Senin, 15 Oktober 2018

Keutamaan 10 Hari Bulan Dzulhijjah

🌍 BimbinganIslam.com
Senin, 1 Dzulhijjah 1439 H / 13 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah
----------------------------------
Bismillahirrahmanirrahim

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ

Alhamdulillah, wa sholatu wa salamu 'alaa Rasulillah.

Di antara kenikmatan yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla berikan kepada kita adalah kita bisa menemui hari-hari yang mulia, hari-hari yang utama. Hari-hari di mana pahala amalan amalan dilipat gandakan.

Di antaranya adalah kita menemui sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Di mana sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah ini adalah hari-hari yang utama sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, dari Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bahwasanya Beliau bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهِا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ عَزَّوَجَلَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ، يَعْنِيْ أَيَّامَ الْعَشْرِ، قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ ؟ قَالَ: “وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ

“Tidak ada hari dimana suatu amal shalih lebih di cintai Allah melebihi amal shalih yang dilakukan di hari-hari ini (yakni sepuluh hari pertama Dzulhijjah).”

Para shahabat bertanya:

”Wahai Rasulullah, termasuk lebih utama dari jihad di jalan Allah?”

Nabi ٍshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Termasuk lebih utama dibanding jihad di jalan Allah, kecuali orang yang keluar dengan jiwa dan hartanya (ke medan jihad) dan tidak ada satu pun yang kembali (ia mati syahid).”

Shahih, HR Al Bukhari (no. 969), Abu Dawud (no. 2438), At Tirmidzi (no. 757), Ibnu Majah (no. 1727) Ad Darimi (II/25), Ibnu Khuzaimah (no.2865), Ibnu Hibban (no.324, At Taliqatul Hisan), At Thahawy dalam Syarh Musykilil Atsar (no.2970), Ahmad (I/224, 239, 346), Al Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no.1125), Abu Dawud Ath Thayalisi dalam Musnad-nya (no.2753), Abdurrazzaq dalam Al Mushannaf (no. 8121), Ibnu Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (no. 19771), Al Baihaqi (IV/284), dan Ath Thabrani dalam Al Mu’jamul Kabir (no. 12326-12328).

Oleh karena itu, ini adalah kesempatan yang mulia. Dan kita lihat bahwa sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah adalah yang utama, dimana:

1. Bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas hari-hari tersebut.

Dan apabila Allāh Subhānahu wa Ta’āla bersumpah atas sesuatu / atas makhluk-Nya, menunjukkan bahwa makhluk tersebut adalah makhluk yang utama, yaitu hari-hari di awal bulan dzulhijjah.

Sebagaimana Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

وَالْفَجْرِ﴿١﴾وَلَيَالٍ عَشْرٍ

Demi fajar, demi malam yang sepuluh.
[ QS Al Fajr/89:1-2]

"Dan demi malam yang sepuluh," di sini, disebutkan oleh para mufassirin dari kalangan salaf maupun khalaf, di antaranya oleh Imam Ibnu Katsir, bahwasanya itu adalah sepuluh hari awal di bulan Dzulhijjah. Dan ini yang shahih.

2. Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla juga menyebutkan sepuluh hari tersebut adalah "ayyamun ma'lumat" yang berarti hari-hari tertentu yang Allāh Subhānahu wa Ta’āla utamakan.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla sebutkan dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla puji para jama'ah haji.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:

...وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ...

…dan agar mereka menyebut nama Allah pada beberapa hari yang telah ditentukan...

[QS Al Hajj/22:28]

3. Bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mempersaksikan dan menegaskan sebagai "ayyamul afdhal", hari-hari yang paling mulia yang kita lewati di dunia.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhu dari Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani:

" أفضـل أيـام الدنيـا أيـام العشـر "

Hari-hari yang kita lalui yang paling afdhal adalah sepuluh (sepuluh hari di awal bulan Dzulhijjah).

Dishahihkan Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami 1/253 No 1133.

4. Bahwasanya di dalamnya ada hari yang terbaik, yaitu hari Arafah. Di mana hari tersebut adalah "afdhalu yaumin thala'at syamsyu", hari terbaik di mana matahari terbit.

Maksudnya, hari Arafah adalah hari terbaik. Dan juga di hari Arafah di mana semua orang yang berhaji mereka wukuf.

Dan juga berpuasa di dalamnya diberikan pahala berupa diampuninya dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Dan keutamaan yang lain yang luar biasa.

Oleh karena itu, sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang terbaik.

Dan kata Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

اَلْحَجُّ عَرَفَةُ

Haji itu wukuf di Arafah.

[ Shahih, HR At Tirmidzi (no. 889) dan lainnya ]

Wukuf adalah rukun di dalam haji.

5. Bahwasanya di dalamnya adalah hari nahr, hari penyembelihan, mempersembahkan kurban kepada Allāh Subhānahu wa Ta’āla dan ia adalah ibadah yang paling agung, sebagaimana disebutkan Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

إِنَّ أَعْظَمَ الأَيَّامِ عِنْدَ اللَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَوْمُ النَّحْرِ ثُمَّ يَوْمُ الْقَرِّ . قَالَ عِيسَى قَالَ ثَوْرٌ وَهُوَ الْيَوْمُ الثَّانِى.

“Sesungguhnya hari yang paling agung di sisi Allah Tabaraka wa Ta’ala adalah yaumun nahr (Hari penyembelihan), kemudian hari yang tinggal."

Isa (rawi hadits) berkata: Tsaur berkata: “Dia (hari yang tinggal) adalah hari yang kedua."

[HR. Abu Dawud dalam Sunan-nya (1765) dan Ahmad dalam Al Musnad (4/350). Hadits ini dinilai shahih oleh Syaikh Al Albaniy -rahimahullah- dalam Takhrij Al Misykah (no. 2643)]

6. Bahwasanya di sepuluh hari yang pertama di bulan Dzulhijjah di sana terkumpul "ummahatul 'ibadah", ibadah-ibadah yang agung, ibadah-ibadah yang pokok :

- ada haji
- ada umrah
- ada puasa
- ada dzikir
- ada ibadah fisik, berupa shalat
- ada ibadah batin
- ada sedekah
- ada berkurban
- dan lain sebagainya.

Para sahabat BIAS yang dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Oleh karena itu, jangan kita lewatkan kesempatan ini, apalagi jika kita berasa di tanah suci Makkah Al Mukarramah, pahalanya luar biasa.

Berkumpul keutamaan waktu, dan berkumpul pula keutamaan tempat. Terlebih apalagi bagi yang menjalankan ibadah haji. Ini adalah "duyufurahman" (tamu--tamu Allah Subhanahu wa Ta'ala).

Wa shalatu 'alaa Nabiyyina Muhammadin wa 'alaa alihi wa salim

Wa akhiru da'wana 'anil hamdulillahirabbil 'alamin.

وَعَلَيْكُمُ السَّلاَمُ وَرَحْمَةُ اللّهِ وَبَرَكَاتُهُ
_____________________________________________

🌍 BimbinganIslam.com
Selasa, 2 Dzulhijjah 1439 H / 14 Agustus 2018 M
👤 Ustadz Fauzan S.T., Lc, M.A.
📔 Materi Tematik | Keutamaan 10 hari Dzulhijjah, bagian 2
----------------------------------
بسم اللّه الرحمن الرحيم
السلام عليك ورحمة اللّه وبركاته
الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وبعد

Apa amalan-amalan yang bisa kita lakukan pada sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah?

Diantara amalan yang bisa kita lakukan adalah:

⑴ Melaksanakan ibadah haji dan umrah.

Melaksanakan ibadah haji dan umrah, bagi yang dimudahkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Sebagaimana sabda Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam:

الْعُمْرَةُ إِلَى الْعُمْرَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُمَا، وَالْحَجُّ الْمَبْرُورُ لَيْسَ لَهُ جَزَاءٌ إِلَّا الْجَنَّةَ

"Umrah yang satu dengan umrah berikutnya adalah pelebur dosa (yang dikerjakan) diantara keduanya, dan haji yang mabrūr tiada balasan baginya selain Surga."
(Hadīts shahīh riwayat Bukhāri nomor 1773 dan Muslim nomor 1349)

Oleh karena itu, apabila dimudahkan umrah dan haji adalah nikmat yang luar biasa, berada ditanah suci (berkumpul keutamaan tempat, waktu dan amalan).

⑵ Berpuasa

Berpuasa adalah amalan yang luar biasa, sebagaimana disebutkan di dalam hadīts qudsi.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda, Allāh Subhānahu wa Ta'āla  berfirman:

كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

"Semua amalan anak Ādām adalah untuk dirinya sendiri kecuali puasa, karena puasa itu adalah untuk Ku dan Aku yang langsung membalasnya."

Disini Allāh Subhānahu wa Ta'āla menisbahkan pahala puasa (ibadah puasa) adalah untuk Allāh.

√ Allāh Subhānahu wa Ta'āla tidak butuh amalan hamba-Nya,
√ Allāh tidak butuh kebaikan dari hamba-Nya.

Akan tetapi di sini dinisbatkan kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla, menunjukkan bahwa puasa memiliki kedudukan yang sangat agung (sangat luar biasa), sampai-sampai Allāh Subhānahu wa Ta'āla yang akan membalasnya langsung.

⑶ Memperbanyak shalāt.

Shalāt adalah ibadah dan termasuk rukun Islām kedua, bahkan di akhir hayat Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam Beliau mengatakan, "Shalāt, shalāt."

Dan orang yang melaksanakan shalāt wajib kemudian dia memperbanyak shalāt-shalāt sunnah maka dia akan menjadi wali Allāh.

Dan dalam sebuah hadīts qudsi, Rasūlullāh  shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

ومَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

"Dan senantiasa hamba Ku itu, dia mendekatkan diri kepada Ku, dengan ibadah-ibadah nawāfil (ibadah sunnah) sampai aku mencintainya."
(Hadīts riwayat Imām Bukhāri)

Setelah melaksanakan ibadah yang wajib, shalāt tepat waktu, shalāt di masjid bagi laki-laki, kemudian dia memperbanyak ibadah-ibadah sunnah, maka ini akan menyebabkan kecintaan dari Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

⑷ Memperbanyak takbir, tahmid, tahlil dan dzikir.

Mengucapkan:
√ Allāhu Akbar
√ Alhamdulilāh
√ 'Lā ilāha illallāh
√ Dzikir-dzikir yang lainnya adalah termasuk amalan shālih yang diperintahkan.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam di dalam hadītsnya bersabda:

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللهِ وَلا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ الْعَشْرِ فَأَكْثِرُوا فِيهِنَّ مِنَ التَّهْلِيلِ وَالتَّكْبِيرِ وَالتَّحْمِيدِ

"Tidak ada hari-hari dimana amalan-amalan shālih yang dilakukan di dalamnya lebih agung di sisi Allāh dan lebih dicintai melainkan sepuluh hari awal bulan Dzulhiijjah. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid."
(Hadīts shahīh riwayat Imām Ahmad, dan di shahīhkan oleh Syaikh Al Albāniy rahimahullāh)

⑸ Memperbanyak sedekah.

Dan banyak sekali hadīts-hadīts tentang sedekah.

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:

والصَّدقةُ بُرهَانٌ

"Dan sedekah adalah bukti keimanan seseorang kepada Allāh Subhānahu wa Ta'āla."

Dan di sana masih banyak amalan-amalan dan dalilnya yang kita tidak bisa sebutkan satu persatu.

Diantaranya;

√ Banyak membaca Al Qur'ān.
√ Belajar Al Qur'ān.
√ Mengajarkan Al Qur'ān.
√ Taklim.
√ Bermajelis dzikir.
√ Memperbanyak istighfār.
√ Birul walidain
√ Menyambung silaturahim dengan saudara dan kerabat.
√ Menyebarkan salam.
√ Memberi makan kepada orang-orang yang membutuhkan.
√ Amar ma'rūf nahi munkar
√ Menjaga lisan.
√ Menjaga kemaluan.
√ Berbuat baik kepada tetangga.
√ Dan lain sebagainya.

Dari ibadah-ibadah fisik hingga ibadah-ibadah bathin, ibadah yang tampak dan ibadah yang bathin.

Perbanyaklah ibadah-ibadah, terutama di sepuluh hari diawal bulan Dzulhiijjah ini. Ini adalah hari-hari yang utama dan hendaknya kita saling berlomba untuk kebaikan, terutama bagi anda sekalian yang berada di tanah suci. Jangan sia-siakan kesempatan ini karena belum tentu akan kembali dua kali.

Karena Allāh Subhānahu wa Ta'āla memberikan kepada kita kesempatan,  berkumpulnya waktu yang utama (10 hari awal bulan Dzulhiijjah) tempat yang mulia (tanah harām) yang dimana amalan dilipat gandakan. Pahala shalāt 100.000 kali dan juga ibadah utama yaitu haji (dhuyufurrahmān).

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه وسلم
واخردعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة اللّه وبركاته
_____________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar