I:25).
http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/jangan-main-main-baca-zodiak-walau-awalnya-hanya-iseng.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
HARAM NONTON ACARA SIHIR, DUKUN DAN SULAP DI TELEVISI
✍🏻 Ditulis oleh: Zahir al-Minangkabawi
📖﷽.
Salah satu bahaya televisi – termasuk channel youtube – hari ini adalah adanya acara sihir, dukun, sulap dst. Sehingga banyak orang Islam yang merasa biasa saja untuk menyaksikannya. Bahkan sebagiannya, menantikan dengan sengaja, menandainya jadwal tayangnya kemudian menonton bersama keluarga. Padahal, menyaksikan acara-acara tersebut dengan sengaja dihukumi sama seperti mendatangi dukun atau tukang sihir.
Syaikh Shalih Al-Fauzan -hafizhahullah- pernah ditanya tentang hal semacam ini, beliau menjawab:
“Para ulama senantiasa memperingatkan dari channel (tayangan) ini dan selalu mengulang-ulang hukum keharamannya. Maka wajib bagi seorang muslim untuk menjauhinya, jangan bermudah-mudahan dalam urusan ini. Jangan ia masukkan tayangan tersebut ke dalam rumah atau tempatnya. Wajib bagi kaum muslimin agar betul-betul berhati-hati darinya. Tidak diragukan lagi bahwa apabila ia membukanya kemudian menyaksikannya maka ia berdosa. Karena dia tidak meninggalkan dan menjauh darinya. Maka ditakutkan atas dirinya bahwa dia akan memperoleh ancaman ini, shalatnya selama 40 hari tidak diterima,karena dia masuk dalam hukum orang yang pergi ke dukun. Apabila ia membuka channel mereka itu dengan maksud sengaja untuk menyaksikan apa yang mereka tampilkan maka dia masuk ke dalam hukum orang yang pergi mendatangi mereka (dukun dan peramal), tidak ada bedanya.” [Islamweb fatwa No: 340948].
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin -Rahimahullah-, menjelaskan bahwa hukum orang yang mendatangi dukun terbagi menjadi 3 macam:
Pertama.
Dia mendatangi dukun kemudian bertanya tanpa membenarkannya, maka ini adalah HARAM. Hukuman bagi pelakunya adalah tidak diterima shalatnya selama 40 hari. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dalam Shahih Muslim, bahwasanya Nabi ﷺ bersabda :
مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلاَةٌ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا
“Barangsiapa yang mendatangi peramal dan menanyakan kepadanya tentang sesuatu perkara, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari.” [HR. Muslim: 2230]
Kedua.
Dia mendatangi dukun kemudian bertanya dan dia membenarkan apa yang dikabarkan dukung itu, maka ini adalah sebuah kekufuran terhadap Allah azza wajalla. Karena ia membenarkan pengakuan dukun tersebut atas pengetahuannya terhadap ilmu ghaib. Dan pembenaran terhadap seorang yang mengklaim mengetahui ilmu ghaib adalah bentuk pendustaan terhadap firman-Nya Allah ﷻ :
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ
Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”. [QS. An-Naml: 65]
Karena itulah, disebutkan dalam sebuah hadits shahih :
مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُوْلُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
“Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun, dan mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya dia telah kafir (ingkar) terhadap wahyu yang telah diturunkan kepada Muhammad.” [HR. Abu Daud]
Ketiga.
Dia mendatangi dukun kemudian bertanya untuk menunjukkan keadaan dukun itu dengan sebenarnya kepada orang-orang. Bahwasanya perdukunan itu adalah sebuah penipuan dan penyesatan, maka ini hukumnya tidak mengapa. Dalil dari hal ini adalah hadits bahwasanya Nabi ﷺ mendatangi Ibnu Shayyad, lalu Nabi ﷺ menyembunyikan dalam dirinya sesuatu darinya. Kemudian beliau menanyainya apa yang beliau sembunyikan darinya. Lalu ia pun menjawab: asap. [Majmu’ fatawa wa rasa’il Asy-Syaikh Ibn Utsaimin (2/184)].
Oleh sebab itu, sangat berbahaya menonton acara sihir, perdukunan atau sulap tersebut. Meski menontonnya karena iseng saja, tidak mempercayai dan membenarkan apa yang ditampilkan, namun itu sudah cukup mengakibatkan shalat kita selama 40 hari tidak diterima, dan apabila sampai kagum lantas kemudian mempercayai maka kita sudah jatuh pada kesyirikan.
Semoga bermanfaat.
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
KIC-Pagi :
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
HINANYA KESYIRIKKAN
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzahullah
﷽
Menyibak fenomena kesyirikan pada sebagian kaum muslimin dengan dalih menghidupkan tradisi.
Allah Ta'ala berfirman:
يٰصٰىحِبَىِ السِّجْنِ ءَأَرْبَابٌ مُّتَفَرِّقُونَ خَيْرٌ أَمِ اللَّهُ الْوٰحِدُ الْقَهَّارُ مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِۦٓ إِلَّآ أَسْمَآءً سَمَّيْتُمُوهَآ أَنْتُمْ وَءَابَآؤُكُمْ مَّآ أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطٰنٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا إِلَّآ إِيَّاهُ ۚ ذٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ.
"(Yusuf berkata) wahai teman se penjara, apakah Rabb-Rabb yang bermacam-macam itu lebih baik dari Allah yang Esa lagi Perkasa? Apa yang kalian sembah selain-Nya, tidaklah kecuali nama-nama yang kalian dan nenek moyang kalian buat-buat, Allah tidak menurunkan keterangan dari hal itu, menetapkan satu hal itu tidak ada yang berhak kecuali Allah, Dia telah memerintahkan agar kalian tidak beribadah kecuali kepada-Nya, inilah agama yang tegak itu, namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya". (QS. Yusuf: 39-40)
Syaikh Abdurrahman bin Nasir bin Abdillah As Sady rahimahullah menjelaskan:
ا ارباب عاجزة ضعيفة لا تنفع و لا تضر و لا تعطي و لا تمنع و هي متفرقة ما بين اشجار و احجار و ملائكة و اموات و غير ذلك من أنواع المعبودات التي يتخذها المشركون.
Apakah Rabb-Rabb yang lemah, tidak berdaya, tidak bisa memberi manfaat, tidak bisa mendatangkan keburukan, tidak bisa memberi, tidak mampu menahan, sedangkan mereka bentuknya bermacam-macam dari pohon, batu, Malaikat, orang mati yang telah dikubur, dan lainnya, dari macam-macam sesembahan yang diyakini orang Musyrik?
Lalu beliau melanjutkan:
فإن الفرق بين عباذة الله وحده لا شريك له و بين الشرك به اظهر الأشياء و ابينها ، و لكن لعدم العلم من أكثر الناس بذلك ، حصل منهم ما حصل من الشرك.
"Perbedaan antara peribadatan kepada Allah yang Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dengan perbuatan Syirik adalah perkara yang jelas dan begitu terang, namun karena tidak adanya ilmu dikebanyakan manusia tentang hal ini (Tauhid dan Syirik), maka terjadilah apa yang terjadi dari perbuatan Syirik". (Lihat lebih jelasnya di kitab Taisir Karimir Rahman Fi Tafsir Kalami Manan surah 12 ayat 39-40. Halaman 409. Cetakan Darul Alamiyah Mesir).
Berawalnya tulisan ini, terkait ucapan seorang tokoh agama disebuah masjid, dengan suara melalui speaker yang cukup keras dimalam Maulid Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dan dibarengkan dengan acara Haul.
"Sak niki mboten wonten nami-nipun Syirik, mboten wonten nami-nipun bid'ah, wong khol di warah Syirik, wong Maulid Nabi, di warah bid'ah, anak e wong payan, ae di ulang tahun-i, mosok kanjeng Nabi orah" (sekarang tidak ada yang namanya Syirik dan tidak ada yang namanya bid'ah. Orang ngadain Haul dibilang Syirik, Orang adakan Maulid Nabi dibilang bid'ah, anaknya orang payan (payan, sebuah dusun di Sedati, Sidoarjo) saja diulang tahun-i, masak Nabi tidak).
Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/hinanya-kesyirikan.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
KIC-Pagi :
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
SHALAT DENGAN PAKAIAN NAJIS DALAM KEADAAN TIDAK TAHU
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
﷽.
Ini lebih sering terjadi pada ibu-ibu yang masih memiliki bayi. Terkadang sang ibu lupa bajunya itu terkena najis dari anak yang digendongnya, atau ia baru tahu ada najis pada pakaiannya dari najis anak yang digendongnya, lalu ia shalat mengenakan baju tersebut. Sang ibu baru ingat atau baru tahu ada najis setelah selesai dari shalatnya. Dalam kondisi seperti ini apakah shalatnya harus diulangi?
Ada dua kondisi dalam kasus ini :
Kondisi pertama, baru ingat ada najis atau baru tahu adanya najis setelah shalatnya selesai. Dalam kasus ini tidak usah diulangi lagi shalatnya. Syaikh bin Baaz rahimahullah berfatwa:
إذا صلى المسلم أو المسلمة في ثوب فيه نجاسة ، سواء كان الثوب سراويل أو قميصاً أو إزاراً ، أو كان فنيلة أو غير ذلك ، ولم يذكر إلا بعد الصلاة ، فإن صلاته صحيحة على الصحيح ... فإن جهله بذلك عذر كالنسيان ، فإذا صلى في ثوب نجس ناسياً أو جاهلاً حتى فرغ من صلاته ، فإن صلاته صحيحة
"Jika seorang muslim atau muslimah shalat sementara pada pakaiannya ada najis, baik pakaiannya itu celana, gamis, kain atas atau kaos atau selain itu, dan tidak teringat kecuali setelah shalat, maka shalatnya sah menurut pendapat yang terkuat... karena ketidaktahuannya, itu termasuk udzur seperti lupa. Dengan demikian saat shalat sementara di bajunya terdapat najis dalam kondisi lupa atau tidak tahu sampai shalatnya selesai, maka shalatnya tetap sah". (Fatawa Nurun ‘Alaa Darbi II: 655)
Kondisi kedua, baru ingat atau baru tahu adanya najis ditengah-tengah ia shalat (belum salam dari shalat).
Dalam hal ini, jika memungkinkan baginya melepaskan benda yang mengandung najis tersebut tanpa terbuka auratnya, maka boleh dilakukan. Seperti ingat ada najis pada kopiah/peci yang dikenakannya, maka bisa ia lepaskan kopiahnya itu ditengah-tengah shalatnya. Tetapi kalau dengan dilepaskan akan terbuka auratnya, maka tak perlu. Maka teruskan saja shalatnya dan tetap sah.
Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh Syaikh bin Baaz rahimahullah dalam fatwanya (Fatawa Nurun ‘Alaa Darbi, II: 655), juga difatwakan oleh Syaikh Al ‘Utsaimin rahimahullah dalam Syarhul Mumti’ II: 232.
Alasannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Shahabatnya radhiallahu ‘anhum, dulu sering shalat di masjid dengan mengenakan sandal, karena saat itu masjid tidak memakai karpet seperti zaman kita.
Nah, pada suatu ketika saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat mengenakan sandal, beliau tak tahu bahwa pada sandalnya terdapat najis. Ditengah shalatnya itu datang malaikat Jibril ‘alaihis shallatu wa sallam dan memberitahu beliau bahwa pada sandalnya terdapat najis. Maka ditengah shalatnya itu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam langsung melepaskan sandalnya seraya melanjutkan shalatnya. (Hadits tentang kisah ini terdapat dalam Abu Dawud, dan dishahihkan oleh Al Albani rahimahullah dalam Shahih Abu Dawud no.650).
Hadits shahih diatas menunjukkan bahwa seseorang yang baru tahu atau baru ingat ada najis ditengah-tengah ia sedang shalat, maka tak usah ia membatalkan shalatnya, tetapi cukup melepaskan benda yang mengandung najis itu, selagi dengan melepas itu tak terbuka auratnya.
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin
http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/10/shalat-dengan-pakaian-najis-dalam-keadaan-tidak-tahu.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
KIC-Pagi :
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н CIANJURALASAN TERLARANGNYA MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL BAGI MUSLIM
﷽
Tidak lama lagi, akan terdengar, akan terpampang tulisan yang dibaca “Merry Christmas”, atau yang artinya "Selamat Hari Natal." Dan biasanya, momen ini disandingkan dengan ucapan Selamat Tahun Baru.
Sebagian orang menganggap ucapan semacam itu tidaklah bermasalah, apalagi yang yang berpendapat demikian adalah mereka orang-orang kafir. Namun hal ini menjadi masalah yang besar, ketika seorang muslim mengucapakan ucapan selamat terhadap perayaan orang-orang kafir.
Dan ada juga sebagian di antara kaum muslimin, berpendapat nyeleneh sebagaimana pendapatnya orang-orang kafir. Dengan alasan toleransi dalam beragama!? Toleransi beragama bukanlah seperti kesabaran yang tidak ada batasnya. Namun toleransi beragama dijunjung tinggi oleh syari’at, asal di dalamnya tidak terdapat penyelisihan syari’at. Bentuk toleransi bisa juga bentuknya adalah membiarkan saja mereka berhari raya tanpa turut serta dalam acara mereka, termasuk tidak perlu ada ucapan selamat.
Islam mengajarkan kemuliaan dan akhlak-akhlak terpuji. Tidak hanya perlakuan baik terhadap sesama muslim, namun juga kepada orang kafir. Bahkan seorang muslim dianjurkan berbuat baik kepada orang-orang kafir, selama orang-orang kafir tidak memerangi kaum muslimin.
Allah Ta’ala berfirman,
لا يَنْهَاكُمُ اللَّهُ عَنِ الَّذِينَ لَمْ يُقَاتِلُوكُمْ فِي الدِّينِ وَلَمْ يُخْرِجُوكُم مِّن دِيَارِكُمْ أَن تَبَرُّوهُمْ وَتُقْسِطُوا إِلَيْهِمْ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ ○
“Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al Mumtahanah: 8).
Namun hal ini dimanfaatkan oleh sebagian orang untuk menggeneralisir sikap baik yang harus dilakukan oleh seorang muslim kepada orang-orang kafir. Sebagian orang menganggap bahwa mengucapkan ucapan selamat hari natal adalah suatu bentuk perbuatan baik kepada orang-orang nashrani. Namun patut dibedakan antara berbuat baik (ihsan) kepada orang kafir dengan bersikap loyal (wala) kepada orang kafir.
ALASAN TERLARANGNYA UCAPAN SELAMAT NATAL.
1. Bukanlah perayaan kaum muslimin.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa perayaan bagi kaum muslimin hanya ada 2, yaitu hari ‘Idul fitri dan hari ‘Idul Adha.
Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata : “Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata : Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya kurban (‘Idul Adha) dan hari raya ‘Idul Fitri” (HR. Ahmad, shahih).
Sebagai muslim yang ta’at, cukuplah petunjuk Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam- menjadi sebaik-baik petunjuk.
2. Menyetujui kekufuran orang-orang yang merayakan natal.
Ketika ketika mengucapkan selamat atas sesuatu, pada hakekatnya kita memberikan suatu ucapan penghargaan. Misalnya ucapan selamat kepada teman yang telah lulus dari kuliahnya saat di wisuda.
Nah,begitu juga dengan seorang yang muslim mengucapkan selamat natal kepada seorang nashrani. Seakan-akan orang yang mengucapkannya, menyematkan kalimat setuju akan kekufuran mereka. Karena mereka menganggap bahwa hari natal adalah hari kelahiran tuhan mereka, yaitu Nabi ‘Isa ‘alaihish shalatu wa sallam. Dan mereka menganggap bahwa Nabi ‘Isa adalah tuhan mereka. Bukankah hal ini adalah kekufuran yang sangat jelas dan nyata?
Padahal Allah Ta’ala telah berfirman,
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ ○.
“Bagimu agamamu, bagiku agamaku.” (QS. Al-Kafirun: 6).
3. Merupakan sikap loyal (wala) yang keliru.
Loyal (wala) tidaklah sama dengan berbuat baik (ihsan). Wala memiliki arti loyal, menolong, atau memuliakan orang kita cintai, sehingga apabila kita wala terhadap seseorang, akan tumbuh rasa cinta kepada orang tersebut. Oleh karena itu, para kekasih Allah juga disebut dengan wali-wali Allah.
Ketika kita mengucapkan selamat natal, hal itu dapat menumbuhkan rasa cinta kita perlahan-lahan kepada mereka. Mungkin sebagian kita mengingkari, yang diucapkan hanya sekedar di lisan saja. Padahal seorang muslim diperintahkan untuk mengingkari sesembahan-sesembahan oarang kafir.
Allah Ta’ala berfirman,
قَدْ كَانَتْ لَكُمْ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ فِي إِبْرَاهِيمَ وَالَّذِينَ مَعَهُ إِذْ قَالُوا لِقَوْمِهِمْ إِنَّا بُرَاء مِنكُمْ وَمِمَّا تَعْبُدُونَ مِن دُونِ اللَّهِ كَفَرْنَا بِكُمْ وَبَدَا بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ الْعَدَاوَةُ وَالْبَغْضَاء أَبَداً حَتَّى تُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَحْدَهُ ○
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran) mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (Qs. Al Mumtahanah: 4)
4. Nabi melarang mendahului ucapan salam.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَبْدَءُوا الْيَهُودَ وَلاَ النَّصَارَى بِالسَّلاَمِ
“Janganlah kalian mendahului Yahudi dan Nashara dalam salam (ucapan selamat).” (HR. Muslim no. 2167). Ucapan selamat natal termasuk di dalam larangan hadits ini.
5. Menyerupai orang kafir.
Tidak samar lagi, bahwa sebagian kaum muslimin turut berpartisipasi dalam perayaan natal. Lihat saja ketika di pasar-pasar, di jalan-jalan, dan pusat perbelanjaan. Sebagian dari kaum muslimin ada yang berpakaian dengan pakaian khas perayaan natal. Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kaum muslimin untuk menyerupai kaum kafir.
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ.
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka dia termasuk bagian dari mereka.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
PEMBICARAAN KELAHIRAN ISA DIDALAM Al-QUR'AN.
Bacalah kutipan ayat di bawah ini. Allah Ta’ala berfirman,
فَحَمَلَتْهُ فَانْتَبَذَتْ بِهِ مَكَانًا قَصِيًّا (22) فَأَجَاءَهَا الْمَخَاضُ إِلَى جِذْعِ النَّخْلَةِ قَالَتْ يَا لَيْتَنِي مِتُّ قَبْلَ هَذَا وَكُنْتُ نَسْيًا مَنْسِيًّا (23) فَنَادَاهَا مِنْ تَحْتِهَا أَلَّا تَحْزَنِي قَدْ جَعَلَ رَبُّكِ تَحْتَكِ سَرِيًّا (24) وَهُزِّي إِلَيْكِ بِجِذْعِ النَّخْلَةِ تُسَاقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا (25)
“Maka Maryam mengandungnya, lalu ia mengasingkan diri dengan kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia berkata: ‘Aduhai, alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang yang tidak berarti, lagi dilupakan.’ Maka Jibril menyerunya dari tempat yang rendah: “Janganlah kamu bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.” (QS. Maryam: 22-25).
Kutipan ayat di atas menunjukkan bahwa Maryam mengandung Nabi ‘Isa ‘alahis salam pada saat kurma sedang berbuah. Dan musim saat kurma berbuah adalah musim panas. Jadi selama ini natal yang diidetikkan dengan musim dingin (winter), adalah suatu hal yang keliru.
PENUTUP.
Ketahuilah wahai kaum muslimin, perkara yang remeh bisa menjadi perkara yang besar jika kita tidak mengetahuinya. Mengucapkan selamat pada suatu perayaan yang bukan berasal dari Islam saja terlarang (semisal ucapan selamat ulang tahun), bagaimana lagi mengucapkan selamat kepada perayaan orang kafir? Tentu lebih-lebih lagi terlarangnya.
Meskipun ucapan selamat hanyalah sebuah ucapan yang ringan, namun menjadi masalah yang berat dalam hal aqidah. Terlebih lagi, jika ada di antara kaum muslimin yang membantu perayaan natal. Misalnya dengan membantu menyebarkan ucapan selamat hari natal, boleh jadi berupa spanduk, baliho, atau yang lebih parah lagi memakai pakaian khas acara natal (santa klaus, pent.)
Allah Ta’ala telah berfirman,
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ
وَالْعُدْوَانِ ○.
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Maidah: 2).
Wallahu waliyyut taufiq.
Penulis: Wiwit Hardi Priyanto
Editor: Muhammad Abduh Tuasikal
Artikel Muslim.Or.Id
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
GERHANA TIDAK TERLIHAT BERARTI TIDAK ADA SHALAT GERHANA.
Karena shalat gerhana ini dikaitkan dengan penglihatan, bukan berdasarkan hisab atau hasil perkiraan ilmu falak atau astronomi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ.
“Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan), maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari no. 1047)
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin pernah ditanya, “Apa hukum jika gerhana matahari tertutup awam mendung, namun sudah dinyatakan di berbagai surat kabar sebelum itu bahwa nanti akan terjadi gerhana dengan izin Allah pada jam sekian dan sekian. Apakah shalat gerhana tetap dilaksanakan walau tidak terlihat gerhana?”
Syaikh rahimahullah menjawab, “Tidak boleh berpatokan pada berbagai berita yang tersebar atau berpatokan semata-mata dengan berita dari para astronom. Jika langit itu mendung, maka tidak ada shalat gerhana karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengaitkan hukum dengan penglihatan (rukyat). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian melihat terjadinya gerhana, maka segeralah shalat.” Suatu hal yang mungkin, Allah menyembunyikan penglihatan gerhana pada satu daerah, lalu menampakkannya pada daerah lain. Ada hikmah di balik itu semua.” (Sumber: Saaid.Net)
Sehingga, jika ada yang shalat gerhana padahal cuma melihat di TV atau berpatokan pada berita saja, nyatanya di daerahnya sendiri tidak nampak gerhana karena tertutup mendung, maka ia telah keliru.
Hanya Allah yang memberi Hidayah dan taufik.
—
Selesai disusun di pagi penuh berkah, 14 Dzulhijjah 1435 H di Darush Sholihin
Akhukum fillah: Muhammad Abduh Tuasikal.
https://rumaysho.com/9056-gerhana-tidak-terlihat-berarti-tidak-ada-shalat-gerhana.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
SALAFI BUKANLAH SEKTE, ALIRAN, PARTAI ATAU ORGANISASI MASSA.
Sebagian orang mengira Salafi adalah sebuah sekte, aliran sebagaimana Jama’ah Tabligh, Ahmadiyah, Naqsabandiyah, LDII, dll. Atau sebuah organisasi massa sebagaimana NU, Muhammadiyah, PERSIS, Ikhwanul Muslimin, Hizbut Tahrir, dll.
Ini adalah salah kaprah..!
Salafi bukanlah sekte, aliran, partai atau organisasi massa.
Salafi adalah manhaj (metode beragama), sehingga semua orang diseluruh pelosok dunia dimanapun dan kapanpun adalah seorang salafi jika ia beragama Islam dengan manhaj salaf tanpa dibatasi keanggotaan.
Sebagian orang juga mengira dakwah Salafiyyah adalah gerakan yang dicetuskan dan didirikan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab.
Ini pun kesalahan besar...!
Dijelaskan oleh Syaikh ‘Ubaid yang ringkasnya :
“Dakwah salafiyyah tidak didirikan oleh seorang manusia pun. Bukan oleh Syaikh Muhammad Bin Abdul Wahab bersama saudaranya Imam Muhammad Bin Su’ud, tidak juga oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dan murid-muridnya, bukan pula oleh Imam Mazhab yang empat, bukan pula oleh salah seorang Tabi’in, bukan pula oleh sahabat, bukan pula oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, dan bukan didirikan oleh seorang Nabi pun. Melainkan dakwah Salafiyah ini didirikan oleh Allah Ta’ala. Karena para Nabi dan orang sesudah mereka menyampaikan syariat yang berasal dari Allah Ta’ala. Oleh karena itu, tidak ada yang dapat dijadikan rujukan melainkan nash dan ijma” (Ushul Wa Qowaid Fii Manhajis Salaf)
Oleh karena itu, dalam dakwah salafiyyah TIDAK ADA ketua umum Salafi, Salafi Cabang Jogja, Cabang Cianjur dll/Salafi Daerah, Tata tertib Salafi, AD-ART Salafi, Alur Kaderisasi Salafi, dan tidak ada muassis (tokoh pendiri) Salafi.
Tidak ada pendiri Salafi melainkan Allah dan Rasul-Nya, tidak ada AD-ART Salafi melainkan Qur’an dan Sunnah dengan pemahaman para sahabat. Sampai disini faham?
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α h 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
HUKUM MENERIMA HADIAH NATAL.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Bos atau majikanmu atau temanmu yang beragama Kristen saat natal memberikan hadiah natal untukmu, baik berupa makanan atau hadiah barang, bolehkah menerimanya ?
Juga dalam kasus lainnya, bos kamu atau teman kamu beragama Kristen, bolehkah kamu memberikan kenangan hadiah, baik berupa makanan atau barang kepada mereka sebagai atas nama toleransi beragama ?
Sebenarnya dalam masalah ini ada sebagian Ulama yang memerincinya. Namun pendapat yang ana anggap terkuat dan sebagai tindakan preventif menjaga akidah adalah apa yang difatwakan Lajnah ad Daa’imah (Fatwa Ulama Saudi) di bawah ini:
لا يجوز للمسلم أن يأكل مما يصنعه اليهود أو النصارى أو المشركون من الأطعمة لأعيادهم ، ولا يجوز أيضاً للمسلم أن يقبل منهم هدية من أجل عيدهم ، لما في ذلك من تكريمهم والتعاون معهم في إظهار شعائرهم وترويج بدعهم ومشاركتهم السرور أيام أعيادهم ، وقد يجرّ ذلك إلى اتخاذ أعيادهم أعياداً لنا ، أو إلى تبادل الدعوات إلى تناول الأطعمة أو الهدايا في أعيادنا وأعيادهم في الأقل ، وهذا من الفتن والابتداع في الدين ، وقد ثبت عن النبي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنه قال: (من أحدث في أمرنا ما ليس منه فهو رد) كما لا يجوز أن يهدى إليهم شيء من أجل عيدهم .
“Tidak diperbolehkan seorang muslim memakan makanan yang dibuat oleh orang Yahudi dan Nashrani atau orang musyrik yang terkait dengan hari raya mereka. Juga seorang muslim tidak boleh menerima hadiah, jika berkaitan dengan perayaan tersebut, jika kita menerima pemberian yang berhubungan dengan hari raya mereka, itu terkategorikan bentuk memuliakan dan menolong dalam menyebarluaskan syi'ar agama mereka.
Di samping hal itu pun termasuk ikut andil mempromosikan ajaran agama mereka yang bid'ah. Dan juga ikut merasa gembira atas perayaan mereka. Cara semacam itu bisa juga dianggap menjadikan perayaan mereka sebagai bagian perayaan kaum muslimin. Mungkin awalnya mereka sebenarnya ingin mengundang kita langsung hadir, namun digantilah dengan yang lebih ringan dari itu, yakni cukup memberikan makanan atau hadiah saat mereka merayakan perayaan kegamaan itu. Ini semua termasuk musibah dan ajaran agama yang bid’ah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ أَحْدَثَ فِى أَمْرِنَا هَذَا مَا لَيْسَ فِيهِ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa yang mengada-adakan amalan baru yang bukan ajaran dari kami, maka amalannya tertolak”. [HR. Bukhari dan Muslim]
Sebagaimana pula tidak bolehnya seorang muslim memberi hadiah kepada non muslim dalam perkara yang terkait dengan perayaan keagamaan/ritual mereka". (Fatawa Lajnah Ad Daimah lil Buhuts al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ no. 2882, pertanyaan kedua, XXII:398-399)
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.
https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/12/hukum-menerima-hadiah-natal.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
APA YANG KAMU LAKUKAN BILA TIBA TIBA SALAH SATU ANGGOTA TUBUHMU SERASA SAKIT?
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhihullah
Coba lakukan hal berikut, semoga akan segerah hilang rasa nyerimu, In Syaa Allah.
Dari Utsman bin Abil Aash radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
أَنَّهُ شَكَا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَجَعًا يَجِدُهُ فِي جَسَدِهِ مُنْذُ أَسْلَمَ فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ وَقُلْ بِاسْمِ اللَّهِ ثَلَاثًا وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ
"Ia mengadukan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang penyakit yang telah dideritanya sejak ia masuk islam. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam berkata kepadanya: "Letakkan tanganmu pada bagian tubuhmu yang terasa sakit. Bacalah olehmu "Bismillah" sebanyak tiga kali, sesudah itu bacalah tujuh kali "A’udzu billahi wa qudratihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir". (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaan-Nya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan)“. [HR. Muslim no. 2202]
Peringatan!
Banyak kaum muslim menyangka bahwa do'a di atas hanya dibaca untuk terapi ruqyah yang hanya terkait urusan mistik. Ini adalah anggapan bathil. Bahkan ini berlaku juga untuk ruqyah penyakit fisik biasa apapun penyakitnya.
Lihatlah penjelasan Imam Nawawi rahimahullah setelah menuturkan hadits shahih, dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu yang berkata:
رخَّص رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ في الرُّقيةِ من العَينِ ، والحُمَةِ ، والنَّملةِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan rukhshah (keringanan) dalam ruqyah karena Al ‘Ain (pengaruh mata jahat), Hummah (demam akibat sengatan binatang berbisa), dan Namlah (luka pada lambung yang berdampak mengeluarkan nanah)”. [HR. Mulim no.2196]
Imam Nawawi rahimahullah lalu memberikan penjelasan sebagai berikut:
ليس معناه تخصيص جوازها بهذه الثلاثة وإنما معناه سئل عن هذه الثلاثة فأذن فيها ولو سئل عن غيرها لأذن فيه وقد أذن لغير هؤلاء وقد رقى هو صلى الله عليه وسلم في غير هذه الثلاثة والله أعلم قوله
"Makna hadits tersebut bukanlah bermaksud membatasi bahwa ruqyah itu hanya dibolehkan untuk tiga penyakit tersebut saja (Ain, Hummah dan Namlah -pent). Tetapi maknanya adalah bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya tentang (pengobatan Ruqyah) untuk tiga penyakit tersebut, dan beliau membolehkannya. Seandainya beliau ditanya untuk selain tiga penyakit tersebut, niscayalah beliau pun akan membolehkannya. Beliau shallalahu ‘alaihi wa sallam juga membolehkan ruqyah selain tiga penyakit tersebut dan beliau juga pernah meruqayah untuk selain dari tiga keluhan tersebut." (Syarah Shahih Muslim XIV:185)
Kesimpulan :
1) Kita bisa meruqyah diri kita sendiri untuk rasa sakit fisik maupun non fisik dengan cara yang disebutkan pada hadits di atas.
2) Bila sakitnya pada seluruh tubuh maka bisa dengan meniupkan do'a di atas pada kedua telapak tangan lalu mengusapkan pada seluruh tubuh yang dapat dijangkau.
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.
http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/05/apa-yang-kamu-lakukan-bila-tiba-tiba-salah-satu-anggota-tubuhmu-serasa-sakit.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н
🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
BUKAN SEBUAH TOLERANSI, NAMUN KEKUFURAN.
✍🏻 Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, mengingatkan makar orang-orang kafir:
و دوا لو تدهن فيدهنون
"Dan mereka berharap kalian bersikap mencari muka/lunak kepada mereka (orang kafir) sehingga mereka pun bersikap lunak". (QS. Al-Qalam: 9)
Syaikh Shalih bin Abdullah bin Humaid berkata: "Makanya, mereka orang kafir berharap ku dapat condong kepada mereka, dan berharap kamu meninggalkan kebenaran yang ada padamu, sebab itu mereka menampakkan kelembutan padamu, agar kamu condong kepada mereka". (Tafsir mukhtashar, Markaz tafsir Riyadh)
Bangsa yang terjajah adalah bangsa yang mewarisi sifat-sifat rendah diri, bahkan pada penjajahnya. Dan kita melihat hari ini, apa yang datang dari orang kafir, serasa indah, maju, dan berperadaban.
Lebih dari itu, rasa rendah diri itu juga muncul pada rana agama, sehingga muncul rasa cari muka dan merasa rendah pada kekafiran dan orang kafir.
Orang-orang yang di jadikan panutan dari kalangan tokoh agama, malah menghasung kemungkaran, bahkan itu adalah kekafiran. Agar kita sedikit bersikap longgar, ndepe ndepe di depan orang kafir. Dan merasa sungkan, bila tidak ikut "bertoleransi" (?),
Akhirnya muncul musibah, kaum muslimin di paksa (?) untuk wajib ikut merayakan natal, ikut kebaktian, mengisi acara gereja, minimal sungkan untuk tidak mengucapkan natal dan ikut tahun baru. Hal ini di sadari atau tidak merupakan kekufuran.
Sementara, mereka para tokoh, seakan tidak bisa makan, kecuali mengemis di depan pintu-pintu gereja dan tempat penyembahan berhala, dan menggiring ummatnya dan menjual mereka, untuk kepentingan dunia mereka. Yang di giring bak kerbau yang tidak berakal karena telah tergadaikan agamanya kepada kyai (?)
Sementara, kyainya adalah tokoh-tokoh jahat, yang mempolitisir ummat untuk kepentingan dunianya.
"Ya Allah kami berdoa kepada Mu, siapapun yang menginginkan keburukan bagi kaum muslimin, kembalikan keburukan itu pada mereka".
اللهم من ارد للمسلمين سوء فاشغله في نفسه ، و رد كيده في نخر ، و أجعل تدبيره تدميرا عليه.
____
Subuh, Sidoarjo. Oleh yang butuh dan mengharapkan ampunan Rabb-Nya.
https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/12/bukan-sebuah-toleransi-namun-kekufuran.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н
🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
PEMBEDA AQIDAH SALAF DENGAN AQIDAH MENYIMPANG.
Oleh Ustadz Abu Abd rahman bin Muhammad Suud al Atsary hafidzhahullah.
Sebelum kita lanjutkan pembahasan kitab Aqidah Wasithiyah kita kembali akan memahami usul dari dakwah Salafiyyah Ahlus Sunnah wal Jama'ah.
Kita lihat tulisan awal kitab ini.
Inilah kaidah yang ditulis Imam Ibnu Taimiyyah dalam kitabnya:
أما بعد. فهذا اعتقاد الفرقة الناجية المنصورة إلى قيام الساعة اهل السنة و الجماعة
"Amma ba'du, inilah keyakinan Firqatun Najiyah, yang ditolong sampai hari kiamat, Ahlus Sunnah wal Jama'ah".
Senada dengan ucapan Imam Ahmad bin Hambal (dan semisal dari kitab-kitab aqidah Ulama Salaf). Beliau berkata:
اصول السنة عندنا التمسك بما كان عليه اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم و الاقتداء بهم و ترك البدع
"Usul (pokok) sunnah di sisi kami adalah, berpegang dengan apa yang diyakini Shahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, mengambil teladan pada mereka. Dan meninggalkan bid'ah".
Syarah:
Bila kita teliti dengan baik, kita akan temukan bahwa aqidah generasi Salaf itu sama, dari zaman Shahabat terus sampai zaman baik Malik, Syafi'i dan Ulama-Ulama sesudahnya.
Aqidah Salaf adalah aqidah yang kokoh, sederhana, dan ia adalah Islam itu sendiri.
Di sini saya akan jelaskan secara global dari penjelasan secara rinci berikutnya:
1) Pembeda aqidah Salaf dengan aqidah menyimpang lainnya adalah, kesungguhan mereka dalam mendakwahkan tauhid, sunnah dan mengingkari kesyirikan dan bid'ah. Barangsiapa tidak mengawali dan mengakhiri dakwahnya dengan tauhid, dipastikan dakwah itu rapuh dan menunggu kehancurannya.
2) Dakwah mereka, dakwah yang syar'i mengajak manusia kepada Allah, Rasul dan syari'atnya. Tidak ada kultus individu, tidak ada fanatisme sempit, Al Wala dan Al Bara dibangun di atas aqidah, bukan kelompok atau organisasi atau partai, atau dewan-dewan. Inilah dakwah yang hakiki, mengajak manusia kembali kepada Allah.
3) Menggunakan sarana-sarana syar'i, mengembalikan ummat pada kitab dan sunnah serta bimbingan Ulama terdahulu. Tidak berlebihan dan menyepelekan.
4) Ini point yang terpenting yang ingin saya sampaikan, bahwa dakwah ini berjalan di atas dalil kokoh, dan ditolong Allah.
Sebagian manusia, membelok dakwah pada seruan politik. Mereka mengeksploitasi Islam untuk tujuan-tujuan sempit dari dunia dan kekuasaan.
Pertanyaan, apa dakwah Salaf anti politik?
Jawab, Tidak.! para Ulama telah panjang lebar membahas politik di kitab mereka. Yang perlu digarisbawahi, politik yang bagaimana yang dikehendaki.
Lihat hari ini, betapa alat kafir dipaksakan pada kaum muslimin, dan sebagian besar mereka menerima dengan ridha, bahkan bernikmat-nikmat di dalamnya, dan mengambil kesempatan untuk tujuan-tujuan sempit.
Yang mereka teriakkan: "Kita bela Islam". Islam yang mana yang dibela?
Sejarah telah tertulis. Lihat Al Jazair, negeri di Afrika. Dakwah Salafy dulu di sana berkembang, masjid penuh dengan kajian dan ibadah. Bahkan di birokrasi menerima dengan baik, aturan berjenggot, jamaah, dan menunjukkan syiar Islam didukung pemerintah.
Hasil yang baik ini terasa kurang, sebagian orang ingin yang lebih, di hati mereka ada penyakit.
Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/aqidah-al-wasithiyah-bagian-5.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
_Pagi-أصباح_
KAJIAN ILMIAH ANNABA
BAB : 01
GOLONGAN YANG SELAMAT
﷽
Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dalam kitabnya al-Ghunyah berkata, "...adapun golongan yang selamat adalah Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan Ahlus Sunnah, tidak ada nama lain bagi mereka kecuali satu nama, yaitu Ashhabul Hadits (para ahli hadits)."
Allah memerintahkan agar kita berpegang teguh kepada Al-Qur'an al-Karim, tidak termasuk golongan orang-orang musyrik yang memecah belah agama menjadi beberapa golongan dan kelompok. Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam mengabarkan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani telah berpecah belah menjadi banyak golongan, sedang umat islam akan berpecah lebih banyak lagi, golongan-golongan tersebut akan masuk Neraka karena mereka menyimpang dan jauh dari Kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah NabiNya, dan hanya satu golongan yang selamat dan akan masuk surga, yaitu al-Jama'ah, yang berpegang teguh kepada Kitab suci Al-Qur'an dan Sunnah yang shahih, di samping melakukan amalan para sahabat dan Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk dalam golongan yang selamat (Firqah Najiyah), dan semoga segenap umat Islam termasuk di dalamnya. Aamiin
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
✍🏻 Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Pagi-أصباح_
BAB : 2.
MANHAJ (JALAN) GOLONGAN YANG SELAMAT
﷽
1️⃣ Golongan yang selamat ialah golongan yang setia berpegang teguh kepada manhaj Rasulullah ﷺ dalam hidupnya, dan manhaj para sahabat sesudahnya.
2️⃣ Golongan yang selamat akan kembali (merujuk) kepada firman Allah dan sabda RasulNya tatkala terjadi perselisihan dan pertentangan diantara mereka.
3️⃣ Golongan yang selamat tidak mendahulukan perkataan seseorang atas Firman Allah dan sabda RasulNya.
4️⃣ Golongan yang selamat senantiasa menjaga kemurnian tauhid.
5️⃣ Golongan yang selamat senang menghidupkan sunnah-sunnah Rasulullah dalam ibadah, perilaku, dan dalam segenap hidupnya.
6️⃣ Golongan yang selamat tidak fanatik kecuali kepada Firman Allah dan sabda RasulNya yang ma'shum, yang berbicara tidak berdasarkan hawa nafsu.
7️⃣ Golongan yang selamat adalah para ahli hadits.
8️⃣ Golongan yang selamat menghormati para imam mujtahidin, tidak fanatik terhadap salah seorang diantara mereka.
9️⃣ Golongan yang selamat menyeru kepada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran.
1️⃣0️⃣ Golongan yang selamat mengajak seluruh umat Islam agar berpegang teguh kepada sunnah Rasul dan para sahabatnya.
1️⃣1️⃣ Golongan yang selamat mengingkari peraturan dan perundang-undangan yang dibuat manusia jika bertentangan dengan ajaran Islam.
1️⃣2️⃣ Golongan yang selamat mengajak seluruh umat Islam berjihad di jalan Allah.
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Pagi-أصباح_
BAB : 03
CIRI-CIRI GOLONGAN YANG SELAMAT
﷽
⏺️Golongan yang selamat jumlahnya sangat sedikit di tengah banyaknya umat manusia. Tentang keadaan mereka, Rasulullah ﷺ bersabda: "Keuntungan besarlah bagi orang-orang yang asing, yaitu orang-orang shalih di lingkungan orang banyak yang berperangai buruk, orang yang mendurhakai mereka lebih banyak daripada yang menaati mereka." (HR. Ahmad, hadits shahih).
⏺️Golongan yang selamat banyak dimusuhi oleh manusia, difitnah dan dilecehkan dengan gelar dan sebutan yang buruk. Allah ta'ala berfirman:
"Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)." (QS. Al An'am: 112).
⏺️Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah ketika ditanya tentang golongan yang selamat, beliau menjawab "Mereka adalah orang-orang salaf dan setiap orang yang mengikuti jalan para as-Salaf ash-Shalih (Rasulullah, para sahabat dan setiap orang yang mengikuti jalan petunjuk mereka)".
Itulah sebagian dari manhaj dan ciri-ciri golongan yang selamat. Semoga kita termasuk mereka yang berakidah al-Firqah an-Najiyah (golongan yang selamat) ini. Aamiin.
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Pagi-أصباح_
BAB : 04
SIAPAKAH KELOMPOK YANG MENDAPAT PERTOLONGAN ITU?
﷽
⏺️Rasulullah ﷺ bersabda, "Senanatiasa ada sekelompok dari umatku yang memperjuangkan kebenaran, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka sehingga keputusan Allah datang." (HR. Muslim)
⏺️Rasulullah ﷺ bersabda, "Jika penduduk negri Syam telah rusak, maka tak ada lagi kebaikan di antara kalian. Dan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang mendapat pertolongan, tidak membahayakan mereka orang yang menghinakan mereka sehingga hari Kiamat datang." (HR. Ahmad, hadits shahih)
⏺️Ibnu Mubarak berkata, "Menurutku mereka adalah Ash-habul Hadits (para ahli hadits)."
⏺️Imam Al-Bukhari menjelaskan, "Menurut Ali bin Madini mereka adalah Ash-habul hadits."
⏺️Imam Ahmad bin Hanbal berkata, "Jika kelompok yang mendapat pertolongan itu bukan Ashhabul hadits, maka aku tidak tahu siapa lagi."
⏺️Imam Asy Syafi'i berkata kepada Imam Ahmad bin Hanbal, "Engkau lebih tahu tentang hadits daripada aku, maka bila sampai kepadamu hadits yang shahih, beritahukanlah padaku, sehingga aku bermazhab dengannya, baik hadits berasal dari Hejaz, Kufah maupun dari Bashrah."
⏺️Dengan spesialisasi studi dan pendalamannya di bidang sunnah serta hal-hal yang berkaitan dengannya, menjadikan para ahli hadits sebagai orang yang paling memahami tentang sunnah Nabi ﷺ, petunjuk, akhlak, peperangannya dan berbagai hal yang berkaitan dengan sunnah.
Ya Allah jadikanlah kami termasuk kelompok ahli hadits. Berilah kami kami rizki untuk bisa mengamalkannya, cinta kepada para ahli hadits dan bisa membantu orang-orang yang mengamalkan hadits.
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Pagi-أصباح_
APAKAH THAHA DAN YAASIN TERMASUK NAMA NABI SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
﷽
Kita tahu bahwa Thaha dan Yasin termasuk huruf muqatha’ah dalam Al-Quran. Kata Thaha tersebut pada QS. Thaha ayat 1, demikian pula Yasin tersebut, ada dalam QS. Yasin ayat 1.
Banyak manusia yang menyatakan bahwa Thaha dan Yasin termasuk salah satu diantara nama Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Apakah ini benar?
Lihat perkatan Syaikh Isma’il As Sarqawi berikut:
طه، يس، من الحروف المقطعة ولا يحل لمسلم أن يسمي النبي -صلى الله عليه وسلم- إلا بما سمَّى به نفسه أو سماه به ربه – سبحانه وقد قال -صلى الله عليه وسلم…
"Thaha dan Yasin termasuk huruf muqatha’ah. Tidak halal bagi seorang muslim untuk memberikan nama kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali dengan nama yang beliau katakan sendiri atau yang disebutkan oleh Allah."
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:
ألا فليحذر الكاذبون على رسول الله -صلى الله عليه وسلم- فهو القائل: (من يقل عليَّ ما لم أقل فليتبوأ مقعده من النار).
"Maka waspadalah mereka yang berdusta atas nama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa berkata atas namaku sesuatu yang tak pernah aku mengatakannya, bersedialah mengambil tempat duduknya di Neraka". [HSR. Bukhari no. 109] http://www.alukah.net/sharia/0/50154/
Walhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallahu ‘alaa Muhammadin.
http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/apakah-thaha-dan-yasin-termasuk-nama-nabi-muhammad.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Pagi-أصباح_
KAJIAN ILMIAH ANNABA
BAB : 05
MACAM-MACAM TAUHID
﷽
1⃣ TAUHID RUBUBIYYAH
Adalah meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allah lah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll.
2⃣ TAUHID ULUHIYYAH
Adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Dalilnya: “Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.” (Qs. Al Fatihah: 5)
3⃣ TAUHID ASMA'WAS SIFAT
Allah Ta'ala berfirman: “Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-namaNya.” (QS. Al A’raf: 180)
⏺️Tahrif adalah memalingkan makna ayat atau hadits tentang nama atau sifat Allah dari makna zhahir-nya menjadi makna lain yang batil. Sebagai misalnya kata ‘istiwa’ yang artinya ‘bersemayam’ dipalingkan menjadi ‘menguasai’. Ta’thil adalah mengingkari dan menolak sebagian sifat-sifat Allah. Sebagaimana sebagian orang yang menolak bahwa Allah berada di atas langit dan mereka berkata Allah berada di mana-mana.
⏺️Takyif adalah menggambarkan hakikat wujud Allah. Padahal Allah sama sekali tidak serupa dengan makhluknya, sehingga tidak ada makhluk yang mampu menggambarkan hakikat wujudnya. Misalnya sebagian orang berusaha menggambarkan bentuk tangan Allah,bentuk wajah Allah, dan lain-lain.
Adapun penyimpangan lain dalam tauhid asma wa sifat Allah adalah tasybih dan tafwidh.
⏺️Tasybih adalah menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya.
⏺️Tafwidh, yaitu tidak menolak nama atau sifat Allah namun enggan menetapkan maknanya. Misalnya sebagian orang yang berkata ‘Allah Ta’ala memang ber-istiwa di atas ‘Arsy namun kita tidak tahu maknanya. Makna istiwa kita serahkan kepada Allah’. Pemahaman ini tidak benar karena Allah Ta’ala telah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Qur’an dan Sunnah agar hamba-hambaNya mengetahui.
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Siang نهارًا_
KAJIAN ILMIAH ANNABA
AKIBAT TINGGALKAN MAJELIS ILMU
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
﷽
Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata:
فان الانسان اذا كان لا يحضر حلقات العلم، ولا يسمع الخطب، ولا يعتني بما ينقل عن اهل العلم فانه يزداد غفلة
"Sungguh manusia bila tidak menghadiri majelis-majelis ilmu, juga tidak pula mendengarkan khutbah-khutbah ilmiyyah, tidak pula memberikan perhatian terhadap berbagai penukilan dari Ahlul Ilmi (Ahlus Sunnah -pent), maka sudah pasti bertambah kelalaiannya.
وربما يقسو قلبه حتی يطبع عليه، ويختم عليه فيكون من الغافلين
Bahkan terkadang akan mengakibatkan hatinya mengeras dan akhirnya menjadi hati yang mati. Bahkan lantas akhir hayatnya akan terus masih dalam kondisi seperti itu, dan digolongkan sebagai orang-orang yang lalai". (Majmu Fatwa Ibni Baz 324).
https://dakwahmanhajsalaf.com/2020/01/akibat-meninggalkan-majelis-ilmu.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
_Siang نهارًا_
KAJIAN ILMIAH ANNABA
DI ANTARA TANDA BENARNYA KEIMANAN SESEORANG, KETIKA DATANG MUSIBAH PERTOLONGAN ALLAH ﷻ LAH YANG DIHARAPNYA DIA BERGANTUNG DAN BERSERAH DIRI KEPADA ALLAH ﷻ
﷽
Allah ﷻ berfirman:
حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ۖ مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّىٰ يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَىٰ نَصْرُ اللَّـهِ ۗ أَلَا إِنَّ نَصْرَ اللَّـهِ قَرِيبٌ
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (QS. Al Baqarah: 214)
Lihatlah, orang beriman menunggu dan mengharap pertolongan Allah ﷻ. Mereka tidak tergoda untuk mengambil "jalan alternatif" yang haram atau memalingkan ibadah kepada sesembahan selain Allah ﷻ demi mencari pertolongan.
@fawaid_kangaswad
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
BAB : 06.
MAKNA LA ILAHA ILLALLAH
﷽
La Ilaha Illallah adalah asas (pondasi) tauhid dan Islam, pedoman yang sempurna bagi kehidupan (the way of life). Ia akan terealisasi dengan mempersembahkan setiap jenis ibadah hanya untuk Allah. Demikian itu, apabila seorang muslim telah tunduk kepada Allah, memohon kepadaNya, dan menjadikan syariatNya sebagai hukum dan undang-undang, bukan yang lainnya.
Ibnu Rajab rahimahullah berkata, "Allah (Tuhan) ialah dzat yang ditaati dan tidak didurhakai, dengan rasa cemas, pengagungan, cinta, takut, harapan, tawakal, meminta, dan berdoa (memohon) kepadaNya. Ini semua tidak selayaknya (diberikan) kecuali hanya untuk Allah Ta'ala. Maka barangsiapa menyekutukan makhluk di dalam perkara ini, dimana ia merupakan kekhususan-kekhususan Allah, maka hal itu akan merusak kemurnian ucapan La ilaha illallah dan mengandung penghambaan diri terhadap makhluk tsb menurut kadar perbuatannya itu.
Sesungguhnya kalimat La ilaha illallah itu dapat bermanfaat bagi yang mengucapkannya, bila ia tidak membatalkannya dengan suatu kesyirikan, ia mirip dengan wudhu yang dapat batal oleh hadats. Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda: "Barangsiapa yang akhir ucapannya adalah, 'La ilaha illallah,' pasti ia masuk surga." (HR. Hakim, hadits hasan)
📚 Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
CARA MERUQYAH ANAK KECIL AGAR TERHINDAR DARI MARA BAHAYA TERUTAMA GANGGUAN JIN DAN 'AIN.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
﷽
Ringkasan Cara Meruqyah Anak Kecil
1) Bacakan doa perlindungan di bawah ini terutama saat anak-anak antum mau keluar dari rumah. Ini doanya:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari godaan setan, binatang yang berbisa, dan dari pengaruh 'ain yang buruk".
2) Bacakan dua surah benteng diri (Al Falaq dan An Naas), boleh juga ditambahkan surah Al Ikhlash pada anak kita seraya mengusap tubuh anak kita saat membaca surah tersebut.
3) Baca Al Ikhlash, Al Falaq, dan An Naas, lalu tiupkan dengan sedikit ludah pada telapak tangan kita, kemudian usapkan keseluruh tubuh anak kita yang bisa dijangkau dari ujung kepala sampai kaki.
Ketiga ringkasan di atas ana rangkumkan dari penjelasan yang didapat pada situs Islamqa. Saat ditanya cara yang benar dalam meruqyah anak kecil yang selengkapnya ana terjemahkan di bawah berikut ini:
الحمد لله
الطريقة الصحيحة لرقية الطفل الصغير لحفظه وتحصينه هي ما كان النبي صلى الله عليه وسلم يفعله بابنيه الحسن والحسين رضي الله عنهما. فقد روى البخاري (3371) عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ: إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ:
Segala puji bagi Allah. Cara yang benar untuk meruqyah anak kecil dalam rangka menjaga dan melindunginya adalah sebagaimana yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada kedua cucunya Hasan dan Husain radhiallahu ‘anhuma. Bukhari no.3371 telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma berkata: “Biasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca (doa perlindungan) untuk Hasan dan Husain dan bersabda: “Sungguh ayah kalian berdua membaca (doa perlindungan) untuk Isma’il dan Ishaq dengan doa berikut:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ
A'udzu bikalimaatillahit taammah min kulli syaithanin wa haammatin, wa min kulli ‘ainin laammah
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari godaan setan, binatang yang berbisa, dan dari pengaruh 'ain yang buruk".
قال ابن حجر في "فتح الباري" (6/410): قوله: "وهامّة": واحدة الهوام ذوات السموم . قوله: "ومن كل عين لامة": قال الخطابي: المراد به كل داء وآفة تلم بالإنسان من جنون وخبل " انتهى باختصار
Ibnu Hajar rahimahullah berkata di dalam Fathul Baari VI:410: "Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Al Haammah adalah bentuk tunggal dari hawam yang artinya binatang yang berbisa, sementara sabda beliau: “Wa min kulli ‘ainin laammah”, maka Al Khithabi rahimahullah berkata: “Maksudnya adalah setiap penyakit dan bencana yang menimpa manusia yang berupa kegilaan maupun kerusakan akalnya“.
Baca Selengkapnya: https://dakwahmanhajsalaf.com/2019/07/cara-meruqyah-anak-kecil-agar-terhindar-dari-marabahaya-terutama-gangguan-jin-dan-ain.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
BAB : 07.
MAKNA "MUHAMMAD RASULULLAH"
﷽
Allah Ta'ala berfirman kepada Rasulullah ﷺ :
قُل لَّا أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلَا ضَرًّا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۚ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ ۚ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
"Katakanlah: 'Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman'." (Al-A'raf: 188)
Dan Nabi ﷺ bersabda:
"Janganlah kalian berlebih-lebihan memuji (menyanjung) diriku, sebagaimana orang-orang Nasrani berlebih-lebihan memuji Ibnu Maryam (Isa). Sesungguhnya aku adalah hamba Allah maka katakanlah, 'Hamba Allah dan RasulNya'." (HR. al-Bukhari)
Sesungguhnya kecintaan kepada Rasul ﷺ harus berupa ketaatan kepadanya, yang diekspresikan dalam bentuk berdoa (memohon) kepada Allah semata dan tidak berdoa kepada selainNya, meskipun ia seorang Rasul atau Wali yang dekat (di sisi Allah).
Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda:
"Apabila engkau meminta, maka mintalah kepada Allah dan apabila engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan dari Allah." (HR. at-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Kitab Minhaj al-Firqah an-Najiyah wa ath-Tha'ifah al-Manshurah
Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KIC-Pagi :
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н 🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
BENARKAH PARA SAHABAT DZIKIR SAMBIL BERGOYANG?
Riwayat tersebut statusnya mauquf yaitu perkataan Ali bin Abi Tholib, dikeluarkan oleh Ibnu Abid Dunya dalam "At-Tahajjud wa Qiyamul Lail" nomor 202 dan Abu Nu'aim dalam "Hilyatul Auliya" 1/76.
Para Ulama ahli hadits mengatakan derajatnya dho'if (lemah) karena dalam sanadnya ada rowi yang majhul (misterius) yaitu Abu Arokah dan ada rowi yang lemah yaitu Muhammad bin Yazid. (Lihat "Silsilah Ash-Shohihah" 3/307-308). Bahkan ada rowi pendusta seorang syiah rofidhoh yaitu Amr bin Syamir Al-Ju'fi sehingga keabsahan penisbatan riwayat ini kepada Ali bin Abi Tholib rodhiyallahu 'anhu tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Syaikh Al-'Allamah Bakr Abu Zaid mengingatkan, "Wajib atas oang-orang yang berdzikir kepada Allah, orang-orang yang berdoa, orang-orang yang menghapal Al-Qur'an, para pengampu madrosah dan tahfidzul Qur’an agar meninggalkan bid’ah bergoyang-goyang saat membaca. Hendaklah mereka didik anak-anak muslimin di atas sunnah (petunjuk) Nabi ﷺ dan dengan menjauhi bid’ah.” (Tash-hihud Du’a hal. 81)
Berdzikir kepada Allah termasuk amalan yang utama maka jangan menolong syaithon untuk merusak amalan yang utama itu dengan perbuatan berlebih-lebihan. Ibnu Mas'ud rodhiyallahu 'anhu berkata, "Sederhana di atas sunnah jauh lebih baik ketimbang susah payah namun di atas bid'ah".
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
LANGKAH SETELAH HIJRAH.
Oleh Ustadz Abu Abd Rahman bin Muhammad Suud Al Atsary hafidzhahullah.
﷽
Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
يحشر المرء على دين خليله ، فلينظر أحدكم من يخالل.
"Seseorang akan dikumpulkan (di hari kiamat) berdasarkan agama teman dekatnya, maka hendaknya kalian melihat siapa yang menjadi teman dekatnya". [HR. Abu Dawud no. 4833, Tirmidzi no. 2378, As Shahihah no. 927]
لا تصاحب إلا مؤمنا ، و لا يأكل طعامك إلا تقي.
"Jangan kalian bersahabat kecuali dengan seorang yang beriman, dan hendaknya jangan ada yang memakan makanan kalian kecuali orang yang bertaqwa". [HR. Abu Dawud no. 4832, Tirmidzi no. 2390, Shahih Jami no. 3741]
Imam Abu Farj Abdurrahman bin Ahmad bin Rajab rahimahullah berkata: “Orang yang bermaksiat adalah orang yang membawa kesialan pada dirinya dan orang lain, karena di khawatirkan azab akan di turunkan kepadanya, lalu azab itu menimpa manusia secara merata, khususnya bagi orang yang tidak mengingkari perbuatan tersebut. Oleh karena itu, menjauhkan diri darinya adalah keharusan.
Pada saat pembunuh seratus nyawa dari Bani Israil bertaubat dan bertanya kepada orang alim, adakah taubat baginya, lalu orang Alim berkata “ya, siapa yang dapat menghalagi seorang hamba dari taubatnya ?”, lalu sang alim tadi menyuruhnya untuk meninggalkan kampung yang rusak menuju perkampungan yang baik. Kemudian kematian menghampirinya ketika di antara dua kampung tersebut.
Terjadilah perdebatan antara malaikat rahmat dan malaikat azab, mengenai orang tersebut. Kemudian Allah Ta'ala mewahyukan kepada mereka agar mengukur jarak antara dua kampung, manakah yang lebih dekat, maka ia di golongkan ke tempat itu. Malaikat itu mendapati bahwa orang itu lebih dekat ke perkampungan yang baik dengan selisih jarak satu lemparan batu. Maka orang itu di ampuni". (Lihat sendiri kisahnya di Bukhari 3470 dan Muslim 2766)
Menjauhi tempat maksiat dan para pelakunya merupakan hijrah yang di perintah, karena seorang muhajir adalah orang yang berhijrah dari yang di larang Allah Ta'ala.
Ibrahim bin Adam rahimahullah berkata: “Barang siapa ingin bertaubat, maka hendaknya ia keluar dari tempat-tempat yang penuh kezaliman dan tidak bergaul dengan teman-teman sebelumnya, jika tidak, maka apa yang di inginkan tidak akan tercapai”.
Bersikap hati-hatilah kalian dari perbuatan dosa karena ia adalah kesialan, membuat seorang hamba menjadi hina, balasannya adalah azab yang pedih, hati yang menyukainya adalah hati yang sakit, jiwa yang condong padanya adalah jiwa yang menyimpang, selamat darinya merupakan keutamaan, terbebas darinya adalah kebahagiaan, melakukan dosa, apalagi setelah beruban, adalah musibah besar.
Wahai orang-orang yang kehilangan hatinya, carilah hati tersebut di majelis-majelis dzikir (majelis nasehat dan ilmu), mudah-mudahan engkau menemukannya kembali.
Wahai orang-orang yang sakit hatinya, bawalah hati itu ke majelis-majelis dzikir, mudah-mudahan hatimu terobati. Majelis dzikir (majelis nasehat dan ilmu) adalah tempat berobat bagi perbuatan dosa. Yakni, hati yang sakit akan diobati sebagaimana diobati penyakit jasmani di tempat-tempat berobat (rumah sakit) dunia.
Baca Selengkapnya: http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/11/langkah-setelah-hijrah.html
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
Pagi-أصباح
KAJIAN ILMIAH ANNABA
BAB : 08.
MAKNA "IYYAKA NA'BUDU WA IYYAKA NASTA'IN"
﷽
Ayat al-Qur'an ini dibaca berulang-ulang oleh setiap muslim, baik dalam shalat maupun di luarnya. Ayat ini merupakan ikhtisar dan intisari surat Al-Fatihah, yang merupakan ikhtisar dan intisari al-Qur'an secara keseluruhan.
Ibadah yang dimaksud oleh ayat ini adalah ibadah dalam arti yang luas, termasuk di dalamnya shalat, nadzar, menyembelih hewan qurban, juga doa.
Nabi ﷺ bersabda, "Jika engkau meminta maka mintalah kepada Allah dan jika engkau memohon pertolongan maka mohonlah pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Barangsiapa menginginkan hujjah maka cukup baginya al-Qur'an, barangsiapa menginginkan seorang penolong maka cukup baginya Allah, barangsiapa menginginkan seorang penasihat maka cukup baginya kematian. Barangsiapa merasa belum cukup dengan hal-hal tersebut maka cukuplah neraka baginya.
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 AMALAN AGAR BISA BERSAMA DENGAN NABI ﷺ DI SURGA FIRDAUS
(1). Taat kepada Allah dan Rasul-Nya ﷺ
"Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama (di akhirat) dengan orang-orang yang telah dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu : para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih. Dan mereka itu sebaik-baik teman" (QS. An-Nisaa' : 69)
(2). Mencintai Nabi Muhammad ﷺ
"Kami tak pernah gembira tentang sesuatu melebihi kegembiraan kami terhadap sabda Nabi ﷺ : "Engkau Akan Bersama Dengan Siapa Yang Engkau Cintai". Anas berkata : "Aku mencintai Nabi ﷺ, Abu Bakar dan Umar. Dan aku pun berharap akan bersama mereka dengan sebab kecintaanku kepada mereka, meskipun aku tidak beramal seperti amalan mereka" (HR. Bukhari no. 3688 dan Muslim no. 2639, hadits dari Anas bin Malik)
(3). Melaksanakan rukun Islam serta tidak durhaka kepada kedua orang tua
"Seorang laki-laki telah datang kepada Nabi ﷺ kemudian ia berkata : "Wahai Rasulullah, aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan selain Allah dan sungguh engkau adalah utusan Allah. Aku telah shalat lima waktu, menunaikan zakat hartaku dan berpuasa di bulan Ramadhan". Maka Nabi ﷺ bersabda : "Barangsiapa yang telah mati atas dasar ini, maka ia akan bersama dengan para Nabi, para shiddiqin, dan para syuhada pada Hari Kiamat seperti ini - sambil mengacungkan 2 jari - selagi ia tidak durhaka kepada kedua orang tuanya" (HR. Ahmad, Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban, hadits dari 'Amr bin Murrah al-Juhani, Shahiihut Targhiib no. 2515)
(4). Memperbanyak shalat sunnah
"Aku pernah bermalam bersama Rasulullah ﷺ, lalu aku pun menyiapkan air wudhu dan keperluannya. Beliau bersabda kepadaku : "Mintalah sesuatu !". Maka aku menjawab : "Aku meminta kepadamu agar aku dapat bersamamu di Surga". Beliau menjawab : "Ada lagi selain itu ?". Aku katakan : "Itu saja ya Rasulullah". Maka beliau bersabda : "Maka bantulah aku atas dirimu itu dengan memperbanyak sujud (shalat)" (HR. Muslim no. 489, dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami)
(5). Memperbanyak membaca shalawat
"Sesungguhnya manusia yang paling utama (dekat) denganku pada Hari Kiamat adalah yang paling banyak bershalawat atasku" (HR. At-Tirmidzi, hadits dari Abdullah bin Mas’ud, Shahiihut Targhiib wat Tarhiib no. 1668)
(6). Merawat dan menyantuni anak yatim
"Aku dan orang yang merawat anak yatim di Surga kelak seperti ini" dan beliau pun memberi isyarat dengan jari tengah dan telunjuknya" (HR. Bukhari no. 6005, hadits dari Sahl bin Sa’d)
(7). Mendidik dua anak wanita sehingga menjadi wanita mukminah shalihah
"Barangsiapa yang memelihara (mendidik) dua wanita sampai mereka dewasa, maka aku akan masuk Surga bersamanya kelak seperti ini", beliau pun mengisyaratkan jari telunjuk & jari tengahnya" (HR. Bukhari, hadits Anas, Shahih al-Adabul Mufrad no. 686)
(8). Memiliki akhlak yang mulia
"Sesungguhnya seseorang yang paling aku cintai & paling dekat majelisnya denganku di antara kalian pada Hari Kiamat (di Surga) adalah yang paling baik akhlaknya…" (HR. At-Tirmidzi, hadits dari Jabir, lihat Shahiihul Jaami' ash-Shaghiir no. 2649)
(9). Selalu Memperbanyak Do’a.
اَللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ إيْمَانًا لاَ يَرْتَدُّ وَنَعِيْمًا لاَ يَنْفَدُ وَمُرَافَقَةَ مُحَمَّدٍ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم فِي أعْلىَ جَنَّةِ الخُلْدِ
"Ya Allah, aku mohon kepada-Mu iman yang tidak pernah lepas, kenikmatan yang tidak pernah habis serta dapat menyertai Nabi Muhammad ﷺ di Surga yang tertinggi dan kekal" (HR. Ahmad VI/128 dan Ibnu Hibban no. 1970, atsar dari Abdullah bin Mas'ud, lihat Silsilah ash-Shahiihah V/379)
(10). Anak shalih yang dapat mengangkat derajat orang tuanya atau sebaliknya
"Dan orang-orang yang beriman serta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan mereka dengan anak cucu mereka..." (QS. Ath-Thur [52]: 21). Jika anak bersama Nabi ﷺ di Surga, maka orang tuanya diangkat derajatnya bersama dengan anaknya di Surga yang sama, begitu pula jika orang tua yang bersama Nabi ﷺ.
Ustadz Najmi Umar Bakkar
🔰🔅🔰🔅🔰🔅🔰🔅
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Pagi :
кαנιαи ιℓмιαн
🇦 🇳 🇳 🇦 🇧 🇦
WAJIBKAH BERMADZHAB DENGAN SALAH SATU EMPAT MADZHAB❓
Abu Ubaidah As Sidawi حفظه الله.
Banyak kaum muslimin berkeyakinan, baik yang masih awam maupun kyainya bahwa seorang muslim wajib mengikuti salah satu madzhab dari empat madzhab. Sungguh ini merupakan anggapan yang salah fatal dan kejahilan yang mendalam. (Lihat Halil Muslim Mulzam bi Ittib Madzhab Muayyan hal. 5 oleh Syaikh Muhammad Sulthan Al-Mashumi).
Apa yang disindir oleh Syaikh Al-Mashumi di atas bukan hanya omong kosong tetapi fakta dan nyata. Banyak para penulis dan penceramah memprogandakan wajibnya bermadzhab. Simaklah apa yang dikatakan Ahmad As-Shawi, salah seorang shufi bermadzhab Maliki dan beraqidah Asyairah (wafat th. 1241 H) dalam Hasyiyah Al-Jalalain (3/10):
“Tidak boleh taklid selain kepada empat madzhab walaupun sesuai dengan perkataan sahabat, hadits maupun ayat. Orang yang diluar empat madzhab adalah sesat dan menyesatkan, bahkan dapat menjebloskannya ke lubang kekufuran, sebab mengambil tekstual Al-Quran dan hadits termasuk sumber kekufuran !!!.”
Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad mengomentari ucapan ini:
“Ucapan As-Shawi di atas merupakan ucapan yang paling kotor. Seandainya seseorang mencari ucapan yang lebih kotor darinya, mungkin dia tak menemukannya. Hal itu mempengaruhi dirinya dalam menafsirkan Al-Quran berdasarkan akal dan fanatik madzhab. Kita memohon kepada Allah keselamatan.” (Ar-Radd Ala Rifai wal Buthi hal.47)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata dalam Minhaj Sunnah (3/412):
“Tidak ada seorangpun dari kalangan ahli sunnah yang mengatakan: kesepakatan imam empat adalah hujjah yang ma'shum, Kebenaran hanya pada imam empat saja atau siapa yang tidak mengikutinya berarti salah. Bahkan, apabila ada seorang yang di luar penganut madzhab empat -seperti Sufyan Tsauri, Al-Auzai, Laits bin Saad dan ulama lainnya- suatu perkataan yang bertentangan dengan pendapat madzhab empat, maka harus ditimbang dengan Al-Quran dan sunnah. Pendapat yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah, itulah yang lebih kuat.”
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
Pagi :
кαנιαи ιℓмιαн
🇦 🇳 🇳 🇦 🇧 🇦
DALAM PERKARA DUNIAWI, LEBIH UTAMA DAHULUKAN ORANG LAIN DARIPADA DIRI SENDIRI
Sikap demikian disebut juga: iitsaar. Dalam Al Qur'an, Allah Ta'ala memuji kaum Anshar yang iitsaar terhadap kaum Muhajirin ketika mereka hijrah ke Madinah:
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka YU'TSIRUUN (mendahulukan kepentingan orang lain) daripada diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (QS. Al Hasyr: 9)
As Sa'di dalam tafsirnya menjelaskan makna iitsaar:
“Mendahulukan orang lain dalam hal-hal yang kita sukai, semisal dalam perkara harta atau selainnya, dan memberikannya kepada orang lain walaupun diri kita ada kebutuhan, atau bahkan dalam keadaan diri kita ada keperluan mendesak dan kesusahan.”
Yah... minimalnya pada keadaan-keadaan yang kita tidak dalam kesusahan dan tidak butuh mendesak, kita bisa iitsaar kepada terhadap orang lain.
Sumber : @fawaid_kangaswad
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
WARNING DARI UTUSAN ALLAH
Hadits Tentang Wabah
------------------------------
و حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَامِرِ بْنِ رَبِيعَةَ أَنَّ عُمَرَ خَرَجَ إِلَى الشَّامِ فَلَمَّا جَاءَ سَرْغَ بَلَغَهُ أَنَّ الْوَبَاءَ قَدْ وَقَعَ بِالشَّامِ فَأَخْبَرَهُ عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ عَوْفٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا سَمِعْتُمْ بِهِ بِأَرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ بِهَا فَلَا تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ فَرَجَعَ عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ مِنْ سَرْغَ وَعَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عُمَرَ إِنَّمَا انْصَرَفَ بِالنَّاسِ مِنْ حَدِيثِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ
Dan telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Aku membaca Hadits Malik dari Ibnu Syihab dari ‘Abdullah bin ‘Amir bin Rabi’ah bahwa “Pada suatu ketika ‘Umar bin Khaththab pergi ke Syam. Setelah sampai di Saragh, dia mendengar bahwa wabah penyakit sedang berjangkit di Syam. Maka ‘Abdurrahman bin ‘Auf mengabarkan kepadanya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: ‘Apabila kamu mendengar wabah berjangkit di suatu negeri, maka janganlah kamu datangi negeri itu. Dan apabila wabah itu berjangkit di negeri tempat kamu berada, janganlah kamu keluar dari negeri itu karena hendak melarikan diri darinya.’ Maka Umar pun kembali dari Saragh. Dan dari Ibnu Syihab dari Salim bin Abdullah; bahwa Umar kembali bersama orang-orang setelah mendengar Hadits Abdurrahman bin Auf.
[Hadits Shahih Muslim No. 4115]
“Travel WARNING” dari Rasulullah Shalallahu 'alayhi Wa Sallam.
وَعَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم قَالَ : إذَا سمِعْتُمْ الطَّاعُونَ بِأَرْضٍ، فَلاَ تَدْخُلُوهَا، وَإذَا وقَعَ بِأَرْضٍ، وَأَنْتُمْ فِيهَا، فَلاَ تَخْرُجُوا مِنْهَا ._مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ_
Dari Usamah Radhiyallahu Anhu Nabi Shalallahu'alayhi wa sallam bersabda:
“Jika kalian mendengar ada WABAH di suatu daerah, maka jangan memasuki daerah tersebut. Dan, Jika WABAH terjadi di suatu daerah, sedangkan kalian sedang berada di dalamnya, jangan keluar dari daerah tersebut"
[Muttafaq 'alaih]
[Hadist sahih, diriwayatkan oleh al-Bukhari, hadis no. 3214; Muslim, hadis no. 4108; al-Tirmizi, hadis no. 985; Ahmad, hadis no. 20768, 20799, 20806, 20810, 20817 dan 20826; Malik, hadis no. 1392]
Inilah kemuliaan Islam, Apa saja terdapat panduannya.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
KIC-Pagi :
к α נ ι α η - ι ℓ м ι α н
🇨 🇮 🇦 🇳 🇯 🇺 🇷
MEMELIHARA ANJING TANPA TUJUAN YANG DISYARIATKAN.
Oleh Ustadz Berik Said hafidzhahullah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنِ اقْتَنَى كَلْبًا لَيْسَ بِكَلْبِ مَاشِيَةٍ أَوْ ضَارِيَةٍ ، نَقَصَ كُلَّ يَوْمٍ مِنْ عَمَلِهِ قِيرَاطَانِ.
"Barangsiapa memelihara anjing yang tujuannya bukan untuk maksud menjaga hewan ternak atau bukan maksud dilatih sebagai anjing pemburu, maka setiap hari pahala amalannya berkurang sebesar dua qirath". [HSR. Bukhari no.5163 dan Muslim no.1574]
Sementara itu disebut juga dengan redaksi:
مَنِ اتَّخَذَ كَلْباً إِلاَّ كَلْبَ مَاشِيَةٍ ، أوْ صَيْدٍ ، أوْ زَرْعٍ ، انْتُقِصَ مِنْ أجْرِهِ كُلَّ يَوْمٍ قِيرَاطٌ
"Siapa yang memelihara anjing, kecuali anjing untuk menjaga hewan ternak, berburu dan menjaga tanaman, maka akan dikurangi pahalanya setiap hari sebanyak satu qirath". [HSR. Muslim no.1575]
Hadits di atas tegas menjelaskan besarnya dosa memelihara anjing selain untuk tiga hal, yakni:
1) Sebagai penjaga hewan ternak.
2) Sebagai penjaga tanaman.
3) Sebagai pemburu.
Ancamannya setiap hari pahalanya akan dikurangi dua qirath, dan dalam hadits lainnya satu qirath.
Satu qirath itu dikatakan oleh At Thiby rahimahullah sebagaimana dikutip oleh Al Hafizh rahimahullah dalam Fathul Bari III:149 adalah satu gunung/bukit uhud.
Jika dua qirath bisa diperkirakan sendiri tentunya. Jadi bisa dibayangkan kalau orang yang memelihara anjing selain untuk tiga perkara di atas akan dikurangi pahalanya sebesar itu. Lebih parah lagi jika orang yang demikian amal ibadahnya amat kurang, maka bisa jadi minus pahala setiap hari.
Peringatan Penting
Kalaupun memiliki anjing untuk salah satu atau lebih dari tiga kepentingan di atas, maka tetap anjing tersebut tak boleh masuk rumah sama sekali. Bahkan ada persyaratan ketat lainnya sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Utsaimin rahimahullah berikut:
وعلى هذا فالمنـزل الذي يكون في وسط البلد لا حاجة أنْ يتخذ الكلب لحراسته ، فيكون اقتناء الكلب لهذا الغرض في مثل هذه الحال محرماً لا يجوز وينتقص من أجور أصحابه كل يوم قيراط أو قيراطان ، فعليهم أنْ يطردوا هذا الكلب وألا يقتنوه ، وأما لو كان هذا البيت في البر خالياً ليس حوله أحدٌ فإنَّه يجوز أنْ يقتني الكلب لحراسة البيت ومَن فيه ، وحراسةُ أهلِ البيت أبلغُ في الحفاظ مِن حراسة المواشي والحرث.
"Atas dasar itu maka rumah yang letaknya ada di tengah kota (yang dianggap telah cukup pengamanannya oleh aparat keamanan -pent), tak ada alasan untuk memelihara anjing untuk keamanan, sehingga memelihara anjing dalam kondisi semacam itu diharamkan, tak boleh, dan (hukumannya) akan mengurangi pahala pemiliknya satu qirath atau dua qirath setiap harinya. Mereka harus mengusir anjing tersebut dan tidak boleh memeliharanya.
Adapun jika rumahnya masuk ke pelosok pedesaan, sepi, tak ada disekitar rumahnya orang lain (tetangga) seorangpun, maka barulalah saat itu dibolehkan (baginya) memelihara anjing demi keamanan rumahnya dan orang yang ada di dalamnya (shahibul baitnya). Alasannya menjaga penghuni rumah (shahibul bait) tentu lebih utama dibanding menjaga hewan ternak atau tanaman." (Fatawa Ibnu Utsaimin rahimahullah IV:246)
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
http://dakwahmanhajsalaf.com/2019/08/memelihara-anjing-tanpa-tujuan-yang-disyariatkan.html
•═══•••●◎❅❦۩❁۩❦❅◎●•••═══•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar