Kamis, 18 Oktober 2018

Musibah disebabkan Kemaksiatan

Musibah yang sering melanda, bencana yang tak kunjung reda, itu disebabkan karena dosa dan kemaksiatan kita kepada Allah Ta’ala. Akan tetapi sayang, hampir tidak pernah kita dengar dari para pakar bencana kecuali sebab-sebab fisik, mengapa terjadi gempa, letusan gunung, tsunami, dan lainnya.

Hampir tidak ada yang mengaitkannya dengan ulah perbuatan manusia dalam bingkai agama, termasuk juga mereka yang dikatakan sebagai para sarjana agama. Bahkan mereka terkesan melecehkan orang-orang yang mengaitkan antara bencana dengan perbuatan manusia. Padahal sejatinya ada kaitan antara dua hal tersebut.

Allah berfirman yang artinya, ”Dan musibah apa saja yang menimpa kalian maka itu disebabkan karena perbuatan tangan kalian, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahan tersebut)”(QS. Asy Syuuraa: 30)

Jangan sampai kita diadzab oleh Allah Ta’ala sebagaimana adzab yang telah ditimpakan kepada kaum-kaum sebelum kita, karena kezhaliman-kezhaliman mereka.

Jika kita telusuri kisah-kisah umat terdahulu yang jatuh ke dalam kehancuran, maka kitakan dapati mereka adalah orang-orang yang telah berbuat syirik kepada Allah. Mereka menyekutukan Allah dengan selain-Nya dan mereka lebih mendahulukan hawa nafsu dari beriman kepada Allah Ta’ala.

Kesyirikan tidaklah sebatas seseorang menyembah kepada berhala atau mengakui adanya pencipta selain Allah Ta’ala, akan tetapi mempunyai makna yang lebih luas dari itu semua. Jika suatu peribadatan dipalingkan kepada selain Allah Ta’ala, maka ia telah berbuat syirik. Entah itu ditujukan kepada malaikat, orang sholeh, Nabi, wali, jin atau selainnya, maka ia telah melakukan kesyirikan.

Semoga kita tidak termasuk orang-orang yang menyekutukan Allah Ta’ala dan semoga kita senantiasa berdo’a kepada Allah agar dijauhkan dari kesyirikan sebagaimana doa Nabi Ibrahim (yang artinya), “Ya Rabbku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.” (QS. Ibrahim : 35)

#tauhid #syirik #introspeksidiri #bencana #ujian #azab #teguran #muslimpeduli
_____________________________________________

Ketika terjadi sebab-sebab yang menimbulkan suatu keburukan maka sebab itu tidak boleh dinisbatkan kecuali kepada dosa-dosa yang telah kita lakukan.

Dikarenakan pada dasarnya semua musibah itu terjadi akibat kemaksiatan : sebagaimana firman Allah 'azza wa jalla :

وَمَآأَصَابَكَ مِنْ سَيِّىَٔةٍفَمِنْ نَّفْسِكَ...

"Apa saja keburukan yang menimpa dirimu maka itu disebabkan dirimu sendiri..." (QS. An-Nisa' : 79)

وَمَآأَصٰبَكُمْ مِّنْ مُّصِيْبَةٍفَبِمَاكَسَبَتْ أَيْدِيْكُمْ...

"Musibah apa saja yang menimpa kalian, itu disebabkan ulah perbuatan tangan kalian..." (QS. Asy-Syura : 30)

Latha'iful Ma'arif karya Ibnu Rajab Al-Hanbali
_____________________________________________

Hari demi hari berlalu, dosa demi dosa kita perbuat, kemaksiatan demi kemaksiatan menorehkan luka menganga dan noda-noda hitam di dalam hati kita, Maha Suci Allah!!

Seolah-olah tidak ada hari kebangkitan, seolah-olah tidak ada hari pembalasan, seolah-olah tidak ada Zat yang maha melihat segala perbuatan dan segala yang terbesit di dalam benak pikiran, di gelapnya malam apalagi di waktu terangnya siang, innallaha bikulli syai’in ‘aliim (Sesungguhnya Allah, mengetahui segala sesuatu).

Setiap muslim dan muslimah pernah berbuat salah, baik dia sebagai orang awam maupun seorang ustadz, da’i, pendidik, kyai, atau pun ulama. Karena itu, setiap orang tidak boleh lepas dari istighfar (minta ampun kepada Allah) dan selalu bertaubat kepadaNya, sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Setiap hari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon ampun kepada Allah sebanyak seratus kali. Bahkan dalam suatu hadits disebutkan, bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta ampun kepada Allah seratus kali dalam satu majelisnya.

Jika seorang muslim dan muslimah pernah berbuat dosa-dosa besar atau dosa yang paling besar, maka segeralah bertaubat. Tidak ada kata terlambat dalam masalah taubat, pintu taubat selalu terbuka sampai matahari terbit dari barat.

Imam An Nawawi rahimahullah berkata, ”Para ulama telah sepakat, bahwa bertaubat dari seluruh perbuatan maksiat adalah wajib; wajib dilakukan dengan segera dan tidak boleh ditunda, apakah itu dosa kecil atau dosa besar.” [Syarah Shahih Muslim (XVII/59)]

#taubat #segerataubat #dosa #dosabesar
_____________________________________________

Tidak ada komentar:

Posting Komentar